Bab 18: Pengkhianatan

26 5 2
                                    

"Jangan nyimpen masalah sendiri lama-lama. Luapkan apa yang ada di hati kamu ke orang yang kamu percaya. Selain bikin sedikit lebih tenang, kamu juga punya sudut pandang baru biar nggak gegabah ngambil keputusan."

- Marvin -

🎶

Yasmine yang bersemangat karena akan belajar bersama Rasyi dan Lina -tujuh puluh persennya semangat karena mau ketemu Marvin- kini mematung melihat pesan di ponselnya.

Rasyi tiba-tiba bilang hari ini lesnya libur karena dia sedang tidak enak badan.

Ada rasa khawatir dalam diri Yasmine. Tapi perasaan itu buru-buru ia buang. Mungkin Rasyi memang butuh istirahat.

Ia juga tak mungkin tiba-tiba menghubungi Dara dan Gabby untuk ikut pergi ke mal karena harus berhemat.

Saat mengemasi barang-barangnya, Yasmine tidak sengaja menjatuhkan buku sketsa.

Berniat membantu, Wenny pun meraih buku sketsa itu. Karena penasaran, ia pun membukanya sembari menatap Yasmine sebagai isyarat meminta izin.

Yasmine merasa keberatan, tapi juga merasa tidak enak jika harus melarang teman sebangkunya itu.

Yasmine merasa keberatan, tapi juga merasa tidak enak jika harus melarang teman sebangkunya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini gambar lo?" tanya Wenny masih tak percaya.

Yasmine hanya menipiskan bibirnya dan menghindari kontak mata.

Wenny pun membalik halaman lagi.

"Gambar lo bagus gini, kenapa nggak ikut Klub Lukis?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gambar lo bagus gini, kenapa nggak ikut Klub Lukis?"

Yasmine masih membisu. Ia berusaha menghentikan Wenny yang akan membuka halaman selanjutnya. Sayangnya ia terlambat.

 Sayangnya ia terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serenade untuk YasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang