2

5.2K 376 27
                                    

"Aku pulang!" Kata Keiji dengan ringan saat masuk ke apartemennya.

Ya, keluarga Miyamura sebenarnya bukan lah asli Tokyo dan mereka disini hanya karena pekerjaan pada awalnya sampai akhirnya membuka usaha toko kue yang cukup laris dan membuat mereka jadi menetap disini.

Dan karena keluarga mereka hanya berisi 4 orang jadi mereka hanya membeli apartemen atau rumah susun ini untuk menjadi tempat tinggal mereka dan belum ada niatan buat pindah rumah.

"Oh, Kei-kun, selamat datang kembali!" Kata seorang wanita kepada Keiji.

Wanita itu lebih tua dari Keiji namun matanya hampir sama seperti Keiji yaitu mata yang merasa lelah dan ngantuk namun masih di paksakan untuk tetap terjaga.

Nama wanita itu adalah Miyamura Iori, ibu dari Izumi dan ibu angkatnya Keiji meski begitu Keiji lebih menganggap Iori sebagai ibunya sendiri karena sudah terbiasa dengan itu.

"Ibu? Kau pulang cepat hari ini." Kata Keiji terkejut mendapati Iori sudah ada dirumah.

"Kenapa? Kau tidak senang melihat ibumu dirumah?" Tanya Iori dengan curiga dan terkesan dingin.

"Bukan gitu, hanya saja biasanya kau di toko jam segini." Keiji menjawab dengan ringan dan santai kemudian dia meneruskan dengan sebuah pertanyaan, "Lalu, apakah ada yang menjaga toko selagi kau disini?"

Iori mengelengkan kepalanya dan mwnjawab dengan ringan, "Tidak, toko aku tutup hari ini karena kepalaku pusing!" Kemudian dia melanjutkan dengan bingung, "Kemana I-kun? Apakah dia tidak bersamamu?"

"Kepala ibu sakit!? Apakah ibu sudah meminum obat? Udah makan!?" Tanya Keiji dengan panik dan cemas.

"Udah, aku sudah meminum obat." kata Iori ringan namun merasa hangat saat putra angkatnya yaitu Keiji mencemaskan dirinya.

"Fiuh, kalau begitu lebih baik ibu istirahat, makan malam akan aku yang urus!" kata Keiji dengan lega dan juga bertanggung jawab dalam urusan masak karena Iori sedang kurang sehat.

"Tidak apa, aku bisa melakukany–"

"Tidak, malam ini biar aku yang masak, kau istirahat saja di kamarmu!" kata Keiji memotong perkataan Iori dengan tegas dan serius.

Melihat putranya bersikeras membuat Iori hanya bisa pasrah dan menurut saja, "Baiklah, namun di mana I-kun? Aku belum melihatnya?"

"Nii-san? Ah ya tadi aku melihatnya sedang berjalan-jalan, mungkin dia bermain dulu di suatu tempat atau pergi ke rumah Shindou-san." kata Keiji dengan ringan.

"Ohh, jadi dengan Shindou-kun, mungkin dia akan pulang malam." kata Iori yang mungkin sudah terbiasa dengan aktivitas Shidou dan Izumi.

Iori berjalan ke arah kamarnya namun tiba-tiba dia kepikiran sesuatu dan bertanya kepada Keiji, "Ngomong-ngomong, kapan kau mau membawa Mitsuko-chan ke rumah? Aku ingin sekali melihatnya!"

Keiji yang sedang berjalan ke kamar pun menjadi berdiam diri dengan kaku, lalu dia menengok ke arah Iori yang masih menatapnya sembari menunggu jawabannya.

Keiji hanya bertanya dengan gugup kepada Iori. "Ba-bagaimana ibu tau tentang Mii-chan?"

"Mii-chan? Oh panggilanmu kepada Mitsuko-chan, tidak buruk dan itu cukup imut!" Iori mengangguk puas mendengar nama panggilan Mitsuko yang terdengar imut.

"Tu-tunggu bu, aku bertanya dari mana kau tau soal Mii-chan!?" kata Keiji menegaskan agar ibunya tidak mengindari pertanyaannya.

"Aku mendengarnya dari Shindou-kun yang sering datang ke toko, dan ku coba menanyakannya lagi ke I-kun dan jawabannya kalau kalian sudah jadian." kata Iori menjawab dengan jujur.

"Shindou-san!!! Nii-san!!!" teriak Keiji dalam hati memanggil dua pelaku yang membocorkan rahasia hubungannya.

"Sekarang kau yang menjawab pertanyaanku, kapan kau akan membawa Mii-chan kerumah? Aku ingin sekali melihatnya." kata Iori kembali ke pertanyaan awal.

"Ahahaha, mungkin nanti ... yaa, hubungan kami masih baru dan belum saatnya dia bermain ke rumah, kan?" kata Keiji dengan tawa canggung sambil menatap hal lain.

Dia berbohong, dia tidak bisa mengatakan kalau hari ini dia sudah mengundangnya namun di tolak dengan halus oleh Mitsuko, bila Iori tau mungkin Keiji akan sangat malu.

"Ha-hari ini panas sekali, aku akan pergi mandi dulu, ibu juga segera lah istirahat dan jangan banyak berpikir tentang hal yang tidak penting!" kata Keiji dengan cepat membuang topik ke tong sampah lalu pergi ke kamarnya.

Iori menatap tingkah putranya yang sedang menjalani masa pubernya, dia merasa sikap Keiji sangat lucu dan akhirnya memutuskan untuk istirahat karena efek obatnya mungkin sudah mulai aktif dan sekarang dia mengantuk.

Di kamar Keiji tiduran sembari membenamkan wajahnya ke bantal, dia merasa malu saat ibunya alias Iori tau tentang hubungannya dengan Mitsuko padahal sudah dia tutup-tutupi dengan rapat dan hati-hati.

"Izumi-nii dan Shindou-san, kalian berdua tunggu saja pembalasanku!!" kata Keiji dengan marah serta malu.

Dia ingin sekali menguliti keduanya karena terlalu ember, masa iya rahasianya yang sudah sengaja dia tutup-tutupi malah di bongkar dengan mudah oleh dua manusia itu.

"Ibu sedang sakit, lebih baik kubuatkan bubur dulu." kata Keiji yang mencoba mengalihkan pikirannya dengan hal yang lebih penting yaitu kesehatan Iori.

Dia pun akhirnya pergi untuk mandi, membersihkan diri dari kotoran dan rasa letih dari semua aktivitasnya di luar rumah.

Setelahnya dia memasak bubur untuk Iori, karena sudah terbiasa masak sendiri jadi Keiji sudah bisa dikata ahli dalam hal memasak seperti ini.

"Fiuh, yosh saatnya memberikannya ke ibu!" kata Keiji dengan antusias dan puas melihat mahakaryanya di dalam mangkuk yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk dan di ukir dengan indah untuk membuat seseorang melihatnya merasa segar namun tidak mengurangi efektivitas kegunaannya.

keiji membangunkan ibunya sebentar untuk makan bubur, tentu Keiji lah yang menyuapinya dengan lemah lembut, Iori merasa sangat hangat di hatinya.

Seperti ibu pada dasarnya yang ingin di manja oleh anak-anak mereka, Iori juga ingin di sayangi oleh putra-putranya, meski Keiji bukanlah putra kandungnya namun Iori sudah lama menganggap Keiji sebagai putranya.

Apalagi sikap Keiji yang sangat mencintai keluarga dan lemah-lembut saat menyangkut keluarga membuat orang-orang di Miyamura Family's merasa nyaman.

Keiji hanya penampilannya saja lah yang galak namun sebenarnya hatinya sangat lah lembut dan hangat saat bersama orang-orang yang dia sayangi.

"Enak, masakanmu memang enak, Kei-kun!" Puji Iori tulus.

"Ini juga karena kau yang mengajarkannya, bu." Kata Keiji rendah hati.

"Sekarang ibu bisa istirahat, bila perlu sesuatu panggil saja, oh ya aku meninggalkan lonceng di meja jadi gunakan itu untuk memanggilku." Kata Keiji dengan perhatian.

"Um, aku tau." Kata Iori senang dengan perhatian Keiji.

"Ayah mungkin akam pulang akhir bulan ini ..." kata Keiji mencoba mengingatkan.

"Um, dia selalu sibuk dengan kerjaannya!" kata Iori dengan malas saat membicarakan soal suaminya.

"Jangan berkata seperti itu bu, ayah kan dipekerjakan di luar negeri jadi jarang punya waktu untuk pulang." kata Keiji menjelaskan.

"Aku tau, kau istirahat juga sana." kata Iori ringan.

"Ya, kalau ada sesuatu bunyikan saja loncengnya, aku akan datang untuk membantu!" kata Keiji yang berdiri dan pergi.

"Aku mengerti ..." kata Iori pelan dan mulai tertidur.

Become Omnipotent With The World Ruler Chat GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang