5

40.7K 3.4K 27
                                    

"Lo ada hubungan apa sama Jeffran?" tanya Valerie to the point ketika si empu baru mendudukkan bokongnya di samping gadis itu.

"Gak ada." balasnya santai

"Setau gue lo emang gadeket sama tu cowok. Tegur sapa aja gapernah, biasanya kalo liat Jeffran lo ketakutan gitu. Tiap ada tu cowok lo bakal ngerem di ketek gue."

Jessamine menoleh pada Amora dengan wajah keruh menahan mual.

"Takut? Idih enak aja!"

"Tadi lo ngomongin apa sama dia?"

"Hm?" beralih pada Valerie, Jessamine kembali memasang raut serius. "gue cuma mau bilang makasih karena kemarin kata kalian, dia yang nolong gue. Sekalian gue mau traktir dia sebagai ucapan terimakasih gue, eh di tolak. Dia gamau."

"Pftt! Lagian ngapain juga lo tawarin gituan segala sih? Dia juga udah punya banyak duit kali. Gak perlu lo traktir gitu-gitu deh, Je. HAHAHAHA."

Jessamine cemberut. "Yakan apa salahnya."

Kayes berusaha keras menekan tawanya, "iyadeh terserah lo."

"Yakin?" pertanyaan Valerie kembali mengundang atensi dari Jessamine, Kayes juga Amora.

"Apa?"

"Yakin gaada hubungan lebih sama Jeffran? Atau jangan-jangan lo buat masalah sama dia?"

"Yaampun, Val. Serius deh, gue cuma mau ngucapin terimakasih. Hubungan gue sama dia cuma sebatas mau balas budi, udah gitu doang."

Valerie mengangguk-angguk.

"Emang kenapa sih?"

Valeri menghilangkan kedua tangannya di meja, kepalanya menoleh dan balas menatap Jessamine tak kalah serius.

"Gak pa-pa. Cuma gue pengen lo gak terlalu berurusan sama dia. He's dangerous."

***

Seorang cowok tampan dengan setelan seragam rapi itu membuka pintu markas dengan kasar. Tas yang hanya di sampir disatu tangan itu dilemparnya asal ke sofa. Rambut yang tadinya tertata rapi diacak hingga kini terlihat berantakan. Cowok itu mengendurkan dasinya lalu melempar tubuhnya ke sofa.

"Kenapa lo, Ka?"

Shaka. Cowok yang dimaksud itu mendengus. Dia membuka resleting tas nya, mengeluarkan kotak makan bewarna senada dengan yang tadi siang dia buang ke tong sampah.

Dilemparnya kotak makan itu kearah Bima yang langsung ditangkap sigap cowok itu.

"Buat lo."

"Wihhh... dari siapa nih?" setelahnya ber-oh panjang kala melihat note singkat diatasnya.

"Kenapa gak lo coba aja sih bos? Siapa tau cocok. Lagian Acha gue liat-liat gak jelek-jelek banget deh, gak malu-maluin juga gayanya, mukanya manis lucu gitu."

"Betewe ni ya Ka, perasaan gue ni ya kemaren lo juga udah adem anyem ama Acha. Maksud gue, lo kayak udah nerima kehadiran tu cewek. Sampe gue kira lo jilat ludah lo sendiri karena lo bilang lo gabakal suka sama dia but kemaren-kemaren lo selalu modus biar deket sama Acha. Tapi kenawhy sekarang sikap lo beda lagi? Ah! Labil lo jadi lakik!"

"Bacot. Kalo lo mau buat lo aja." Shaka meraih handphone nya. Memilih menggulir layar sosmed miliknya daripada menanggapi ucapan Bima.

"Yeee, kan lo tau gue udah punya cewek."

"Cewek lo yang mana? SMA Garuda? Mandala? Atau Smea?" celetuk Keenan yang baru saja datang.

"Anjing lo! Gausah semua juga lo sebutin."

It's me, Another JessamineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang