7. Pertemuan Awal

37 3 0
                                        


Kelima pemuda itu berjalan menuju kamar pasien tujuannya. Semalam, Yamada sudah mengabari semua hal yang dirinya dan Daiki bicarakan saat menjenguk Yabu kepada ketiga sahabatnya. Saat pulang menjenguk juga ia tidak lupa untuk menagih cerita mengenai bagaimana kakaknya itu bisa dekat dengan Hikaru. Dan jujur, ia sangat terkejut ketika mendengarkan cerita dari Daiki. Ia tidak tau ternyata memang separah itu kondisi Yabu mengingat senpai-nya itu terlihat baik-baik saja dan antusias saat mengobrol dengannya kemarin.

"Permisi..."

Sapaan sopan dari Daiki mengundang perhatian dari pemilik kamar itu. Yabu tersenyum hingga matanya melengkung sempurna. Daiki memasuki kamar itu layaknya ibu itik yang anak-anaknya setia mengikuti di belakang.

"Wahh, senang bertemu dengan kalian semua. Silahkan duduk!" Sapa Yabu menatap satu-persatu wajah asing yang baru ia temui hari ini.

Satu persatu dari ketiga teman Yamada mulai memperkenalkan diri masing-masing. Meski suasana sedikit canggung, karena mereka bertiga juga baru pertama kali bertemu dengan seniornya, tapi Yabu berinisiatif untuk membawa suasana menjadi lebih ringan dan bersahabat bagi mereka.

"Senpai, dimana Hikaru-san? Kenapa sendirian?"

Di benak Daiki, sangat berbahaya membiarkan seniornya itu sendirian di kamarnya. Cerita mengenai ancaman dari dua pria asing itu masih jelas teringat di otaknya. Ia takut, jika hal itu benar terjadi.

"Hikaru katanya mau membeli sesuatu di minimarket terdekat. Kau tidak perlu khawatir. Kondisiku sekarang kian membaik," ucapnya sambil bercanda. Matanya masih melengkung membentuk sabit yang mampu membuat siapapun ikut tersenyum.

"Jadi senpai, Inoo Kei itu seperti apa orangnya?" Tanya Chinen yang mulai membuka topik utamanya.

"Kei itu orang yang sangat baik. Dia ramah dan akrab dengan siapapun, suka membantu, pintar pula. Bahkan kalau seandainya dia lulus dengan semestinya, sudah dipastikan lulusan terbaiknya bukan aku, tapi Kei."

Yabu menghela napas sebelum ia kembali melanjutkan kata-katanya, "Jika berbicara mengenai sifat jeleknya, mungkin sifat misteriusnya. Seramah dan sebaik apapun dirinya, ia hanya sedikit membicarakan tentang dirinya sendiri. Aku tidak tau alasannya, tetapi aku merasa bahwa aku bahkan tidak mengenal dengan baik siapa itu Kei. Ia terasa sangat jauh dan asing."

Kelima orang yang mendengarnya tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Akan semakin sulit untuk menyelidikinya jika seperti ini. Bahkan Yabu yang notabene-nya adalah sahabatnya Inoo Kei saja tidak tau benar siapa dirinya. Semuanya terasa sangat abu-abu.

"Kurasa aku harus menceritakannya dari awal pertemuanku dengannya dan semua yang aku tau mengenai masalahnya sampai harus terlibat dengan organisasi kejam itu. Bagaimanapun juga, aku ingin mendengar pendapat kalian dan berdiskusi mengenai hal ini."

Yamada, Daiki, dan ketiga sahabatnya itu mengangguk setuju dengan pernyataan dari senpai-nya itu, "Baiklah, aku mengenalnya sejak hari pertama sebagai murid baru di SMA..."

Flashback on
Hari ini adalah hari pertama Yabu bersekolah di SMA. Tidak ada teman dari sekolahnya dulu yang ia tahu bersekolah disini. Ia benar-benar sangat asing dan harus memulai semuanya dari awal. Berteman dengan orang baru dan segala hal disini adalah hal yang baru baginya.

Seharusnya di hari pertama ia bersekolah, ia sudah mempersiapkan dengan matang segala hal yang harus ia bawa ke sekolah. Namun, ia malah meninggalkan bento yang sudah ia bikin tadi pagi. Perutnya meronta untuk diisi, namun sepeser uang pun ia tidak bawa. Sungguh sial hari ini.

Yabu memilih untuk tidur sebentar di mejanya untuk mengisi waktu istirahatnya. Setidaknya saat tidur, ia bisa melupakan rasa laparnya. Namun, niatnya itu ditepis ketika seorang laki-laki berparas cantik itu mendekatinya.

Unknown BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang