19. Rahasia Mei

27 6 0
                                        


"Baiklah, kami terima kerja sama-mu dengan kami. Aku harap, kau tidak kabur dari janjimu sendiri."

~ 💚 ~

"Apa-apaan Yabu-kun!? Aku tidak sudi bekerja sama dengan dia!" Protes Mizuki kesal dengan keputusan sepihak yang Yabu utarakan.

Yabu menghembuskan napasnya kasar, "Bisakah kalian menurunkan ego kalian masing-masing!? Kau juga, Nagano-san! Kita tidak punya pilihan lain, oke? Apakah kau pikir kesempatan ini akan datang secara cuma-cuma? Seperti yang Nagano-san katakan, kita gak akan bisa mencari dimana keberadaan Kei kalau kita terus buntu seperti ini!"

"Tapi-"

Hikaru berusaha menenangkan Mizuki melalui kontak mata. Jujur, ia sama kesalnya dengan sikap kurang ajar-nya Nagano. Tetapi, perkataan Yabu memang benar. Kesempatan emas ini belum tentu akan datang lagi kepada mereka. Meskipun, bisa saja informasi ini tercampurkan oleh dusta, setidaknya mereka masih punya gambaran ke depannya daripada tidak punya sama sekali.

"Kami sudah menerima kerja sama darimu. Apakah kau akan memberitahukan semuanya pada kami?" Tanya Hikaru to the point.

Perempuan itu mulai mengatur napasnya yang sempat menggebu-gebu tadi. Ia kembali menatap setiap mata yang ada dan mulai menceritakan semuanya dari awal.

"Seperti yang kalian ketahui sebelumnya, ayahku dan ayah Kei-chan berkerabat dekat. Bisa dibilang, mereka adalah teman seperjuangan. Mereka sama-sama menempuh pekerjaan mereka yang berhubungan dengan pengobatan. Namun, semua kekerabatan itu musnah ketika ayahku mengetahui bahwa ayah Kei-chan mengkhianatinya. Bahkan setelah ayah Kei-chan wafat, kekesalan itu masih ada dan berujung hutang yang kalian ketahui itu."

Jantung Aki seolah dihunus ribuan pedang. Ia tidak percaya dengan semua informasi ini. Ayahnya mengkhianati sahabatnya sendiri? Tapi kenapa? Ia merasa seolah ada informasi yang mengganjal dan semisal memang benar bahwa ayahnya berkhianat pasti ada alasan dibaliknya.

"Apakah ayahmu se-dendam itu sampai harus jadi penagih hutang seperti itu? Kau tau kan, yang paling menderita akan hal itu tuh ibunya dan Kei sendiri!" Kesal Yabu.

"Ayahku mengatakan bahwa pengkhianatan itu berhubungan dengan uang. Makanya, beliau mencoba meminta haknya kembali. Apakah itu salah? Meskipun, aku tau itu cara yang sangat kejam. Kita juga sudah tidak bisa mengubah fakta itu lagi."

Nagano kembali menarik napasnya begitu tak ada yang berbicara lagi, "Informasi ini mungkin akan membuat kalian mencap keluargaku sebagai kriminal kejam. Semisal setelah ini kalian akan melaporkan hal ini ke polisi. Aku sudah tidak peduli. Aku sudah muak dengan sikap serakah ayahku dan menjadikan manusia sebagai objek penelitiannya. A-aku sudah memutuskan untuk tidak terlibat lagi dengan mereka."

Wajah semua orang yang hadir disana seketika menegang. Kata kunci 'manusia sebagai objek penelitiannya' cukup membuat mereka sulit untuk sekedar menelan ludahnya sendiri. Di jaman yang modern ini, tidak disangka masih ada penelitian ilegal seperti itu. Mereka sudah tidak mau membayangkan jika Kei juga bagian dari itu.

"Apa maksudmu, Mei-chan? Kei onii-san tidak menjadi objek penelitian, kan? Iya, kan!? Jawab aku, Mei-chan!" Teriak Aki frustasi. Ia menggoyangkan tubuh Nagano yang hanya bisa menunduk. Chinen berusaha menenangkan Aki untuk menjauh dari perempuan yang ada disampingnya itu.

"Aku paham bahwa kalian pasti akan marah padaku. Selama ini, ayahku menghabiskan sisa hidupnya dengan obat-obatannya. Ia begitu percaya bahwa ia sendiri bisa menciptakan obat yang mampu menetralisir kerja narkotika sehingga setiap orang bisa menggunakan narkotika tanpa takut akan efek samping dari narkotika tersebut. Licik, bukan?" Jelasnya dengan senyum miris.

Unknown BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang