Bermanja

7.3K 587 11
                                    

"Maaf dok, saya hanya bekata yang jujur tadi memang kapten Aron baik-baik saja." ucap Zaky merasa tidak enak.

Lalu mereka segera bergegas ke sumber suara dimana tempat kejadian.Sebelumnya kedatangan Letnan Hendri tidak hanya sekedar bertamu biasa, tetapi dia ingin mengajak kapten Aron untuk bergabung dengannya menjadi anggota yang dikirimkan ke istana negara dalam penjagaan tugas khusus.Letnan Hendri tau kemampuan Aron memang dikenal sangat hebat,karena itu dia sangat ingin Aron bergabung.Tetapi Aron tidak mau dengan alasan tertentu membuat Letnan Hendri sedikit memaksa.

"Ayolah bergabung, aku akan memberikan posisi yang enak untukmu." ucap Hendri.

"Tidak,kalau kedatanganmu hanya untuk membujukku silahkan pergi dari sini sekarang juga.Jangan membuat keributan."ucap Aron dengan sangat tegas.

Hendri tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah pistol dan meletekannya tepat ke hadapan wajah Aron berniat untuk mengancamnya.Namun Aron tetap tenang.

"Aku sebenarnya tidak suka cara kasar seperti ini, jadi ayo segera ikut sebelum pistol ini nyala." ucap Hendri tersenyum licik.

"Dari sekian banyak pasukan, kenapa harus aku?"tanya Aron.

"Entah,mungkin karena kemampuanmu." ucap Hendri.Aron melirik sedikit celah untuk dia melumpuhkan pistol yang Hendri pegang sambil tetap mengajaknya bicara,saat merasakan waktu yang tepat Aron langsung berusaha menjatuhkan pistol yang ada di tangan Hendri, namun Hendri ini malah menarik pelatuk pistol itu secara spontan, dan peluru itu meluncur ke salah satu anggota Hendri melukai bagian pahanya.

"Raza, cepat panggil tenaga medis." perintah Aron.

"Tapi kapten,itu harus di bawa ke rumah sakit.Dokter kita baru saja pulang."ucap Raza.

"Panggil Zaky suruh bawa Hazel kesini." ucap Aron dengan sangat terpaksa meminta bantuan istrinya yang sebenarnya dia tak ingin melibatkan Hazel dalam lingkup pekerjaanya.Ketika Hazel datang, matanya hanya tertuju kepada Aron yang terlihat baik-baik saja,pandangannya baru beralih melihat korban yang duduk dengan kaki terluka, dia langsung menghampiri.

"Luka tembak?"tanya Hazel kepada Aron.

"Iya,"jawab Aron.

"Harus dibawa ke rumah sakit, karena alat-alatnya lebih lengkap."ucap Hazel.

"Jangan,apa kata dunia nanti kalau tau terjadi penembakan seperti ini." sahut Hendri.

"Lalu bagaimana cara aku mengeluarkan peluru itu tanpa alat medis?" tanya Hazel.

"Ada diruangan kesehatan beberapa alat medis dok, mungkin bisa membantu." ucap Zaky.

"Bawa dia kesana." perintah Hazel yang dituruti oleh mereka,dan Hazel juga yang setengah berlari untuk mengibangi mereka.

"Aku hanya ingin bertemu dengan suamiku,tapi sampai disini aku malah kerja lagi huhu." batin Hazel sedikit sedih.

Sampai di ruangan medis,Hazel meminta Raza dan Zaky masuk sebagai asistennya.Cukup memakan waktu yang lama untuk mengeluarkan peluru dan pengobatannya dengan alat medis seadanya.

"Letnan yang diangkat dari privilege memang beda ya, menarik pelatuk pistol saja tidak benar."cibir Aron.

"Diamlah!kalau kau bukan orang yang mereka inginkan,aku tidak akan membuat kesalahan seperti itu." jawab Hendri.

"Sampaikan kepada mereka yang menginginkanku, sampai kapan pun aku tidak akan menjadi orang seperti kalian." ucap Aron kali ini memancing emosi Hendri,dia menarik kerah baju Aron dengan sangat geram ingin memukul Aron tapi tiba-tiba...

BUG

Sebuah botol mineral kosong mengenai kepala Hendri, tentu saja mereka langsung melihat ke arah dari mana botol itu.

Kapten Aron 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang