Terlihat raut wajah Nomi sedikit berubah tetapi dia langsung menutupinya dengan terlihat biasa saja.
"Ya bagus lah,akhirnya Raza menemukan jodohnya.Sampaikan kepadanya aku turut bahagia." ucap Nomi.
BUG
"Aw sakit, kenapa Zel?"teriak Nomi saat Hazel menepuk bahunya.
"Kamu tu ngga usah bohong lagi deh, suka kan dengan Raza?apalagi dia baik banget sama kamu." ucap Hazel.
"Ya baik banget sih Raza, tapi rasanya dia tidak cocok denganku." jawab Nomi.
"Hampir tiga tahun loh,kenapa masih ragu." ucap Hazel.
"Kamu tidak tau rasanya jadi aku Hazel,karena sudah terbiasa disukai oleh pria yang kamu inginkan.Sedangkan aku separuh waktu hidupku hanya menyukai dan mencintai satu orang,aku juga tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya kecewa atau sakit hati yang aku buat sendiri.Nyembuhinnya juga bingung kan karena ulah sendiri." ucap Nomi memebuat Hazel jadi tidak enak.Selama ini hanya Nomi saja yang sangat menegerti Hazel,tetapi tidak sebaliknya.
"Maaf ya Nomi, aku seperti terkesan memaksa.Karena aku merasa Raza pria yang sangat baik ,dia juga sering cerita kepadaku kalau memang sangat menyukaimu dan kamu sahabat terbaikku.Jadi aku ingin kalian bersama,tapi aku tak memikirkan perasaanmu." ucap Hazel memeluk Nomi, dia merasa sangat bersalah karena tidak mengerti perasaan Hazel.
"Iya gapapa,aku tau kamu pasti berniat baik untukku.Tapi Raza beneran dijodohkan?berarti udah mau nikah nih?"tanya Nomi terdengar sangat penasaran.
"Huu penasaran juga kan." ucap Hazel.
"Iya sebagai temannya boleh dong aku ingin tau," ucap Nomi.
"Teman apa teman kok penasaran seperti itu, dia emang dijodohkan tapi masih belum menerima.Karena memang dia masih ingin menunggumu."ucap Hazel.
"Jangan membuat omongan,mana mungkin karena aku." ucap Nomi merasa tidak percaya kalau alasan Raza seperti itu.
"Raza tuh cerita apapun loh ke aku, apalagi tentang kamu.Cuma tentang perjodohan ini saja dia kemarin tak berani menceritakan langsung, setelah aku tanya dia memang masih ingin menunggumu.Gimana dong Nomi? kamu tau kan rasanya seperti apa menunggu." ucap Hazel.
"Tau,cuma aku masih bingung saja Hazel." ucap Nomi
"Iya tidak apa-apa, nanti akan aku bicarakan kepada Raza."ucap Hazel.
Setelah itu mereka banyak sekali menggobrol panjang lebar, setelah makan mereka juga mendatangi Mall untuk berbelanja.Satu hari ini mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama.
Keesokannya Hazel masuk kerja,secara kebetulan dia melewati ruangan Dean anaknya Olivia.Terlihat dia menangis histeris tidak ingin disuntik dan selalu memanggil papi.Dia sedikit prihatin dengan kondisi Dean,hati lembut Hazel langsung mengingat memorinya saat kecil yang pernah bertingkah seperti Dean, ingin selalu bersama ayahnya.
"Andai saja ibumu tidak membuatku kesal, aku perbolehkan Aron untuk menemanimu nak, benar-benar membuat hati tidak tega melihat seorang anak menangis seperti itu."batin Hazel lalu melangkah masuk ke ruangan Dean.
"Ada apa ini?" tanya Hazel kepada perawat.
"Ini dok, dari kemarin Dean tidak ingin makan dan minum.Bahkan untuk disunti vitamin juga tidak mau." ucap perawat.
"Walinya mana?"tanya Hazel.
"Tadi malam ada dok, cuma pagi ini dia menitipkan kepada kami karena ada urusan."jawav perawat itu.
Hazel mendekati Dean, dan menyentuh lengannya.
"Hei Dean, ingat tante ngga?"tanya Hazel menatap Jean.
"Papi, mana papiku tante." teriak Dean.
"Sst papi ngga akan suka kalau liat Dean teriak-teriak, mau ketemu papi harus sehat,minum makan dan mau dikasih vitamin ya sayang."ucap Hazel sangat lembut berhasil membuat Dean behenti menangis.Dengan ucapan lembut dan sikap keibuan Hazel.
