"Lo boleh aja bikin batesan biar cewek-cewek nggak macem-macem sama lo. Tapi lo juga harus inget, kalo mereka juga manusia yang kudu diperhatiin perasaanya. Jangan hanya karena lo nggak suka sama kelakuannya, lo jadi nggak ngehargai mereka."
- Tio -
🎶
Karena tak ada jawaban, Marvin pun mengulangi pertanyaanya. "Gue nanya, yang bayarin makanan gue tadi, siapa???"
Kalimat singkat yang dilontarkan dengan volume suara normal itu cukup menyita perhatian di sekitar. Banyak anak-anak yang duduk tak jauh dari meja itu berusaha mencuri dengar.
Dara dan Gabby bertukar pandang merasa kebingungan. Sementara Yasmine hanya menundukkan kepala. Ia tak kuat melihat pemuda tersebut. Apalagi dengan hawa dingin yang menyeruak.
"Saya," jawab Wenny hati-hati.
Marvin menaruh uang di meja di hadapan Wenny. Tidak melemparnya dengan kasar, tidak juga menaruh dengan hati-hati.
Wenny menatap Marvin dengan bingung.
"Maksudnya apa, ya???"
Sebenarnya Marvin sudah menduga jawaban apa yang akan gadis itu berikan, tapi ia tetap saja berusaha bertanya.
"Saya cuma ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan Kak Marvin kemarin," jelas Wenny masih dengan suara lembut.
Dahi pemuda itu berkerut.
"Saya mau berterima kasih karena kemarin Kak Marvin sudah bantu mencari taksi untuk saya." Gadis itu berusaha menjelaskan.
"Gue nggak pernah ngerasa bantuin lo, tuh," cibir Marvin.
Anak-anak yang menyaksikan itu mulai bisik-bisik. Merasa jika Wenny hanya cari perhatian. Kantin pun semakin ramai.
Anak-anak basket pun mulai memasuki kantin tersebut.
Seorang pemuda bernama Wildan memberi isyarat kepada kawannya tentang keributan yang dibuat Marvin.
Pemuda bernama Hartigan itu menarik bibirnya, mencibir. "Nggak usah heran, Marvin kan emang hobinya bikin drama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade untuk Yasmine
Teen FictionInsecurity merupakan problem yang sering kali dialami anak-anak muda. Tak terkecuali dengan Yasmine (Yujin). Belum lagi jika dia memiliki teman dekat yang terlihat sangat sempurna seperti Wenny (Wonyoung). Wenny cantik, cerdas, berbakat, dan mudah b...