34

32 2 2
                                    

Sebisa mungkin aku melupakan, semakin aku masuk ke dasar jurang yang sangat dalam.
.
.
.
>Happy Reading<
.
.
.

"Gua bilang pergi ANJING!" Maki putra saat melihat alin duduk di sampingnya.

Sudah cukup selama ini alin mengikutinnya. Dirinya tau jika alin lah yang mempunyai niat jahat untuk hubungannya dan nayya.

Putra sempat mendengar pembicaraan alin dan saputri
Tempo lalu. Dirinya mendengar jika saputri berhasil membuat nayya menjauhi dirinya karena teror itu. Bahkan sudah 1 bulan ini dirinya di jauhi nayya, kabar selama ini tak ia dapatkan dari pacarnya itu.

"Lu gak sebaik yang gua kira" Tunjuk putra tepat di depan wajah alin lalu pergi meningalkannya.

Tangan alin terkepal kuat, "Liat aja gua bakalan buat lu jatuh cinta sama gua! Apapun caranya!" Licik alin.

Disinilah putra berjalan tanpa arah di sebuah taman kesukaan nayya dan dirinya. Kenangan manis dan pahit taman ini membuat dirinya sesak. Tak ada yang bisa membuat dirinya sakit sedalam ini. Nayya lah yang membuatnya lemah akan semuanya.

Tangannya terkepal saat pembicaraan kedua wanita ular itu, terus berputar di otaknya seperti kaset yang rusak.

Flashback on

"Gua berhasih buat nayya hilang kabar" Ucap seseorang membuat putra berhenti.

Niat awalnya dirinya akan menemui alin yang katanya ingin berbicara penting kepada dirinya. Dengan segera putra mengumpat di balik tembok dekat gudang, terlihat disana dirinya melihat saputri dan alin yang sedang bahagia.

"Bagus, rencana kita berhasil" Senang alin dengan senyum devilnya.

"Teror berjalan lancar. Gua yakin gak lama lagi nayya bakalan putusin putra"

"Kita lanjut rencan selanjutnya" Senyum miring tercetak jelas di sudut bibir alin.

Putra membesarkan pupil matanya, ia tak menyangka jadi semua ini karena mereka berdua? Dirinya tau alin sangat menyukai putra maka dari itu dirinya selalu menjauh walau alin terus-terusan berusaha dekat dengannya.

"Jadi gini kelakuan kalian berdua?" Gumam putra lalu pergi dari sana.

"Lu udah siapin orangnya?" Tanya alin memastikan rencana selanjutnya akan berjalan lancar

"Aman"

Mereka tertawa jahat dengan senyum yang sangat mengerikan.

🍫🍫🍫

Disinilah putra di sebuah bangku taman yang ada di kampus mereka. Putra duduk dengan alin di sebelahnya. Wajahnya ia sengaja seperti biasa untuk tak membuat alin curiga karena dirinya sudah mengetahui hal busuk milik alin.

"Ada apa?" Tanya putra seperti biasa.

"Gua mau ngomong sama lu put"

"Ngomong aja"

Jepret

Sontak suara itu membuat pupil mata alin membesar. Putra menatap alin dalam saat mendengar serta melihat reaksi alin.

"Pasti buat dikirim ke nayya" Batin putra menebak.

"Anjing sap sap! Make ada suaranya segala!" Batin alin kesal.

Kembalilah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang