8. Yaotome Bersaudara

33 3 1
                                    


Flashback on

Tidak terasa, sebentar lagi sudah menuju akhir kelas satu SMA. Dari awal mereka bersekolah di SMA, semuanya berjalan begitu lancar. Masih mampu tertawa tanpa beban. Masih mampu bersantai dan bercanda. Semua masih terasa normal. Yabu berharap seterusnya akan seperti ini hingga kelulusan.

Namun, disaat ia berharap seperti itu, rentetan kejadian mengerikan itu malah menyerang diantara sahabatnya. Hal itu bermula ketika Yaotome bersaudara tidak masuk sekolah suatu hari. Baik Yabu maupun Kei juga tidak mengetahui kenapa mereka tidak masuk saat itu. Mereka mencoba menghubungi Hikaru dan Mizuki, namun tak ada kabar apapun dari mereka.

Keesokan harinya, Yabu dan juga Kei dikejutkan oleh Mizuki yang wajahnya dipenuh luka dan plester. Hikaru yang datang juga tidak mengatakan apapun dan lebih banyak diam. Yabu tidak mengerti apapun, begitu juga dengan Kei. Mereka ingin melihat Mizuki yang banyak tertawa dan lelucon dari Hikaru lagi. Setidaknya, mereka juga ingin membantu sebisanya.

Namun sekeras apapun mereka mencoba bertanya mengenai apa yang terjadi dengan si kembar Yaotome, mereka hanya diam dan mengatakan bahwa ini adalah masalah keluarga. Yabu mungkin memikirkan akan lebih baik jika tidak terlibat banyak. Apalagi ini menyangkut masalah keluarga. Namun Kei tetap bersikeras ingin membantu dan mengatakan bahwa ia akan melakukan apapun untuk mengembalikan senyuman Hikaru dan Mizuki.

Ini jelas diluar jangkauan Kei. Ia sadar bahwa apapun masalah keluarga Yaotome tidak ada hubungannya dengannya. Namun, kenapa ia harus sepeduli itu? Yabu sendiri juga tidak habis pikir. Ia ingin menarik Kei untuk tidak terlibat lebih jauh. Ia ingin memperingatkannya bahwa mungkin saja akan berbahaya baginya.

Namun, Yabu itu pengecut.

Yabu tidak seberani Kei yang berusaha menerobos kedalam dan melihat sebenarnya apa masalah keluarga Yaotome itu. Ia hanya bisa melihat Kei yang melangkah jauh meninggalkannya sendirian. Meninggalkannya seolah ia kembali asing.

Tapi, memang nyatanya seperti itu kan? Dari awal, mereka itu hanya bertiga. Jika Yabu tidak meninggalkan bentonya, apakah Kei akan tetap menawarkan bento kepadanya? Yabu hanya sosok asing yang masuk begitu saja kedalam persahabatan mereka bertiga.

Apa yang harus Yabu lakukan, jika sudah seperti ini?

Puncak dari masalah ini adalah ketika gosip mengerikan itu mulai menyebar di sekolah. Mereka berbisik menatap jijik seorang Yaotome Mizuki yang datang sekolah dengan wajah yang penuh luka baru. Yabu sendiri tidak tau darimana gosip itu berasal. Ia hanya mendengar dari orang-orang bahwa Mizuki adalah seorang wanita murahan dan luka itu sendiri berasal dari pria kasar yang dilayaninya.

Sungguh, Yabu sangat kesal dan marah mendengar gosip sekasar itu. Ia tau persis sifat Mizuki dan tidak mungkin sahabatnya itu melakukan hal sehina itu. Yabu percaya dengan Mizuki, begitu juga dengan Kei.

Dihari yang sama ketika gosip itu tersebar, Yabu dan Kei mendapati Mizuki berjongkok sembari sesenggukan di spot sekolah yang jarang dilewati murid maupun guru. Hikaru disampingnya setia mengelus punggung saudara kembarnya itu dengan perasaan sedih, kacau, marah, dan kesal menjadi satu.

"Mizuki..."

Panggilan lembut dari Kei membuat Mizuki mendongak. Wajahnya sudah memerah seperti tomat.

"Mungkin ini bukan saat yang tepat, tapi bisakah kau menceritakan semuanya padaku? Mengenai rumor itu dan masalah keluargamu. Itu tidak benar, kan?"

Suaranya itu benar-benar halus dan lembut. Menenangkan siapapun yang mendengarnya. Mizuki masih sesenggukan menatap ke arah lain.

"Mereka benar. Aku memang perempuan kotor. Jadi, jangan mau berteman dengan perempuan penggoda sepertiku lagi."

Unknown BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang