Bab 23: Bahasa Paling Menyakitkan

80 7 4
                                    

"Kan gue bilangnya nanti. Itu artinya, lo masih punya waktu buat upgrade skill."

- Rasyi -

🎶

Berkat wejangan yang terkesan memaksa dari Marvin, Yasmine pun tidak kesiangan pergi ke sekolah. Ia masih bisa berjalan dengan santai menyusuri SMA Bintang menuju ruang kelasnya.

Tubuhnya memang berjalan dengan santai, tapi pikiranya tidak. Ia masih kepikiran dengan kata-kata Mang Dadang barusan. Sayangnya, pembicaraan mereka putus begitu saja karena sudah sampai di rumahnya.

Saat memasuki kelas, aura dingin tiba-tiba menghantuinya. Yasmine merasa ada yang berbeda dari pandangan teman-temannya.

Ketiga gadis yang semula tadi bercanda ria, terlihat agak canggung setelah kehadiran Yasmine.

Tidak ada yang menyapa lebih dulu. Keempatnya membisu.

Yasmine bukan tipikal gadis yang pandai berbasa basi ataupun pura-pura baik-baik saja, jadi ia pun lebih memilih diam dan membuat segala prasangka memenuhi pikirannya.

"Selamat pagi...," seru sebuah suara.

"Pagi...." Anak-anak menjawab dengan lantang. Hanya beberapa yang menjawab lirih dan memilih diam karena merasa telah diwakilkan.

Masuknya guru ke kelas membuat pikiran Yasmine sedikit teralihkan.

🎶

Sendirian sejak awal jauh lebih baik daripada tiba-tiba sendirian setelah memiliki banyak teman. Dan itu yang membuat Yasmine merasa kesepian.

Wenny dan yang lain sudah pergi ke kantin. Tanpa mengajaknya. Mereka bertiga bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun. Bagi gadis itu, lebih baik dimarahi daripada didiamkan.

Seseorang bisa bertanya ataupun langsung tahu kesalahannya ketika dimarahi. Berbeda ketika didiamkan. Tanya pun, belum tentu dapat jawaban dan penjelasan.

Menghela napas panjang, Yasmine pun melangkah dengan gontai. Sepertinya perpustakaan adalah tempat menyendiri paling nyaman. Ya, meskipun sebenarnya dia membawa komik sendiri.

Yasmine takjub dengan perpustakaan SMA Bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasmine takjub dengan perpustakaan SMA Bintang. Banyak buku-buku bagus berjajar rapi di sana. Bukan hanya buku pelajaran, tapi juga buku penunjang maupun buku-buku pengembangan diri.

"Pantesan Bung Hatta rela dipenjara bareng buku, ternyata emang seasyik ini," gumam Yasmine.

Sebuah buku bersampul warna biru mencuri perhatian Yasmine.

Sebuah buku bersampul warna biru mencuri perhatian Yasmine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serenade untuk YasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang