Bab 17: Lagi???

24 5 0
                                    

"Dunia makin kacau. Kejahatan di mana-mana. Kita nggak bisa ngandelin bantuan orang lain."

- Tio -

🎶

Berkat perjanjian kemarin, kehidupan Rasyi mulai berjalan seperti semula. Ia bisa bernapas lega, tidak menjaga jarak dengan sang kakak, dia juga mulai dekat dengan teman-teman Yasmine.

Tak sampai situ, kebahagiaannya bertambah saat dia tahu Klub Seni Lukis sedang mencari anggota.

Yasmine bakalan ikutan nggak, ya? tanyanya dalam hati.

Rasyi memang tahu kalau Yasmine sangat mengidolakan Mairenka Astuti. Tapi dia tidak tahu gadis itu suka melukis atau tidak.

Sebelum mengisi form pendaftaran, ia mengirim pesan pada Yasmine. Menanyakan apakah gadis itu bergabung dengan klub atau tidak.

Rasyi mengembuskan napas dengan berat melihat jawaban gadis di seberang sana.

Lalu, pandanganny pun beralih ke teman sebangkunya. "Lo join nggak?"

Lina menggeleng santai.

Gadis itu pun memanyunkan bibirnya. Sedih karena teman-temannya tidak tertarik dengan hal-hal yang ia sukai.

Ntar juga gue dapet temen baru lagi, hatinya menenangkan.

🎶

Yasmine menatap penuh kekaguman anggota Klub Seni Lukis yang tengah berpromosi.

Ada keinginan untuk bergabung. Namun, rasa ketidakpercayaan dirinya menghalangi.

Gambarnya jelek. Dia tidak berbakat. Itu yang dipikirkan Yasmine. Ia tidak mau menjadi beban anggota klub.

Di kelasnya ada tiga orang yang ikut bergabung. Dan ketiganya tidak dekat sama sekali dengan dirinya.

Dering notifikasi pun mengagetkannya. Dari Rasyi. Gadis itu menanyakan apakah dirinya mengikuti Klub Seni Lukis atau tidak.

Gue nggak ikutan, Syi, ketik gadis itu.

"Hobi kamu apa, Min?" tanya Wenny tiba-tiba.

Yasmine yang pikirannya tengah ke mana-mana pun tersentak. Ia diam sejenak mencerna pertanyaan tadi. "Baca komik," ujarnya sambil nyengir lebar.

Wenny mengangguk pelan.

"Klub Voli kapan sih buka lowongan? Gue mau join, nih," celetuk Dara.

"Iya, klub yang lain open recruitmen-nya kapan, sih?" Gabby menimpali.

"Coba tanya aja ke kakak yang di depan," saran Yasmine.

"Heh! Nggak boleh. Nggak sopan." Wenny berusaha mengingatkan.

Iya juga ya, pikir Yasmine. Memang ada kemungkinan mereka tahu, tapi kemungkinan besar juga mereka akan terluka karena merasa tidak dihargai.

Yasmine bersyukur bisa mengenal gadis cerdas dan sopan seperti Wenny. Ia harus banyak belajar pada gadis yang menurutnya sempurna itu.

🎶

Pelajaran matematika benar-benar menguras energi mereka. Berhadapan dengan rumus membuat otak mereka mengepul. Apalagi kalau tak kunjung menemukan jawaban yang mereka cari.

"Kalo gini terus, bisa-bisa rambut gue makin rontok," rutuk Dara. Gadis itu mengemasi peralatan sekolahnya sebelum pergi ke kantin.

Serenade untuk YasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang