Ucapan Ara terdengar sangat tidak peduli, tapi ternyata itu hanya dibibir saja.Dia tanpa berpikir panjang, langsung mendatangi rumah Wisnu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena dia juga khawatir.Sampai di rumah Wisnu sesaat dia diam di depan pintu, dia benar-benar ragu untuk masuk ke dalam.
"Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan? kenapa pula aku datang kesini? jangan-jangan ini cara Hazel saja supaya aku datang." pikir Ara, dia masih ragu untuk masuk.
"Kalau ini hanya jebakan Hazel, lihat saja nanti.Aku akan sangat membencinya."gumam Ara lalu dia membuka pintu rumah Wisnu.
"Kenapa gelap banget," ucap Ara, lalu menghidupi lampu, dan dia terkejut melihat genangan air yang mengalir sangat banyak sekali.Ara mengikuti dari mana sumber air ini mengalir, matanya lebih terkejut lagi melihat genangan air yang dia ikuti berubah warna menjadi kemerahan.Nafasnya jadi memburu,matanya berkaca-kaca pikiranya jadi kacau.Dia menebak sesuatu hal buruk terjadi kepada Wisnu.
Air itu tepat keluar dari kamar mandi, Ara mencoba membuka pintu itu.Tetapi terkunci dari dalam, beberapa kali dia mengetok dan memanggil Wisnu tapi tidak ada jawaban sama sekali.Tentu saja hal ini membuat Ara sangat panik, dia berusaha mendobrak pintu tersebut dengan tenaga yang dia miliki,hampir 15 menit dia mencoba membuka pintu.Tangan kecil Ara terluka karena dia berusaha membuka pintu itu sekuat tenaga, akhirnya pintu terbuka.
Betapa terkejutnya Ara melihat Wisnu tergeletak dilantai, dengan kepalanya yang terluka dan masih menggunakan piyama handuk melilit ditubuhnya.Ara langsung mengahampirnya, mengecek denyut nadinya yang ternyata masih berdetak.Dia melihat kondisi luka dikepala Wisnu, sepertinya Wisnu terpeleset dan terbentur.Ara berusaha tenang, dan bertindak sebagai dokter dari ilmu yang dia punya.Dia mengontrol emosinya yang sebenarnya ingin meledak sangat khawatir dan harus berusaha tenang untuk mengambil tindakan yang tidak ceroboh.Ara melakukan pertolongan pertama kepada Wisnu, tidak sia-sia dia begitu serius dalam belajar saat di kampus.
Ara menghentikan darah yang mengalir dari bagian kepala Wisnu, supaya tidak terlalu banyak lagi Wisnu kehilangan darah,setelah itu dia menelepon ambulans untuk segera menjemputanya.Dengan susah payah, Ara membawa tubuh besar Wisnu keluar dari kamar mandi, walaupun dia sedikit menyeret tubuh Wisnu karena memang dia tidak kuat membawanya keluar.
"Dia tidak mungkin keluar dengan hanya menggunakan piyama handuk ini kan." ucap Ara terlihat bingung harus menganti pakaiannya atau tidak.
"Ngga tau ah, biarin aja deh mana mungkin aku membuka handuknya." ucap Ara.
Tak lama kemudian ambulans datang, Ara akhirnya menyiapkan baju untuk Wisnu dan menyuruh petugas ambulans mengantinya terlebih dahulu.Ara juga menjelaskan kondisi Wisnu dengan sangat detail kepada perawat yang ikut supaya ditangani dengan baik.Wisnu pun dibawa ke rumah sakit dan diikuti oleh Ara yang mengiringi dari mobilnya.
Di dalam mobil ternyata Ara menangis, dia sangat sedih melihat kondisi Wisnu.Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa sabar terhadap Wisnu.Memang biasanya Ara yang sering mengunjungi rumah Wisnu, dia sering membersihkannya,mengontrol apa saja yang kurang, atau apa saja yang rusak.
"Nanti terserah dia masih mau menerimaku atau tidak, tapi dia tidak bisa menghentikan rasa cintaku.Aku akan terus mencintainya."ucap Ara.
Sampai di rumah sakit, Wisnu langsung ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit.Pertolongan yang Ara berikan berpengaruh besar dalam penyelamatan Wisnu, jika tadi darahnya tidak dihentikan akan berpengaruh buruk kepada kondisi Wisnu.Tak lama kemudian, Hazel dan Nomi langsung bergegas ke ruangan Wisnu setelah mereka menyelesaikan pekerjaanya.
"Apa yang terjadi?"tanya Hazel sangat khawatir melihat Wisnu terbaring di ranjang dengan kepala yang dibalut perban, dan tangan yang diinfus.
"Bisa kita bicara sebentar?"ucap Ara serius kepada Hazel sambil melirik Nomi yang ada disana, tentu saja Nomi mengerti maksud Ara.Dia pun segera keluar,supaya Hazel dan Ara bisa bicara.
"Mau bicara apa sampai harus mengusirnya."ucap Hazel sedikit tidak suka karena Nomi harus keluar, pasti sebenarnya Nomi juga khawatir terhadap Wisnu.
"Aku dan kak Wisnu putus karenamu,"ucap Ara tiba-tiba.
"Ngomong apa sih."ucap Hazel tak ingun mengubris ucapan Ara.
"Aku mohon, demi hubunganku membaik dengannya.Bisa ngga jauh saja darinya?" ucap Ara.
Hazel menarik nafasnya kesal mendengar pernyataan Ara yang samapai sekarang masih saja selalu cemburu terhadapnya.
"Entah berapa ratusan kali aku mengatakan ini, tapi aku akan mengatakannya lagi.Ara, aku ini kakak iparmu, istri dari abangmu.Pembuktian bagaimana lagi supaya kamu bisa percaya terhadapku, aku tidak akan menganggu hubungan kalian.Tapi Kak Wisnu adalah kakak angkatku sekaligus atasanku di tempat kerja, tidak bisa memutus komunikasi kami." ucap Hazel.
"Jujur saja, sebenarnya kamu juga tidak mencintai abangku kan?buktinya satu tahun ini tidak mempunyai anak."ucap Ara.
"Huft mulut bocah ini benar-benar tidak memiliki sopan santun sekali, untung saja aku sudah hamil.Kalau belum, pasti hatiku sedih sekali." batin Hazel.
"Tau apa kamu soal rumah tangga orang,aku tidak akan menganggu hubungan kalian.Jagalah kak Wisnu dengan baik." ucap Hazel lalu segera keluar dari kamar tersebut.
Malam itu, Ara menjaga Wisnu sampai tidak tidur hingga pagi karena dia sangat khawatir.Dia ingin melihat Wisnu membuka mata lagi, baru dia tenang.Walau sesekali dia hampir saja tertidur,karena memang sangat mengantuk.Samar-samar Wisnu membuka matanya, dia juga mengerakan jarinya.Hal pertama kali yang dia lihat adalah wajah Ara yang sedang terpejam mengantuk, dia membuka matanya lebih lebar dan sedikit tersenyum melihat wajah Ara yang pertama kali dia lihat, dua kali dia masuk rumah sakit,dan masih selalu sama.Orang yang pertama kali dia lihat saat bangun adalah Ara.Hampir saja Ara jatuh,dengan sigap Wisnu menangkapnya.Tentu saja membuat Ara sangat terkejut dan terbangun.
"Ayang,"ucap Ara membuat Wisnu tersenyum.
"Kamu pasti sangat mengantuk," ucap Wisnu lalu memperbaiki duduknya.
"Maafin aku ya,ini pasti gara-gara ak," belum sempat Ara menyelesaikan ucapannya dia ditarik kedalam pelukan Wisnu.
"Terima kasih kamu selalu ada untukku." ucap Wisnu.
"Kakak tidak tau saja betapa khawatirnya aku melihat kakak tergeletak di kamar mandi dengan darah yang mengalir,aku takut."ucap Ara menangis, dia teringat kejadian dulu yang terjadi terhadap Wisnu.
Pintu terbuka dan ternyata orangtua Wisnu datang, Ara langsung dengan cepat melepas pelukannya dan menghapus air matanya.
"Putraku, apa yang terjadi nak.Gimana kondisimu?"tanya ibu Wisnu sangat khawatir.
"Hanya luka kecil bu,tidak apa-apa." ucao Wisnu supaya ibunya tidak khawatir.
"Apanya yang luka kecil, itu kepala sampai diperban.Karena apa?"tanya Ibunya.
"Ibu, sudah jangan diomelin dulu Wisnunya.Anak baru pulih juga sudah dapat omelan."ucap ayah Wisnu yang juga hadir.
"Ara, terima kasih ya sudah menjaga Wisnu.Sekarang kamu boleh pulang,biar kami yang menjaga Wisnu."ucap Ibu Wisnu mengusir halus Ara, karena memang ibu Wisnu kurang setuju dengan hubungan yang dijalin oleh Wisnu dan Ara.
Ara menatap kepada Wisnu, matanya seolah bicara kalau dia tidak ingin pergi.Tapi Wisnu memberi isyarat kalau dia menyuruh Ara untuk pulang, Wisnu pikir Ara juga butuh istirahat setelah semalaman menjaganya.
"Om tante, Ara pulang dulu ya."ucap Ara berpamitan kepada orangtua Wisnu, lalu dia melanglah keluar.
"Ibu udah berapa kali mengingatkan kamu, kalau untuk bermain-main dengan perempuan sudah bukan waktunya.Usia kamu itu sudah waktunya untuk nikah, bukan main-main dengan anak remaja seperti itu.Apa kata orang kalau lihat kamu sama Ara."ucap Ibu Wisnu yang ternyata masih terdengar jelas oleh Ara, karena dia tadinya mau masuk kembali untuk mengambil tasnya yang tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
RomanceBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...