30. 20 D : Bahagia

28 15 2
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

Jika kalian ingin tahu bagaimana perasaan Azhar saat ini, maka hanya satu kata yang bisa mencerminkan perasaan itu sekarang.

Bahagia.

Azhar bahagia dan tentunya senang bisa lepas dari infus juga segala alat-alat medis yang sempat menempel ditubuhnya akhir-akhir ini. Lalu kini, ia bersama Yohan dan Barrack bisa berjalan-jalan santai berkeliling kota dan taman dengan bebas.

Walaupun harus duduk dikursi roda sebab ia tak boleh kelelahan, Azhar tak mempermasalahkannya karena itu semua demi kebaikan dan kesehatan tubuhnya sendiri.

Meskipun Azhar tak yakin kalau dirinya bisa bertahan selama apa yang Arjuna harapkan.




















Duduk dikursi roda disamping bangku taman yang diisi oleh Barrack serta ditemani suara desiran air juga sinar senja. Keduanya dalam keheningan tengah menunggu kedatang Yohan yang tadi izin pergi membelikan sesuatu untuk disantap sebelum pulang.

Hari ini sepenuhnya, Azhar menghabiskan waktu bersama dua sahabatnya itu.

Barrack saja yang seharusnya sejak pukul dua siang tadi bersama tim futsal nya untuk berlatih, rela tak ikut hari ini hanya untuk menemani Azhar yang memang sedang betul-betul bahagia.

Keheningan yang ada disekitar keduanya lenyap ketika sebuah kalimat terlontar dari bibir putra tunggal Arjuna itu.

"Aku senang karena bisa menghabiskan waktu bersama kalian berdua, lagi."

Sudut bibir Barrack tertarik menunjukkan senyuman serta dimple manis yang diam-diam lelaki itu miliki.

Azhar mengucapkan kalimat tersebut tanpa mengalihkan pandangannya dari senja yang akan segera menghilang.

"Aku juga." Balas Barrack singkat.

"Aku juga senang bisa melihat mu bahagia dan tersenyum tanpa merasakan rasa sakit apapun lagi, walaupun itu semua belum berakhir setidaknya air mata yang kamu punya ga terbuang sia-sia."

Azhar melebarkan senyuman nya.

"Azhar, boleh ku tanyakan satu hal?" Tanya Barrack tiba-tiba.

"Boleh, apa itu?"

Yang lebih muda mengulum bibirnya, takut-takut dan setelahnya menghela nafas.

"Apa keputusan yang kamu ambil sudah benar-benar bulat? Kamu beneran yakin ingin sembuh tanpa menyusahkan om Juna lagi?"

Sungguh Barrack takut Azhar akan marah karena mengungkit hal yang sama lagi seperti kemarin-kemarin.

Namun, dugaannya salah sebab sekarang Azhar malah tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya kembali dari menatap wajah tampan Barrack ke arah sinar senja.

Dan jawaban Azhar berikutnya benar-benar membuat Barrack harus menerima kenyataan bahwa sahabat nya itu tak ingin lagi menghadapi dunia yang kejam ini.

















"Aku ga mau nyusahin ayah lagi dan menjadi beban disaat beliau sedang sibuk-sibuknya.."

"Dan aku pengen ketemu bunda buat kesekian kalinya dan pergi dari ayah agar beliau bisa lega tanpa adanya aku sebagai beban.."

🥀

Assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum..

Di chapter ini sudah jelas bagaimana endingnya nanti.

Buat kalian yang request supaya ga ada pemain atau karakter yang mati, maaf sebesar-besarnya.

Karena sejak awal alur cerita ini disusun untuk dijadikan cerita dengan sad ending bukan happy ending.

Dan kalian harus ingat bahwa ga ada kisah yang berakhir tragis tanpa ada kebahagiaan yang menyusulnya nanti..

See you 💐

The Perfect Ending || EPEX✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang