8. 173 D : Hari Minggu

57 21 3
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

"Han, serius kita naik bianglala?" Tanya Barack takut-takut.

"Ya serius lah. Emang kapan aku bercanda?"

Yohan memang orang yang tak mudah peka. Sementara Azhar sudah menahan tawa melihat wajah pucat ketakutan Barack.

Anak itu tak pernah suka dengan ketinggian, apalagi wahana seperti ini. Ia sangat anti. Itu sebabnya jika ke taman hiburan berdua saja dengan Barack itu akan membosankan karena anak itu tak memiliki nyali.

"Gapapa, kita coba dulu. Kalau kamu takut remas aja tangan aku oke?"

"Ta-tapi Zhar––

––nah itu udah ada yang kosong satu. Ayo!!"

Azhar kembali menoleh pada Barack.

"Percaya sama aku ya?"

"O-oke."














Huwek!

"Muntahin aja biar enakan.."

Yohan datang dengan sebotol air mineral ditangannya.

"Harusnya tadi bilang kalau kamu takut, kan jadinya ga kejadian kayak gini."

Azhar masih sibuk memijit tengkuk Barack yang tengah muntah. Yohan pun menyerahkan air mineral tadi setelah Azhar memberikan gestur.

"Gapapa Han, setidaknya rasa takut aku berkurang sama yang namanya ketinggian. Kamu ga usah ngerasa bersalah gitu,"

"Ya tapi kan––

––udah ya Han? Kita makan siang aja lagi, jangan diperpanjang kalau Barack bilang gapapa ya gapapa. Ya?"

"Iya deh!"

"Oke good, ayo cari tempat makan. Habis itu kita pulang nanti takutnya dicariin sama orangtua masing-masing."















"Azhar pulang!!"

"Azhar siap-siap ya? Kita berangkat sore ini aja terus balik dua hari lagi, oke?"

🥀

Bentar ges, agak stuck nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentar ges, agak stuck nih

Enjoy and see you💐

The Perfect Ending || EPEX✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang