Hazel kembali menarik tangan suaminya dan digengam dengan sangat erat karena dia sangat khawatir jika Aron harus turun sendirian menghadapi pemberontak yang jumlahnya sangat banyak.Berbagai alasan yang Hazel keluarkan untuk menahan suaminya tapi apa daya,Aron tetap ingin mengamankan kondisi yang sudah sangat tidak kondusif.
"Kamu kembali ke ruangan Wisnu, atau dimana tempat yang lebih aman lagi.Jangan ikut denganku,sekali ini saja dengarkan ucapanku Hazel." ucap Aron sangat memohon supaya istrinya luluh dan menurut.
"Aku tidak akan pulang,sebelum kamu jemput dan kita harus pulang bersama."ucap Hazel dengan mata yang sudah berkaca-kaca tidak tega membiarkan suaminya bertugas yang sangat berbahaya sendirian.
"Aku pergi dulu sayang,aku janji kita akan pulang bersama."ucap Aron lalu perlahan melepas gengamannya dari Hazel.
Hazel tetap menatap kemana perginya Aron, matanya seolah tidak mau lepas dari suaminya.Tidak hanya diam saja, Hazel juga menelepon komandan Fano.Dia melaporkan kondisi yang terjadi di rumah sakit, Hazel memohon bantuan untuk segera di kirim ke rumah sakit.
"Sabar ya nak jangan panik, Aron pasti bisa mengatasinya."ucap komandan Fano berusaha menenangkan Hazel yang terdengar sangat khawatir.
"Tolong segera bantu Aron yah,"pinta Hazel.
"Iya,ayah mau menghubungi anggota lainnya.Kamu amankan dirimu,jangan turun ke lantai bawah."ucap komandan Fano lalu segera menutup telepon.
Hazel melangkah ke jendela,melihat ke arah bawah sudah mulai berdatangan polisi.Dia pun menarik nafas dengan sangat lega karena suaminya nanti tidak sendirian.
"Walaupun mereka sudah datang,entah kenapa perasaanku masih saja tidak tenang.Apa aku turun ke bawah saja ya."pikir Hazel
Dia cukup lama dilema, ingin turun atau tidak sambil memeganggi perutnya.Tak berapa lama kemudian akhirnya dia memutuskan untuk turun, saat melangkah dengan sangat yakin,langkahnya terhenti ketika lengannya di tahan oleh Wisnu yang baru saja keluar dari kamar.
"Sudah ketebak pasti bocah satu ini ngeyel banget tetap mau turun ke bawah, masuk sini."ucap Wisnu menarik Hazel masuk ke ruangannya,ternyata dia sudah ditelepon oleh ayahnya untuk menjaga Hazel,karena Aron bertugas
"Tenang, jangan panik dan takut.Kamu seperti tidak tau saja Aron tentara yang bagaimana.Dia itu kapten,pasti tau situasi dan tidak mungkin membahayakan dirinya sendiri."ucap Wisnu berusaha untuk menenangkan Hazel yang terlihat sangat gelisah.
"Walaupun kapten,tapi kan dia juga manusia biasa yang kalau di tembak pasti akan terluka."ucap Hazel dengan mata yang berkaca-kaca.Dia juga melirik situasi di bawah dari jendela.
"Jangan di dekat jendela,berbahaya."ucap Wisnu.
Hazel pun menurut dan duduk di sofa yang tersedia di dalam ruangan itu.Sesekali dia memeganggi perutnya,di dalam hatinya Hazel mendoakan keselamatan suaminya.
"Memang tidak pernah terbayangkan,aku mempunyai suami seorang tentara.Bahkan dekat dengan abdi negara saja sebenarnya aku tidak suka,karena aku tau resikonya akan seperti ini.Rasa takut itu tak pernah sekalipun lepas dari diriku, aku sangat takut jika harus ditinggal sendirian lagi.Aku takut orang yang aku sayang dan aku cintai,mati dihadapanku."batin Hazel lalu dia menangis sangat sedih,mengingat saat dia dulu ditinggal kedua orangtuanya.Hazel tidak ingin hal itu terjadi lagi di dalam kehidupannya.
"Selain Aron, aku harus bersama siapa?"batin Hazel.
Tanpa bertanya,Wisnu tau kenapa Hazel menangis begitu sedih, dia sudah biasa melihat Hazel yang memang selalu menangis sedih jika Aron bertugas.
Sementara itu di lokasi lantai dasar rumah sakit,pihak kepolisian sudah datang mengepung pemberontak yang tidak jelas ke arah rumah sakit.Mereka ternyata mendemokan meminta keadilan karena kasus pelecehan yang di lakukan oleh salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.Ada sekitar 30 masa yang melempari rumah sakit, merusak beberapa bangunan.Aron beberapa kali hampir kena,karena memang mereka sebrutal itu.Dia berkordinasi dengan anggota lain mengatur masa yang tidak kondusif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
Roman d'amourBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...