"Anak pintar." ucap Hazel mengelus kepala Dean karena sudah tenang dan mau diberi vitamin.Setelah itu Hazel langsung keluar dari rungan Dean.Belum sempat Hazel menuju ruangannya, dia sudah di tarik oleh Nomi untuk segera menyambut pasien gawat darurat yang baru saja datang,Hazel sedikit bingung kenapa Nomi menariknya itu bukan tugasnya untuk menerima pasian gawat darurat.Tetapi Nomi menjelaskan kalau di UGD sedang kekurangan dokter dikarenakan ada kecelakaan beruntun.Saat menyambut kedatangan ambulans,untuk pertama kalinya Hazel berteriak terkejut melihat pasien yang keluar berlumuran darah memakai baju tentara,membuat Hazel teringat kepada suaminya.Dia sedikit shock tetapi langsung bergerak membantu memeriksa pasien.Hari itu memang hari tersibuk dokter di rumah sakit A karena ada kejadian kecelakaan beruntun,yang ternyata kecelakaan itu salah satunya membawa bus tentara.Hazel satu harian penuh bekerja sampai larut malam, padahal bisa saja sore tadi dia pulang.
Selesai pekerjaanya hari ini, Hazel berjalan ke ruangannya dengan tatapan lurus sekali dia jadi sedih dan takut.
"Aku tidak pernah membayangkan kalau suatu saat pasien yang aku tunggu turun dari ambulans adalah Aron dengan tubuh yang penuh darah seperti korban tadi." ucap Hazel dengan menatap layar ponselnya memandangi foto Aron yang ia jadikan layar depan ponselnya.Dia mengarahkan jarinya menyentuh kontak yang dia beri nama "Kapten Aron" tapi dia urungkan niatnya dan entah angin apa yang membuatnya langsung membuka jubah dokternya dan mengambil tasnya bergegas keluar dari rumah sakit menuju parkiran mobilnya.Ternyata Hazel melajukan mobilnya ke batalyon tempat Aron bekerja tanpa menghubungi suaminya terlebih dahulu, karena Aron pernah berpesan kalau ingin datang harus memberitahunya.
Sampai di depan gerbang batalyon mobil Hazel dihentikan oleh petugas penjaga disana.
"Selamat malam ibu, sekarang sudah pukul setengah 1 malam.Ada keperluan apa?"tanyanya.
"Sepertinya tentara baru." batin Hazel.
"Saya Hazel, istri kapten Aron." ucap Hazel, spontan mereka langsung hormat dan membuka gerbang mempersilahkan Hazel untuk masuk.
Sementara itu ternyata,Aron ternyata sedang beradu konflik dengan anggota tentara dari batalyon daerah S yang bertindak tidak sopan saat bertamu tadi.Mendengar pemberitahuan bahwa istrinya datang dari talkywalky.Aron memutar bola matanya sedikit kesal karena kedatangan Hazel di waktu yang tidak tepat, tapi disisi lain dia juga khawatir ada hal mendesak apa yang terjadi karena sudah tengah malam seperti ini Hazel datang.Zaky mengetahui kaptennya yang bingung,langsung menghampiri Aron dan mengatakan akan mengurusi Hazel.
"Nanti kalau ada hal yang mendesak langsung kasih tau, aku mau urus disini dulu.Hazel jangan sampai masuk kesini."ucap Aron.
"Siap kapten." jawab Zaky.
Hazel berjalan menuju ruangan Aron, belum sampai kesana terlihat Zaky berlari menghampirinya.
"Dimana kapten Aron?"tanya Hazel.
"Masih ada tugas, dokter langsung masuk ke kamar kapten saja.Oh iya apa ada hal penting?karena sudah tengah malam seperti ini dokter datang." tanya Zaky.
"Tidak ada, aku hanya ingin melihatnya.Apa keadaanya baik-baik saja?karena perasaanku tidak enak tadi."ucap Hazel.
"Kapten baik-baik saja, dokter jangan khawatir.Ayo saya antar ke kamar kapten." ucap Zaky.
"Terima kasih ya, sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu Zaky.Gimana kabarmu?sudah punya pacar atau masih," belum selesai Hazel berbicara tiba-tiba ada suara tembakan.
DOR
Zaky langsung memandangi ke arah tempat dimana kapten Aron berada.
"Hendri ini selalu berulah." batin Zaky mengutuk sangat kesal.
"Ada apa itu?apa itu latihan biasa?"tanya Hazel penasaran dan khawatir.
"Zaky bawa dokter Hazel kesini cepatt!" teriak Raza dari talkywalky yang juga terdengar oleh Hazel.
"Kamu bilang kapten baik-baik saja."ucap Hazel dengan mata yang berkaca-kaca dia langsung berpikir bahwa terjadi sesuatu hal buruk kepada Aron,mendengar teriakan Raza seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
RomanceBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...