15 Januari 2020
"Shaka, aku bawain kamu brownies. Emm... bikinan aku sendiri, loh. Cobain ya?" ucap seorang gadis berseragam putih abu sambil menjulurkan tangannya yang terdapat kotak makan berisi brownies cokelat buatannya.
Siulan-siulan mulai terdengar menggoda. Membuat si empu salah tingkah.
Wajar saja melihat saat ini posisinya ada di kantin yang saat jam istirahat ramai dipenuhi seluruh murid Kelton Internasional High school.
"Cielahh, girlfriend-able abis. Duh, jadi iri." celetuk cowok dengan nametag, Bima Fahrezi.
"Woi, Ka! Itu ambil dong. Diem bae lu. Kasian Acha, pegel pasti berdiri." cowok lain, Keenan Adelio bersuara. Dia menyenggol bahu Shaka yang tidak bergeming.
Marcella Acha Shafira yang kerap dipanggil Acha itu tersenyum manis.
"Gak pa-pa kok, Ken." lalu beralih pada Shaka, "Ini, aku taruh disini ya, jangan lupa dimakan ya Shaka." katanya sambil menaruh kotak makan di depan Shaka lalu buru-buru berbalik dan hendak pergi.
"Tunggu."
Langkah Acha terhenti. Genggaman pada tangannya semakin erat, dia salah tingkah, mati-matian menahan senyumnya.
"Ya, Shaka?" katanya dengan senyum semanis mungkin.
"Ini," Shaka meraih kotak makan pemberian Acha, mendorongnya menjauh. "bawa balik."
Perlahan senyumnya luntur. Acha menatap Shaka dan kotak makan miliknya bergantian.
"L-loh... tapi kenapa?"
"Gue. Gak. Suka." Shaka memberi penekanan pada setiap kata.
Acha menunduk lesu, "o-oh."
"Bawa balik."
"I-iya. Maafin Acha ya Shaka." katanya lalu mengambil kembali kotak makan miliknya dengan lesu.
Sementara Keenan dan Bima yang menyaksikan menatap Acha tidak enak.
Di sisi lain, meja pojok dekat dengan jendela yang berisi empat orang gadis berpakaian mencolok dari siswi lainnya tampak tertawa senang melihat usaha si upik abu-- julukan mereka terhadap Acha, yang lagi-lagi gagal.
"Masih punya nyali juga tu bocah, cih!"
"HELLOW BEBIHH, Lo yakin cuma diem aja? Siapa yang tau nantinya Shaka malah beneran kesemsem sama tu upik abu?"
"Kalo bener kejadian, fixx peletnya kuat HAHAHA."
"Gila lo pada. Ya kali gue diem aja." si leader dari ketiganya itu bangkit, "Ayo cabut. Kasih pelajaran buat tu upik abu."
"Ah, seneng nih gue kalo gini. Yok!"
Mereka berjalan dengan satu orang memimpin di depan.
Sadar ada yang kurang, ketiganya sontak menoleh ke belakang.
"Woe, Je! Ngapa lo bengong gitu? Ayok! Have fun kita."
Tersadar. Sosok yang dipanggil itu mengerjap, "Ah iya." buru-buru bangkit hendak menyusul.
Duk!
"Awh."
"Hadeh..."
***
"Heh upik abu, sini lo!"
Acha yang tengah membersihkan wajahnya di depan wastafel toilet itu mengernyit tapi tak urung menghampiri ke-empat cewek yang sudah berdiri dengan tangan menyilang di depan pintu toilet tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me, Another Jessamine
FantasíaKisah seorang Jasmine Putri Naysha yang terperangkap dalam tubuh figuran novel yang lemah bernama Jessamine Auriel Sabrina Soedarsono.