Sederhana saja, ini mengenai Haikal yang mencintai Avni dan sebaliknya.
"Kamu ... jangan kaget kalau suatu saat nanti aku ninggalin kamu tiba-tiba," ucap Haikal.
"Kamu jangan ngomong kaya gitu," ucap Avni pelan.
"Aku gak suka," lanjutnya.
🌊Start...
Suara keheningan begitu mendominasi di sebuah ruang rumah sakit, semua wajah orang-orang yang ada di sana begitu cemas, panik, takut bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak, dua jam yang lalu mereka mendapat kabar dari kepolisian bahwa Mahen mengalami kecelakaan dan sedang di larikan ke rumah sakit Angkasa.
Untung saja Handphone Mahen tidak menggunakan kata sandi dan masih bisa digunakan, jadi polisi bisa segera menelepon seseorang yang sering di telepon oleh Mahes
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dokter mengatakan tidak ada yang perlu di khawatir kan, Mahen juga sudah siuman sekarang dan hanya mendapat beberapa jahitan di kepala dan tangannya, begitu juga luka luka kecil yang ada pada wajah dan kakinya.
Orang tua Mahen yang sedang di Kanada juga kaget karena mendapat kabar dari Avni bahwa Mahen kecelakaan dan sedang di rawat di rumah sakit. Mereka juga segera berangkat ke Indonesia dengan jadwal penerbangan tercepat yang bisa mereka dapatkan.
Haikal, Fani, Zara, Bunda dan Ayahnya Avni juga terkejut, mereka kemudian bergegas ke rumah sakit Angkasa ketika mendengar kabar tersebut.
Isak tangis Avni terdengar begitu keras di keheningan malam. Avni dan Haikal berada diruang rawat Mahen.
"Ha-haikal," ucap Mahen dengan suara serak sambil melihat kearah Haikal berdiri, Mahen seperti sedang meminta izin.
Haikal yang paham pun hanya mengangguk kan kepalanya.
Mahen memegang kepala Avni yang menunduk di samping bed pasien. Ia mengelus kepalanya perlahan dengan tangan yang sedikit gemetar.
"Untung.. hiks... lo selamat hiks." suara Avni disertai suara tangis itu membuat hati Mahen ikut sedih begitu juga dengan Haikal.
"Gue, gapapa... udah- jangan nangis lagi," kata Mahen dengan perkataan yang terputus-putus.
"Kenapa bisa gini sih?" Zara bersuara dengan nada rendah.
"Jangan, jangan di tanya-tanya dulu, kasian Mahen nya," Ucap Fani sambil menyenggol Zara. Zara diam dan refleks menutup mulutnya.
Semua yang ada di sana bersyukur Mahen tidak mengalami apa yang mereka cemaskan.
"Nak Mahen istirahat ya, Ayah sama Bunda mau keluar sebentar," ucap Bunda yang hanya dibalas anggukan oleh Mahen.