°41

1K 206 49
                                    

Author POV

Begitu sampai di lantai 7, (M/N) sudah tepar di depan pintu dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang membasahi dahinya.

Ia melepaskan topinya dan mengibaskan di depan wajahnya seperti sedang mengipasi diri sendiri.

"Hah...hah... kaki gue sudah mati rasa" gumamnya dan saat memejamkan matanya...

Kriett~

...suara pintu terbuka itu menarik perhatian (M/N) sampai ia berdiri memasang kuda-kuda. Lupakan tentang kakinya yang bergemetar karena tak kuat berdiri.

yang terpenting adalah ia ingin keluar hidup-hidup dan tentunya bersama Myojin dan Argha.

"(M/N--" Tak mendengar panggilan dari sang pelaku, (M/N) melancarkan tinjuan yang di tahan olehnya seseorang

"Hoi, sadarlah! ini aku, Aki Myojin"

"Oh? Maso? Ku kira kau adalah lawan, ternyata kawan" Cengiran watados dari (M/N) itu membuat Myojin tepuk jidat

Myojin menundukkan kepalanya dengan kedua tangan berada di belakang punggungnya, melihat tingkah laku Myojin itu membuat (M/N) tersadar.

Sreet~

Pipi (M/N) tergores karena belati milik Myojin. untung saja, ia membaca tingkah laku rekannya (M/N) dulu ini.

"...Meleset, ya?" Gumam Myojin dengan suara dingin

"Cih, ternyata salah tebakan ku" Tangan (M/N) mengusap kasar pipinya yang berdarah

Gigi Myojin bergemelatuk, lalu mulai mengangkat belatinya dan menyerang (M/N) sekali lagi, tapi di hindar dengan sempurna.

Kiri, Kanan, Kiri, dan Kanan begitu arah Myojin mengayunkan belatinya. Dan tentunya (M/N) menghindari serangannya.

Bugh!

Tiba-tiba Myojin menendang perut (M/N) yang membuatnya mundur dan menatap dinding tembok yang keras. tidak ingin memberi sang lawan beristirahat sejenak, Myojin mengangkat belatinya lagi.

'Kami-sama, aku pasrahkan diriku sepenuhnya pada saat ini kepada penguasa langit dan bumi, karena aku ikhlas, Kami-sama. Aku ikhlas' batin (M/N) yang sudah pasrah

"Hentikan, Myojin-san"

Mata pisau belati Myojin terhenti di atas leher (M/N) yang terekspos sebab MC kita tengah menunduk dan meringkuk memegang perut Myojin yang keras.

Kemudian, (M/N) menggelengkan kepalanya sembari menggigit lidahnya kasar agar tetap terjaga karena rasa sakit di lidahnya.

'Baunya kek menyan, apa ini tanda-tanda ada yang mati, kah?' Batin (M/N) ngawur dan ia sedikit mendongak menatap kaki jenjang berjalan ke arahnya

Tangan yang kasar itu menyentuh rahang (M/N) memaksanya mendongak, Mata yang tertutupi dengan Eyepatch dan luka goresan panjang di sekitarnya. Tak lupa juga seringai licik di wajahnya.

 Tak lupa juga seringai licik di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•THE ANIME ASSASSIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang