1

58.6K 4K 39
                                        

“JASMINE PUTRI NASYA!”

Gadis yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya itu mendongak, disertai helaan nafas kesal.

Di taruhnya laptop serta kacamata yang membingkai wajahnya, dia baru saja menyelesaikan setengah dari cerita online yang dia tulis di salah satu aplikasi lalu beralih menguncir asal rambut panjangnya.

“MINE! KAMU DENGER MAMA GAK SIH?”

“Iya, maaa. Mine cantik cominggg!”

Jasmine langsung melesat keluar kamarnya dan berjalan menuruni tangga.

“Kamu ini, udah mama panggil berkali-kali tapi malah ngga nyaut sama sekali!” semprot Nasya, sang mama setelah Jasmine terlihat batang hidungnya dimeja makan.

sorry, ma. Aku abis nulis cerita baru aku di wattpad. Belum publish sih, tapi susah banget tau ma, otakku nge-stuck disitu-situ terus.” curhat Jasmine agar Nasya iba tapi malah sebaliknya, wanita paruh baya itu bersiap memukul Jasmine kalau saja gadis itu tidak langsung me

“Teruss aja terus!! Itu terus alasan kamu, Mine!!”

“Iihh, bener kok. Jasmine gak bohong. Mana berani Mine bohong sama mama.” ujarnya dramatis.

“Lebay. Kamu boleh bikin cerita begituan tapi seimbangin sama belajar kamu, Mine. Emang nya mama gak tau? Kalo tiap harinya kamu selalu mantengin hp?!! Kalo gak nulis cerita ya baca novel kan?!! Kamu nih Jasmine, jangan kebanyakan baca novel, apalagi novel romance, gak penting!! Kamu masih sekolah masih di bawah umur.”

“Baca tuh buku pelajaran kamu. Apa kek, fisika kek, kimia kek, biologi kek, jangan novel terus yang kamu baca, gak bikin kamu pinter!!”

“Etss, bikin pinter tau ma. Pinter nge-halu jiakhhh.”

“Ngejawab aja kerjaan kamu! Udah mending kamu tolongin mama, tolong beliin santan di warung depan. Nih uang nya,” Nasya memberikan satu lembar uang lima puluh ribuan pada Jasmine yang langsung diterima gadis itu dengan senyuman lebar.

“Tambahin bisa kali ma.”

“Mulut kamu lama-lama mama jait ya?!! Jajan mulu kamu bisanya, santan gak sampe sepuluh ribu, sisanya masih bisa buat kamu jajan.”

Jasmine berdecak, pasrah saja. Dia lalu berbalik dan berjalan kearah pintu.

“Kembaliannya kasih ke mama. Harus empat puluh ribu.” ucap Nasya yang membuat Jasmine memutar bola matanya jengah

“Denger gak kamu Jasmine?!!”

“IYAAA!!”

“HE BERANI KAMU BENTAK MAMA?!!”

“Iyaaaa mamaku sayaaaaangg siap 86.” Jasmine berujar ogah-ogahan lalu menutup pintunya dengan keras.

***

“Hmm ending nya gue gantung aja kali ya? Biar readers yang kesel ke gue makin gue buat kesel.” Jasmine menimang-nimang sok serius.

Padahal part di ceritanya masih berisi sepuluhan part, tapi Jasmine sudah sibuk memikirkan endingnya.

“Ini akhirnya si Acha gue pasangin sama Shaka atau Jeffran ya? Duh kok jadi labil gini.” Jasmine menggaruk kepalanya, dia sibuk melamun sembari menenteng kantung plastik berisi santan pesanan Nasya.

“Tapi Shaka nih karakter idaman gue banget, coolboy sama galak-galak gitukan, ah mantep banget emang!!”

“Tapi kok agak gak ikhlas ya Shaka ama Acha? Harusnya kan Shaka ama gue.” ucap Jasmine mulai ngelantur. Dia berjalan pelan menusuri jalan yang lumayan lenggang itu.

Tersadar. Jasmine memukul kepalanya sendiri, “Goblok lo, mine!! Mereka tu fiksi, ciptaan lo, gak nyata, alias haluu!!”

“Mba, jalannya jangan bengong.” peringat seseorang yang tidak Jasmine pedulikan. Gadis itu sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Ah!! Gara-gara mama nih nyuruh-nyuruh gue ke warung segala, part yang harusnya kelar jadi ketunda kan, mana pas banget lagi adegan seru-serunya, si Jessa jatoh hahaha.”

Sebenarnya niat Jasmine adalah membuat tokoh Acha yang jatuh alias Jasmine memang ingin melancarkan aksi Valerie and the gang, sekaligus itu sebagai konflik awal dimana nantinya hubungan Acha dan Shaka akan dimulai dan juga sebagai penambah kebencian Shaka pada Valerie.

Karena pada adegan nantinya saat Acha terjatuh, Shaka lah yang menolong Acha dan melihat sendiri bagaimana perbuatan Valeria dan teman-temannya pada Acha.

Tapi entah kenapa keyboard nya bergerak otomatis dari yang namanya Acha menjadi Jessamine. Jasmine sendiri tidak paham, mungkin dia sedikit mengantuk atau bagaimana, tapi tiba-tiba saja nama Acha berubah menjadi Jessamine, dan tangan Jasmine terus bergerak mengetik keyboard sampai dimana adegan yang seharusnya dialami Acha malah berbalik pada Jessamine.

Bukannya meralat, Jasmine malah  membiarkan saja. Yaaaaah itung-itung tokoh Jessamine akan berguna di dalam ceritanya dan disadari kehadirannya, mengingat tokoh Jessamine hanya sebagai figuran alias pemanis saja.

“Nih si Jeffran gue apain yak? Gue bikin depresi aja kali ya? Kan endingnya Acha sama Shaka tuh, terus--”

“MBAAA AWASSSSS!!!!”

Jasmine menoleh ke belakang, alis nya terangkat bingung karena ibu-ibu yang entah berteriak kepada siapa.

“MBAAA LARII JANGAN DISITUU!!” ibu itu terlihat panik karena melihat Jasmine berdiri di tengah jalan.

“Apa?” Jasmine bergumam bingung. Ibu-ibu itu berbicara pada dirinya kah?

Belum sempat Jasmine berpikir, suara klakson terdengar berkali-kali, menyadarkan Jasmine yang langsung menoleh ke asal suara.

Terlihat sebuah mobil melaju kencang kearahnya, tubuh Jasmine langsung kaku. Dia ingin lari tapi entah kenapa kakinya sulit di gerakkan.

“MBAA--!!”

BRAK

Belum sempat Jasmine bertindak tubuhnya sudah di hantam oleh kendaraan besi itu. Membuat Jasmine terlempar beberapa meter ke bahu jalan. Gadis itu meringis saat merasakan semua bagian tubuhnya seperti remuk, sakit sekali.

“M-ma-mama.”

Dari sayup-sayup matanya Jasmine melihat banyak orang yang mulai mendekat, mengerubungi Jasmine. Beberapa orang juga terdengar berteriak untuk menyuruh orang lain menelpon ambulan, bahkan ada juga yang menyuruh Jasmine untuk tidak boleh menutup matanya.

“M-ma-ma-mama.”

Jasmine menyesal. Dia seharusnya menurut saat Nasya memintanya untuk belajar, mengurangi membaca novel, dan tidak pernah melawan wanita itu.

Jasmine juga menyesal karena tadi dia sudah memaki Nasya karena wanita itu terus saja menyuruhnya padahal tulisan ceritanya belum selesai.

“Mba, mba jangan ditutup matanya. Bentar lagi ambulans dateng.” ucap seseorang sambil menepuk-nepuk pipi Jasmine.

Tapi Jasmine sudah tidak kuat. Matanya semakin memberat dan dia juga merasa sudah tidak memiliki tenaga lagi. Dan alhasil Jasmine menyerah, dia memilih memejamkan matanya setelah bergumam agar Nasya memaafkan kesalahannya.

***


VOTE KOMENNYA TEMAN-TEMAN 🪐
TERIMAKASIH !!

It's me, Another JessamineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang