5. 185 D : Tanpa Keterangan

72 24 3
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

"Barack liat Azhar ga?" Tanya Yohan yang sejak tadi kebingungan mencari temannya itu.

"Ga tuh. Ga ada di kelas kah?"

"Tadi aku udah cari sama tanya teman kelas lain. Mereka bilang ga liat bahkan dari tadi pagi,"

"Wah ga bener sih itu," Barack raih hp nya dari dalam tas.

Segera tekan nomor milik Azhar, mencoba menghubungi anak itu yang tak datang ke sekolah tanpa kabar itu.

Tut! Tut!

"Ga diangkat. Apa sakit ya?"

"Itu yang aku ga tau."

Barack membuang nafas.

"Kita samperin ke rumah aja pulang sekolah ini,"









Tin tong! Tin tong!

"Permisi, om Juna!!" Teriak dua anak Adam itu didepan rumah keluarga Kavindra.

Senyap.

Hanya suara angin yang berhembus saja yang mereka dengar.

"Tumben sepi? Kalau Azhar ga dirumah kemana dong?" Tanya Barack.

Yohan pun terdiam. Berbagai pertanyaan timbul dikepalanya saat ini.

Kemana Azhar pergi? Kenapa tidak memberitahu jika ia betul-betul pergi?

"Aneh banget. Mana tetangganya juga pada ga ada."

"Barack, kita pulang ayok. Tanyain ke papa masing-masing. Mungkin mereka tau," saran Yohan yang langsung diangguki dengan semangat oleh Barack.

"Balas chat aku kalau udah ketemu jawabannya."










"Rumahnya kosong? Yaudah berarti ga ada orangnya. Lagian kenapa kamu panik banget?" Papa Yesha menjawab sembari mengaduk kopi di cangkir nya.

Yohan berdecak sebal.

"Ih papa, Azhar tuh ga biasanya kayak gini. Pasti kabarin kalau mau pergi, tadi disekolah juga ga ada satupun yang tau dia pergi kemana."

"Haha, semua orang butuh privasi. Ada hal yang harus dibagi dan engga, kalau Azhar ga kabarin kamu sama Barack artinya itu urusan benar-benar privasi."

"Ta-tapi masa papa ga tau om Juna kemana,"

Papa kembali menggeleng.

"Papa cuman teman om Juna bukan sodara. Papa juga ga pernah paksa beliau buat cerita kalau lagi ada masalah, karena pasti setiap orang butuh ruang."

"Yohan. Dengar ya nak, yakinin di hati kamu kalau Azhar bakal baik-baik aja. Bilangin itu juga ke Barack, kasih jeda dulu dimana Azhar ga nemuin kalian."

Papa pun bangkit dengan cangkir kopi yang ia bawa ikut serta.

Usak kepala Yohan dengan tangan satunya dan berlalu dari ruang makan.

Yohan meremat ponselnya, rasa khawatir masih membuncah didadanya.

Sejak lama, Azhar tak pernah begini.

Pasti akan mengabari apapun situasinya hanya saja mungkin–– papa benar. Azhar juga butuh privasi.










Tut! Tut!

"Halo Barack. Kita tunggu kabar aja ya, kata papa Azhar lagi punya urusan pribadi. Semoga dia baik-baik aja dimana pun itu!!"

🥀

Selesai lagi!! Ayo-ayo mampir Zenith, STAN EPEX ayo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai lagi!! Ayo-ayo mampir Zenith, STAN EPEX ayo!!

Enjoy and see you 💐

The Perfect Ending || EPEX✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang