33

11 1 0
                                    

Kamu adalah orang aku percaya selama ini. Memantapkan hati untuk selalu percaya, bahwa nanti kisah kita akan berjalan mulus.
~Salma
.
.

"ARGGG SIALAN! AYO OTAK KERJA LAGI!" Teriak nayya sambil memukul kepalanya.

Keringat bercucur deras di keningnya, rasa pusing kembali menyelimuti kepalanya. Bahkan dirinya sempat pingsan karena terlalu memaksa untuk berfikir.

Berbagai cara ia lakukan. Sampai akhirnya sisa 2 kertas lagi. Tangannya yang bergemetar terus saja mencatat apa yang otaknya dapatkan.

"Angka romawi? Ini tujuh tiga tiga? Make cara apa lagi ini Yaallah" Stress nayya.

Tring

Notifikasi di Handphonenya berbunyi. Ia mendecak kesal karena banyak notif yang masuk. Jelas-jelas tak akan ia balas jika tidak penting.

Kemudian nayya melirik notif itu, ternyata dari putra dan?

"Nomer siapa?" Nayya membuka Aplikasi WhatsApp miliknya, "Putra? Berduaan? Di kampus? Siapa lagi nih cewe" Lanjut nayya memperhatikan wajah samping perempuan yang duduk di samping Putra dengan saling tatap di sebuah bangku taman.

"ALIN?"

Nayya tak menyangka alin akan berbuat nekat. Bahkan pacarnya saja sedikit lagi di embat olehnya. Benar-benar wanita ular, batin nayya kesal.

"BODO!" Emosi nayya lalu melanjutkan aktivitasnya.

Menulis Huruf dan mengartikannya.

"Pergi atau celaka? Sama aja mati bodoh! Ribet amat make angka panjang-panjang."

"Nih apa lagi Masyaallah. Sabar kan lah hamba mu ini Yaallah"

"Sepuluh satu? Cara-cara!" Nayya mengecek cara kertas pertama sampai keenam, "Cara atu gak ada angka 10 berarti make cara kelima?" Lanjut nayya terus menulis dengan mulut yang mengeluarkan kata-kata ajaib.

"Tai tai tai! Bau bau bau"

"Anjir"

"Asu"

"Babi"

"Ngepet"

"Beg-"

Tok tok tok

"Nay, keluar nay dah cukup semingu lu ngurung di kamar" Kata Kenath lembut yang berbicara di luar kamar nayya.

Nayya menatap pintu lalu melanjutkan menulisnya dengan mulut yang masih mengucapkan mantra-mantra.

"Nay? Jangan gini dong. Gua bantu nyelesain ya. Untuk sisa itu kan? Nayya!."

Lagi dan lagi dirinya hanya mendengar tanpa membalas ucapan para saudaranya.

Akhirnya nayya bisa menyelesaikan Teka teki yang peneror berikan. Selama semingu dirinya mengurung diri di kamar dengan alat infus yang selalu menemaninya.

Yaps, dirinya sakit dan di rawat di Apartnya. Tidak ingin mencium bau obat yang sangat memuakan, bagi nayya.

"Akhirnya selesai juga" Ucap nayya lalu memijat kepalanya yang semakin berdenyut.

Tenaga dan pikirnnya di kuras habis-habisan selama semingu ini. Bagaimana tidak dirinya terus berfikir kode rahasia ini. Dengan bantuan google dan beberapa alat seperti Handphonenya sendiri.

Bahkan 1 buku yang berisi 32 lembar habis tanpa sisa. Banyak coret-coretan untuk menemuka jawaban itu. Dari kertas pertama yang memakai cara seperti menyesuaikan angka dengan huruf yang ada di Log pangilang.

Kembalilah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang