14

1.5K 44 2
                                    

Kamu itu seperti hujan💦 Awalnya aku senang✨ Lalu aku sakit💔

***

Hari ini adalah hari senin. Hari di mana murid mamasuki sekolah dengan lesu. Hari yang sangat melelahkan. Upacara bendera yang Dilaksanakan setiap senin kecuali saat hujan. Upacara akan di berhentikan.

Nayya sedang berjalan di koridor sekolah tiba-tiba ada yang memangil namanya. Sontak nayya mencari sumber suara dan ternyata dia. Dia yang memangil nayya. Putra.

"Nayya"pangil putra dan berlari mendekati nayya

"Apaan put??"jawabnya jutek

Putra tersenyum melihat nayya. Awalnya ia takut bila nayya akan menjauh seperti biasanya. Tapi kali ini ia membawa keberaniannya untuk menghapiri nayya dan berbincang bincang. Walau putra tau pasti nayya akan bersikap jutek padanya.

"Selamat pagi"sapa putra

Nayya memutar bola matanya malas, "Pagi"Juteknya

Putra masih sabar akan sifat nayya ini, "Masih aja jutek"ucapnya mencolek dagu nayya

Karna risih nayya menghempas tangan putra kasar, "To the point aja"

Putra mengehalng nafasnya, "Semangat ya nanti"ucapnya Menyemangati nayya

Memang hari ini adalah hari dimana nayya,salma,lea,rani dan ajeng akan menampilkan sebuah lagu. Karna di sekolahnya tepat hari ini, hari Senin sekolah mengadakan acara.

"Iya makasih"ucapnya datar dan terkesan jutek lalu pergi meningalkan putra yang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Maaf karna telah menyakitimu"

****

Kini acara yang di sekengarakan di sekolah Nayya pun sudah di mulai. Sambutan demi sambutan sudah di lakaanakan.

"Masih lama kan?"tanya nayya kepada salma

"Tingal beberapa menit lagi kenapa emangnya?"

"Gw kebelet mau ke kamar mandi"bohong nayya

"Yaudah.....mau gw anter?"tawar lea

"Ga usah gw bisa sendiri"ucap nayya lalu pergi menuju kamar mandi.

Niat nayya ingin mencari putra. Ingin melihat wajahnya sebelum ia mangung. Ia berniat mencari putra namun ia malah kebelet buang air kecil dulu. Ia berjalan menuju toilet yang berada di dekat ruang musik. Karna itu lebih dekat.

Saat ia melewati ruang musik, seketika tubuhnya merengang. Yang tadinya senyumannya merekah karna ingin bertemu putra malah pudar seketika.

Pemandangan di dalam ruang musik membuatnya kesal dan air matanya lolos meluncut di pipi tembabnya.

Ia berlari dengan air mata yang turun dengan deras. Untung saja semua muris sedang menyaksikan acara di lapangan sekolahnya. Jadi tak ada yang melihatnya.

"Nayya"

Pagilan itu membuat nayya kembali meneteskan air matanya dan berlari menuju lapangan lebih tepatnya belakang pangung.

****

"Gw tunggu di ruang musik!!"

Pesan yang tak lain dari parsya pun membuat putra risih. Mau tak mau ia menuruti kemauan parsya.

Kembalilah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang