Typo tolong koreksi yap (≧▽≦)
Happy Reading
***
"Woi!" Jessamine melirik malas pada Amora yang tiba-tiba muncul, tanpa aba-aba merangkul bahunya-- berniat mengagetkan
Jessamine menguap.
"Kenapa muka lo kusut gini?"
Dia menghela nafas pelan, benar-benar tidak mood bicara hari ini.
"Oh ya, kemaren lo kemana? Gue sama yang lain balik sekolah mampir ke rumah lo. Eh, lo nya malah gaada. Gue tanya bi Asih dia malah gatau, lo gue telpon juga gadiangkat. Abis ngapain lo?! Jangan bilang lo ngelonte ya?!" tuduh Amora berteriak. Sontak Jessamine melotot, dia menutup mulut Amora hingga cewek itu megap-megap kehabisan nafas.
"Eh lo ya kalo ngomong!"
Amora menghempas tangan Jessamine. Dia mengipasi tangannya ke wajah, berusaha meraih udara sebanyak-banyaknya.
"Ih, gue bercanda kali."
Jessamine mendelik. Dia menatap sekitar pada siswa lain yang hilir mudik yang untungnya mereka tetap fokus pada kegiatan masing-masing, tidak terusik dengan omongan kurang ajar Amora.
"Ngomong-ngomong, Kayes mana?" tanyanya sambil melanjutkan jalan menuju kelas dengan Amora yang juga berjalan di sisinya.
"Izin dia. Biasa acara keluarganya."
Jessamine mengangguk saja. Dia menaruh tasnya di kursi, duduk lalu merebahkan kepalanya di meja. Jessamine masih sangat mengantuk.
Bagaimana tidak, kemarin dia baru diizinkan pulang oleh Jeffran jam 10 malam. Bayangkan! Apalagi cowok itu yang tidak pernah absen menyuruhnya ini itu, entah itu menyiram halamanlah, membersihkan kolam lah memandikan kucing Jax lah, ditambah dia juga yang harus membuang pup kucing betina milik kembaran Jay itu. Hah!
Sampai dirumah Jessamine tidak bisa langsung tidur karena ponselnya yang terus berbunyi dimana grup kelasnya tengah ramai membicarakan tugas hari ini, yang sialnya Jessamine lupa. Alhasil dia harus mengerjakan tugas sialan itu sampai dengan jam 2 pagi.
Brak!
Jessamine tersentak kaget. Astaga! Dia rasanya ingin menggaruk-garuk tanah saking kesalnya. Sudah cukup Jeffran yang menambah beban hidupnya, sekarang apalagi?!
"Gue gak terima!"
Jessamine bangkit. Dia mengucek matanya yang terasa seperti ada lem. Lalu ikut menatap Valerie yang sudah memasang wajah murka, nyaris meledak.
"Why?"
"Dia ngambil kesempatan dengan berangkat bareng sama Shaka!" kedua tangan Valerie mengepal. "gue gak tau trik apa yang dia pakek sampe mau-maunya Shaka berangkat bareng si cupu!"
"Pokoknya gue mau kasih pelajaran sama tu cewek!" lanjutnya.
Jessamine mendesah. Ayolaaaah, kenapa harus sekarang sih?!
"Ah, sayang banget Kayes gaada." tutur Amora lesu. Lalu cewek itu melirik Jessamine dengan senyum lebar dan merangkul bahunya semangat, "tapi tenang aja. Masih ada gue sama Jeje, ya kan Je?" ujarnya dengan alis naik-turun.
Jessamine hanya tersenyum masam.
***
"Val-valerie..." seorang gadis dengan rambut dikepang dua lengkap dengan kacamata yang membingkai wajahnya itu tercekat kala melihat atensi Valerie-- sosok yang merundungnya hampir setiap hari-- di gudang belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me, Another Jessamine
FantasyKisah seorang Jasmine Putri Naysha yang terperangkap dalam tubuh figuran novel yang lemah bernama Jessamine Auriel Sabrina Soedarsono.