Bab 14: One Step Closer

31 5 3
                                    

"Belajar emang lebih asyik kalo bareng-bareng."

-Yasmine-

🎶

Yasmine mengakui kalau Rasyi itu anak yang ramah dan baik, tapi menurut dia permintaan gadis itu di luar jangkauan pikirannya.

Les bareng Marvin??? Apa Rasyi sudah gila??? Atau malah justru dirinya yang salah dengar???

Memang sebenarnya Rasyi sudah menjelaskan kalau dia hanya punya dua teman dekat, Lina dan dirinya. Tapi Yasmine pikir sebenarnya mereka tak sedekat itu. Mereka saja baru saling membagi kontak tadi pagi.

Bagi Yasmine itu tetap aneh, kenapa orang seramah dan seasyik Rasyi hanya punya dua teman?? Dirinya yang canggung dan sulit bergaul saja sudah mempunyai 3 teman sejak pertama masuk sekolah.

"Lo kenapa, Min?" tanya Wenny memecah lamunan gadis itu.

Seperti biasa, mereka tengah menikmati hidangan favorit di kantin sekolah.

Yasmine tersadar. Karena bingung mau menjawab apa, ia pun hanya menggeleng singkat sambil tersenyum.

Gadis itu pun berusaha menghilangkan kerisauannya dengan menyesap es teh lemon yang sedari tadi didiamkannya.

Melihat Wenny yang menurutnya sempurna membuat Yasmine akhirnya memutuskan akan menerima tawaran tersebut. Ya, setidaknya dia juga harus pintar. Siapa tahu bisa mengajukan beasiswa, kan? Biar bisa sedikit mengurangi beban orang tua.

Tawaran ini merupakan kesempatan emas baginya karena bisa belajar tanpa menambah biaya. Nilai yang bagus memungkinkan dia juga bisa berkuliah di universitas idaman, bisa untuk mengajukan beasiswa, dan siapa tau dia juga bisa lebih dekat dengan Marvin.

Eh.

Yasmine tersentak dengan pemikiran terakhirnya. Kenapa ia berpikiran seperti itu??? Bukanya dia justru akan kesulitan belajar jika di otaknya hanya dipenuhi pemuda bersenyum manis itu???

"Ntar pulang sekolah kita main, yuk. Ke mana gitu," celetuk Gabby yang terlihat sangat jenuh. Gadis itu mengaduk-aduk mie ayam di meja dengan tidak berselera.

Dara hampir tersedak. "Masa nongkrong mulu, By."

Gadis itu terlihat mulai keberatan. Bukan apa-apa, sebenarnya ia juga senang, tapi dompetnya yang tidak senang.

"Sorry, gue ada les." Lagi-lagi Wenny tidak bisa.

Kini, giliran Yasmine membuka suara. "Gue juga nggak bisa. Ada janji mau belajar kelompok bareng temen."

Ketiga gadis itu pun terkejut dan menatap Yasmine dengan lekat. Seolah-olah bertanya, "Teman yang mana?"

"Rasyi ngajak belajar bareng, sama temen sebangkunya juga. Gue nggak enak kalo nolak," jujur Yasmine. "Lagian kan belajar emang lebih asyik kalo bareng-bareng."

Gadis itu tidak menyebutkan bahwa Marvin terlibat di dalamnya. Bisa gempar jika mereka tahu. Apalagi Wenny yang terang-terangan menyukai pemuda itu.

Melihat Gabby yang terlihat sedih, hati Dara pun luluh. "Kita berdua aja, yuk! Cari udara segar aja. Jangan shopping terus. Bisa-bisa gue jatuh miskin.

Kini gadis itu pun kembali tersenyum cerah.

🎶

Yasmine melongo melihat rumah Rasyi yang begitu besar dan artistik. Tidak seperti rumah-rumah megah kebanyakan yang terlihat kosong dan dingin, rumah itu justru terlihat hangat.

Sepertinya keluarga mereka benar-benar harmonis, pikir gadis itu.

Saat memasuki gerbang, mereka disambut dengan aneka bunga berwarna-warni yang memanjakan mata.

Serenade untuk YasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang