Bab 6: Giotàraí

57 8 17
                                    

"Kita tidak bisa mengungkapkan segala emosi karena terhalang banyak hal. Tapi kita bisa bebas menuangkannya di sebuah karya."

-Mairenka Astuti-

🎶

Yasmine menghela napas dengan berat. Hari ini hari yang panjang nan berat bagi gadis introvert itu.

Berkenalan dengan orang-orang baru tentu saja sudah cukup menyita energinya. Belum lagi euforia tak terduga yang ia ungkapkan ketika menyaksikan serangkaian acara Pengenalan Lingkungan Sekolah tadi.

Tidak hanya disambut dengan gegap gempita Mars SMA Bintang yang dibawakan Escape Band, tapi juga penampilan anak-anak dari ekstrakurikuler lain. Seperti tari tradisional maupun modern.

Sepertinya tidak ada yang akan menampilkan bakat lagi. Karena saat ini Septian menaiki panggung.

"Silakan kalian bisa beristirahat. Sebentar lagi kita akan mengunjungi Galeri Seni SMA Bintang."

Mendengar hal itu, energi Yasmine seketika penuh. Pasalnya, di galeri tersebut terdapat beberapa karya dari idolanya, Mairenka Astuti. Seorang pelukis yang ia kagumi sejak dulu.

"Nanti kita berkumpul di sini lagi," pungkas pemuda itu.

"Yuk, ke kantin!" ajak Wenny kepada teman-temannya.

Gabby dan Dara pun bangkit. Begitupun juga dengan Yasmine yang kini tambah bersemangat.

🎶

Mereka berempat pergi ke kantin yang tak jauh dari aula. Agar bisa segera berkumpul jika bel masuk berbunyi.

"Lo mau pesen apa?" tanya Wenny pada Yasmine.

"Gue bakso sama es teh lemon aja, deh. Lo???"

"Gue susu sama roti," jawab Wenny sembari memamerkan senyum terbaiknya.

Berbeda dengan kawan-kawannya yang memesan makanan berkuah nan pedas, Wenny justru tetap setia dengan makanan manis favoritnya.

"Lo nggak nyoba seblak, Wen? Enak, lho." Dara mencoba menggoda Wenny.

Wenny menggeleng kuat. "Nggak suka makanan pedes."

Dara hanya mengangguk, berusaha memahami.

Meskipun seblak juga bisa saja dinikmati tanpa bumbu pedas, tapi ia lebih memilih lanjut menikmati makanannya.

Sementara itu Yasmine dan Gabby sangat fokus makan. Bagi Yasmine, makan makanan panas sekaligus pedas bisa melepaskan stres.

Belum lagi jika ditemani es teh lemon favoritnya. Tentu saja energinya kembali terisi.

Berbeda dengan Gabby dan Dara yang lebih menyukai seblak, Yasmine justru sangat menyukai bakso. Terutama bakso ayam.

"Kalian abis pulang mau ke mana?" tanya Gabby yang sedari tadi diam.

"Gue langsung ke rumah," jawab Wenny langsung.

Yasmine pun mengangguk. "Gue juga. Capek." Jujur gadis itu.

Dara berdecak. "Yah.... kalian mah nggak seru."

"Kita ke mal, yuk! Jalan-jalan. Nyari baju kek, atau makan-makan, gitu. Terus ntar foto bareng ke photobooth."

"Kalo mau foto bareng mah di hp juga bisa, By." Wenny berusaha teguh dengan pendiriannya. "Malah bisa sepuasnya."

Gabby hanya menghela napas berat.

"Lain kali aja, ya." Yasmine berusaha menenangkan teman barunya itu.

Dara pun mengangguk setuju.

🎶

Serenade untuk YasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang