"Uwek uwek,"terdengar suara Hazel yang muntah-muntah dari tadi.Sementara Aron berdiri di depan pintu kamar mandi memandang istrinya dengan rasa khawatir tapi dia juga bingung harus berbuat apa,karena Hazel tidak mau Aron terlalu dekat dengannya.
"Kita ke rumah sakit aja deh,biar kamu diperiksa.Aku rasa itu udah ngga normal muntah-muntah terus dari tadi malam."ucap Aron.
"Duh minggir deh,ngehalangi jalan tau ngga."ucap Hazel sedikit mengeser Aron yang berdiri tepat di depan pintu kamar mandi.Aron hanya mengelus dadanya menguatkan dirinya untuk lebih sabar lagi menghadapi istrinya yang sedang hamil.
"Mau makan apa,biar aku beli."ucap Aron duduk disebelah Hazel.
"Nanyain makan terus,kamu mau nyuruh aku muntah-muntah lagi karena makan?ngga pengertian banget sih kamu."ucap Hazel.
Aron kembali menarik nafasnya,memang semenjak hamil emosi istrinya sangat tidak stabil.Hal ini membuat Aron kadang bingung harus berbuat apa.
"Bukan seperti itu sayang,kamu kan baru saja muntah.Pasti perutnya jadi kosong lagi dan lapar,mungkin kamu ada ingin sesuatu yang mau kamu makan?biar mood kamu jadi membaik juga."ucap Aron dengan sangat lembut.
"Inisiatif dong,masa kamu nyuruh aku mikir dulu mau makan apa."ucap Hazel.
Tanpa menjawab pernyataan Hazel,Aron pun memilih keluar dari kamar.Dia membawa ponselnya dan menelepon mamanya.
"Tumben nih anak mama satu ini nelepon,ada apa nak?"tanya mama Aron.
"Ma,memangnya perempuan hamil itu semenyebalkan ini ya? Hazel semenjak hamil aneh sekali ma,kemarin dia jadi perasa sekali,sekarang suka marah-marah tidak jelas,hal kecil aja langsung marah,apa yang Aron lakukan selalu saja salah dimata Hazel,Aron harus bagaimana ma menghadapi Hazel? pernah juga dia tidak mau tidur bersama,itu kenapa ma?"tanya Aron.
"Itu sih bukan Hazel yang mau seperti itu,tapi keinginan calon anakmu yang di dalam perut Hazel.Untuk sekarang kamu sabar saja,jangan sampai marah terhadap istrimu,hamil itu ngga mudah nak.Jadi mengertilah jika istrimu sedikit bertingkah."ucap mama Aron membuatnya sadar kalau dia harus lebih sabar lagi menghadapi Hazel.
"Terima kasih ma,"ucap Aron menutup teleponnya lalu dia melangkah kembali ke kamarnya.Dia melihat Hazel sudah terbaring diranjangnya dengan wajah yang sedikit agak pucat dan diiringi keringat di dahinya.Aron duduk di pinggir ranjang,Hazel langsung berbalik badan dan sekarang posisinya membelakangi Aron.Sebenarnya Hazel tidak mau ditinggalkan oleh Aron yang pergi untuk bekerja.
Aron meletakan tangannya melingkari perut Hazel,dan merebahkan kepalanya di atas perut istrinya.
"Nak,jangan lama-lama nyiksa ibumu ya kasian loh ibumu dari tadi malam tidak bisa makan,hari ini jangan muntah-muntah dulu ya,ayah pergi kerja dulu."ucap Aron mengecup perut Hazel lalu melepas pelukannya dan berdiri,namun tangannya diraih oleh Hazel dan di genggamnya dengan erat tanpa sepatah kata pun,membuat Aron kembali duduk disebelahnya.
"Maaf ya,aku pasti ngerepotin kamu banget."ucap Hazel membuat Aron merasa sangat gemas melihat tingkah istrinya,lalu dia mengelus kepala Hazel.
"Gapapa sayang,justru aku yang minta maaf karena tidak bisa menemanimu 24 jam,tapi aku janji nanti malam pulang."ucap Aron.
"Emangnya bisa?awas saja kalau berbohong."ucap Hazel.
"Pasti,kamu kalau mau makan pesan saja ya.Semua aplikasinya sudah aku isi saldo,jadi kamu tinggal pesan saja."ucap Aron.
"Kamu juga harus makan sayang,aku tau kamu juga tidak makan dari tadi malam iya kan?"ucap Hazel.
"Gampang aku kalau makan,kamu tuh yang harus banyak makan.Vitaminnya diminum,jangan banyak aktifitas dulu,atau ajak Nomi aja kesini? temenin kamu,"tanya Aron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
Roman d'amourBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...