3

48.8K 3.9K 36
                                    

“Kami menduga bahwa nona Jessamine mengalami Amnesia traumatis atau amnesia ringan dikarenakan cidera di kepalanya akibat terjatuh dari tangga.” tutur Dr. Pricilla dan kembali melanjutkan saat melihat kedua orang tua gadis itu terlihat shock, ”tapi tenang saja, amnesia ini hanya bersifat sementara artinya lambat laun ingatan nona Jessamine akan kembali.”

Amanda dan Arkano menghela nafas lega, begitupun dengan ketiga teman gadis itu.

“Sayang, kamu ganti baju dulu ya? Biar mama yang beres-beres. Setelah ini kita pulang.” ujar Amanda mengelus lembut rambut Jessamine lalu menuntun gadis itu ke ruang ganti setelah menyerahkan satu setel piyama untuk Jessamine kenakan.

Jessamine masuk ke dalam ruangan. Dia menutup pintu rapat-rapat, tangannya menggenggam erat piaya sembari menatap lurus pada sosok dirinya di depan cermin.

“Gue harus gimana sekarang?” gumamnya pada diri sendiri.

“Gue mau balik ke tubuh asli gue.” Jessamine-- atau yang kini tubuhnya dimasuki jiwa Jasmine merasa sangat frustasi. Dia masih belum menerima kenyataan yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

Transmigrasi? Hah, yang benar saja!!

“Gak ada pilihan lain selain nerima takdir gue sekarang. Mungkin ini kesempatan kedua buat gue karena durhaka sama mama. Tapi-- anjir!! Yang bener aja sih?!! Ini serius apa boongan sih, hah?!!”

Jessamine menepuk-nepuk pipinya sendiri.

“Okey mine, calm down. Dunia ini gue sendiri yang buat, pasti gak akan ada masalah. Kalo pun nanti ada, gue pasti bisa ngatasinnya. Mereka gak bisa semena-mena sama gue, gini-gini gue yang ciptain mereka.”

Jessamine terus melontarkan kalimat penenang untuk dirinya sendiri.

“Lagian gak ada salahnya hidup sebentar sebagai Jessamine, walaupun penyakitan, setidaknya lo buat hidup dia enak.”

Entah Jessamine harus bersyukur atau tidak, tubuh yang dia tempati ini sudah dia buat sempurna tanpa cela. Selain dengan kondisi tubuhnya yang gampang sakit tentu saja.

Jessamine ini dia buat seperfect mungkin walaupun hanya sebatas figuran. Contohnya keluarga cemara-- alias dia anak tunggal dan kesayangan dari kedua orangtuanya. Apalagi keluarga Soedarsono bukanlah keluarga biasa, mereka tidak bisa dipandang remeh. Terlebih Jessamine masuk dalam komplotan Valerie Evangeline tentu berdasar juga pada seberapa pengaruh keluarga mereka.

Lalu, Jessamine ini bisa dibilang sangat cantik, maksudnya dia itu juga tidak kalah dengan para tokoh utama, kulitnya putih, tingginya serata-rata tinggi perempuan Indonesia, pipinya sedikit chubby yang nampak merah merona, lesung pipitnya membuatnya terlihat manis saat tersenyum dan body nya-- ah! Ini body impian Jasmine asli. Sangat ideal.

Tapi minusnya, Jessamine ini gampang sakit. Lelah sedikit besoknya dia langsung sakit. Hal ini yang membuat kedua orang tua serta ketiga sahabatnya sangat protektif pada gadis itu.
Jessamine juga seorang introvert, dia sangat pendiam dan tidak memiliki teman selain Valerie, Kayes dan Amora.

“Yaaaaah, mau gimana lagi.” Jessamine mendesah pasrah, “setidaknya disini gue bisa foya-foya, tanpa perlu diomelin mama karena jajan gue yang bisa lebih lima puluh ribu dalam sehari.”

Sebut saja Jasmine tidak tau diri. Bukannya sedih dia malah sibuk memikirkan list makanan apa yang harus dibeli mulai hari ini dan seterusnya.

“Mama, maafin Jasmine. Jasmine bukannya durhaka, tapi Jasmine cuma lagi mensyukuri rejeki nomplok yang Tuhan kasih, biar Jasmine bisa ngerasain jadi holaaaang kayaaah, hehe.” tutur Jasmine dengan menengadahkan tangannya keatas, layaknya sedang berdoa.

It's me, Another JessamineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang