Ada Apa Dengan Wisnu?

6.5K 626 38
                                    

"Artinya apa?"tanya Aron dengan polosnya karena memang dia tidak mengerti.

"Positif, aku positif hamil." ucap Hazel tentu saja membuat Aron sangat terkejut dan tak percaya dengan kabar baik ini, dia memegang testpack tersebut lalu menatap ke arah istrinya dan memeluknya dengan bahagia.

"Tapi, kamu gapapa?"tanya Aron melepas pelukannya karena yang dia tau, istrinya masih belum siap mempunyai anak.

"Tuhan tau waktu terbaik untuk kita dikasih anak.Dan sekarang doa-doamu terkabul sayang, aku tau kamu pasti sangat menginginkan anak."ucap Hazel meraih tangan suaminya menyakinkan Aron kalau dia juga siap mempunyai anak sekarang.

Aron mengelus perut Hazel dan menciumnya dengan gembira, apa yang ia tunggu akhirnya terwujud juga.

"Kita perlu periksa ke dokter untuk bisa lebih jelas tau kondisinya kan?"tanya Aron.

"Iya perlu, nanti aku hubungi temenku dokter kandungan.Atur jadwalnya baru deh periksa." ucap Hazel bersemangat.

"Kalau sudah seperti ini, aku jadi tidak bisa meninggalkanmu sendirian."ucap Aron.

"Masih awal, kamu tidak perlu terlalu khawatir."ucap Hazel.

"Sebenarnya sedetikpun aku tidak pernah tenang saat berpisah denganmu, apalagi ini kamu sedang hamil.Semakin besar rasa khawatirku."ucap Aron.

"Kasih aku waktu untuk mengurus semuanya, papamu juga sepertinya setuju atau tidak tetap akan menyuruhku untuk tinggal bersama denganmu di tempat penugasan."ucap Hazel.

"Papa mengatakan itu?"tanya Aron

"Iya,kemarin orangtuamu selain membahas tentang anak,mereka juga menyuruhku untuk segera ikut denganmu." jawab Hazel.

"Aku akan usahakan kamu tetap bisa menjadi dokter disana, walaupun mungkin ini bukan impianmu menjadi dokter biasa."ucap Aron.

"Terima kasih suamiku, aku sangat beruntung mempunyai suami hebat dan pengertian sepertimu."ucap Hazel mencubit pipi suaminya dengan gemas.

"Eits satu lagi, kamu beruntung punya suami yang tampan sepertiku."ucap Aron dengan narsisnya.

"Uhh udah mau jadi ayah masih saja sifat narsisnya tidak terbuang." ucap Hazel.

"Kira-kira anak pertama kita apa ya, kamu mau laki-laki atau perempuan?"tanya Aron sangat bersemangat.

"Atau ternyata anak kita kembar gimana?" lanjut Aron.

"Ih Aron, jangan ngomong yang aneh-aneh deh." ucap Hazel.

"Loh kok aneh?" tanya Aron heran.

"Satu dulu ya, nanti baru kamu rasakan sensasi bagaimana mengurus anak."ucap Hazel.

"Kamu selalu seperti paham sekali rasanya punya anak,tau dari mana?" tanya Aron.

"Rekan-rekan dokter seniorku sering sekali mengeluh kalau mengurus anak itu tidak seindah yang dibayangkan.Mereka bahkan ada yang sampai stres, pekerjaan mengurus anak dan pekerjaan menjadi doker dijadikan dalam satu.Ada juga yang memakai jasa babystitter, tapi mereka tidak sebaik orangtua mengurus anak.Anaknya ada yang sampai dipukul, diberi obat tidur terlalu banyak."jelas Hazel.

"Karena itu aku bilang, aku tidak ingin anakku nanti di urus oleh orang lain.Harus kita berdua yang mengasuh,mendidiknya.Mempunyai kedua orangtua yang super sibuk dan hanya membayar orang untuk mengurusi anak itu benar-benar menyakitkan perasaan seorang anak." ucap Hazel tertunduk seperti mengingat sesuatu.

"Aku anak tunggal dari orangtua yang hebat, ayahku seorang pengusaha begitu pula ibuku juga perempuan yang banyak mengurus usaha.Mereka sangat mencintai pekerjaannya, bahkan sering mengontrol pekerjaan bersama, tidak ada yang mau mengalah diantara mereka untuk berhenti bekerja dan sejenak mengurusku.Dari kecil aku diasuh oleh babysitter, entah berapa kali mereka menukar babysityer karena tidak sanggup mengurusku yang nakal ini.Aku sengaja membuat mereka tidak nyaman karena aku ingin mencari perhatian orangtuaku, tapi tak berhasil."ucap Hazel dengan mata berkaca-kaca mengingat dulu dia hanya bergelimang harta dan sangat sedikit sekali menghabiskan waktu bersama orangtuanya.

Kapten Aron 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang