4. 191 D : Geng Bapak-bapak Kece

94 23 7
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

"Harusnya sih kita ga ikut, soalnya ini mah perkumpulan bapak-bapak kece bukan anak-anak hits." Barack berbisik pada dua temannya.

"Tapi dipaksa, aku juga ga mau kalau ga dipaksa. Bercandaannya garing banget, bosan juga." Kata Yohan menyetujui.

Azhar hanya tersenyum kecil mendengar bisikan dua temannya.

Anak itu baik-baik saja karena jokes miliknya juga selera bapak-bapak jadi sesekali Azhar akan tertawa ketika sebuah candaan dilontarkan dari salah satu ayah mereka ini.

Yesha, ayah Yohan yang menyadari lebih awal raut masam ketiga-- bukan dua anak Adam itu.

Ia pun terkekeh. "Kalau kalian bosan gapapa keluar aja, nanti papa panggil kalau udah waktunya makan siang. Tapi jangan jauh-jauh, ya?"

"Nah gitu dong pa, dari tadi. Ayo Barack kita cari cemilan. Azhar mau ikut?"

Gelengan menjadi jawaban. Tapi Yohan yakin ada sesuatu yang temannya itu inginkan.

"Sip, berry-berry strawberries nya dalam perjalanan." Setelahnya Yohan menarik pelan tangan Barack yang masih berjalan pincang.

Dan balasan Azhar hanyalah sebuah kekehan.

Padahal sebetulnya ia memang tak menginginkan apapun. Tapi karena itu Yohan, Azhar tidak heran lagi.

"Kenapa ga ikut juga sama mereka?" Tanya ayah Juna, ayahnya Azhar.

"Gapapa Yah, lagi ga pengen jalan."


"Tumben ya Azhar ga mau ikut kita," celetuk Barack. Yohan yang sedang sibuk mengaduk minumannya pun menjawab.

"Mungkin dia lagi capek jalan, oh ya kaki kamu?"

"Hm, udah gapapa. Beneran kan? Aku bilang apa. Kayaknya lusa udah bisa sekolah deh,"

"Periksa aja lagi ke om Juna, buat pastiin kamu udah boleh sekolah apa belum."

Barack diam. Sembari mengamati kakinya yang sudah dilapisi sepatu itu.

Perbannya sudah papa nya lepas kemarin malam, kakinya pun sudah tak terlalu bengkak jika dilihat-lihat. Itu sebabnya Barack pikir kalau semuanya sudah baik-baik saja.

"Buat kepastian Barack, takutnya ntar malah parah."

"Iya Yohan, okay. Aku temuin om Juna nanti bareng papa."

"Nah gitu dong,"

Prak!

"Sekarang, ayo cari es krim buat Azhar. Berry-berry strawberries ice cream," ajak Yohan selepas membuang kemasan minumannya ke tempat sampah.

The Perfect Ending || EPEX✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang