44

1.3K 128 33
                                    

"Ugh ... Mengapa kalian memukulku ..." kata Keiji sambil berusaha bangkit.

"Itu karena saranmu, bodoh!" kata Kaori dengan wajah memerah.

Itu terlalu memalukan, bagaimana bisa gadis sepolos dirinya bersikap hina seperti itu, bahkan bila ia tak melakukan apapun namun tetap saja cara itu terlalu hina.

"Lalu bagaimana? Apa kau mau menunggunya menembakmu?" tanya Keiji yang sudah kembali duduk, namun ia masih mengelus perutnya.

"Tidak, tetap begini saja menurutku sudah bagus, kalian tau kalau ada juga gadis lain yang menyukainya dan gadis itu ratusan kali lebih baik dariku karena itu aku ... Aku akan membantu hubungan mereka!" kata Kaori yang awalnya agak sedih namun ia tetap mengatakannnya dengan ringan.

Jelas gadis itu tau akan umurnya yang pendek sependek anu kalian, jadi tidak mungkin baginya untuk mendekati Arima lalu membuatnya baper kemudian pergi begitu saja, itu sangat tak manusiawi.

Tujuannya hanya ingin Arima kembali bangkit dan mulai kembali menyukai piano seperti dulu, jangan terus terpaku didalam trauma masa lalunya.

Dan Keiji jelas mengetahui hal ini, ia menghela nafas dan kemudian bangkit ke arah Kaori lalu mengelus kepalanya sambil berkata, "Terserahmu saja, aku hanya akan mendukungmu!"

Mendengar ini membuat hati Kaori hangat, ia mengangguk dan berkata, "Terima kasih."

"Yosh, ayo ganti topik dan makan sepuasnya biar aku yang traktir!" Kata Keiji dengan semangat, ia kaya jadi tidak perlu khawatir soal uang bahkan bila seluruh kafe di dibeli sekalipun ia masih punya banyak uang.

...

Setelah mengobrol dan bercanda ketiganya akhirnya memutuskan untuk kembali, baik Keiji dan Izumi mengantar Kaori pulang karena mereka cukup perhatian sama salah satu mantan waifu pada eranya saat itu.

Setelah mengantar keduanya kembali dengan tenang dan santai, mereka benar-benar menikmati reuni mereka.

Di kamarnya Keiji duduk sambil melihat-lihat agenda buat besok, apakah ada hal penting atau tidak karena besok ia akan bolos lagi.

"Yaa, sepertinya tak ada, aku bisa pergi menemui Myne, aku tidak tau kenapa bocah itu tidak merespon di group!" Kata Keiji ringan.

Ini salah satu tanggung jawabnya sebagai pemimpin, ia perlu perhatian mengenai keadaan para anggotanya meski ia tak perlu khawatir soal keselamatan mereka karena bila mereka mati itu bisa di bangkitkan lagi namun sebisa mungkin ia tidak ingin ada hal buruk bagi anggotanya.

Meski merepotkan namun harus ia lakukan agar citranya sebagai pemimpin akan selalu tinggi dan hal ini juga mencegah ketidakpuasan di para anggota mengenai tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

Keesokan paginya ia dan Izumi berangkat sekolah namun di pertengahan Keiji pergi ke arah lain.

"Kei, mau kemana kau?" Tanya Izumi heran.

"Aku ada keperluan, hari ini aku akan bolos dan Nii-san, bisakah kali ini kau merahasiakannya dengan baik jangan sampai ibu tau lagi, ok?" Kata Keiji ringan dan ia pergi tanpa mendengarkan persetujuan dari Izumi.

Izumi disana menghela nafas karena Keiji pergi begitu saja, ia pun berkata dengan pelan, "Haa, dasar anak ini."

Jelas ini bukan pertama kalinya Keiji bolos, ia juga pernah bolos begitu saja namun yaa karena ia jenius jadi sekolah enggan menghukumnya.

Di gang kosong, Keiji kemudian menghilang dan muncul di suatu tempat, itu adalah hutan belantara.

"Ahh, sepertinya tiket itu tidak bisa langsung membawaku ke tempat tujuan atau yang terdekat, pengirimannya terlalu acak." Kata Keiji tak berdaya.

Namun hal ini juga kesempatan baginya untuk berganti pakaian, setelah itu ia terbang dengan melacak keberadaan Myne.

Tidak lama sebelum ia tiba di sebuah kota dan mulai membaur dengan penduduk namun tetap saja itu masih terasa aneh karena pakaiannya berbeda dan ia memakai pakaian modern bukan pakaian kampungan milik rakyat jelata di kota.

Ia kemudian mendekati sebuah gedung komersial, itu adalah gedung milik perusahaan Gilberta, tempat Myne mencari uang.

Dengan santainya Keiji datang dan melihat situasi sekitar, mungkin karena pakaiannya yang unik membuatnya di kira sebagai salah satu bangsawan di kerajaan.

"Permisi tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pria muda dengan sopan dan marah.

"Apa benar ini perusahaan dagang Gilberta?" Tanya Keiji santai.

"Ya pak." Jawabnya cepat dan singkat.

"Oh, kalau begitu sampaikan salamku kepada gadis kecil bernama Myne di atas, katakan Miyamura Keiji menunggunya disini." Kata Keiji ramah.

"Myne? Maaf pak, tapi tidak ada gadis seperti itu disini." Jawabnya dengan cepat, jelas ia berbohong soal ini.

"Ahahaha, pergilah ke ruang bos mu dan katakan ada pemuda bernama Miyamura Keiji disini, kuyakin ia akan keluar dengan sendirinya." Kata Keiji tidak peduli dan masih sesantai biasanya.

"Maaf tuan, tapi ada kepentingan apa anda dengan anak bernama Myne?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba datang, ia adalah Mark, tangan kanan Benio.

"Hanya teman, aku disini untuk berkunjung, jadi bisakan aku minta tolong pada kalian atau kalian ingin aku berteriak?" Tanya Keiji ringan dan santai.

"Tidak, aku akan menyampaikannya, tapi bila nona Myne tidak ingin bertemu kuharap anda bisa keluar dan jangan menganggu lagi." Kata Mark dengan sopan namun juga waspada.

Ia merasa sedikit ancaman saat berbicara dengan Keiji, rasanya seperti pemuda didepannya bisa membunuhnya dengan sangat mudah karena itu ia tidak bisa melakukan hal lain selain memberitahu Myne tentang ini.

Ia segera pergi dan berbisik ke Benio selaku pemimpin dan bos dari perusahaan Gilberta.

"Myne, apa kau kenal sama orang bernama Miyamura Keiji?" Tanya Benio langsung.

Seketika Myne terkejut, "Miyamura Keiji!? Apa ia ada disini?!"

"Tidak, aku akan segera kebawah!" Kata Myne dengan panik dan bingung, sembari berlari ia juga melihat group dan benar saja ada pesan mengenai kedatangan Keiji!!

Benio, Mark, dan Lutz yang melihat betapa paniknya Myne merasa ada sesuatu yang tidak benar, mereka juga segera menyusul Myne.

Dan Benio segera mengendong Myne karena bila tidak nanti Myne akan pingsan dan demam lgi, itu tidak baik.

Mereka benar-benar penasaran dengan pemuda bernama Miyamura Keiji itu, siapa dia hingga membuat Myne panik.

Apalagi mereka juga waspada terhadap Keiji, bila Keiji datang dengan maksud jahat maka mereka tidak akan sopan sama sekali.

Bagaimanapun Myne adalah orang terdekat ketiga orang itu, jadi tidak mungkin mereka akan membiarkan Myne begitu saja disakiti oleh orang lain.

"Pe-pemimpin!" Segera Myne memanggil saat melihat sosok Keiji.

Meski ia belum pernah bertemu tapi gaya pakaian modern itu sudah pasti adalah Keiji, pemimpin yang kekuatannya sangat dikagumi oleh semia anggota group bahkan di puja layaknya dewa oleh para anggota generasi pertama.

Become Omnipotent With The World Ruler Chat GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang