🦋20🦋

920 140 104
                                    

Happy Reading
🦋🦋🦋








"LEEE JUUNOO MAAIINN YUUKK!!"

"LEEE JUUNOOO!!!"

Kim Jisung berusaha membekap mulut adiknya yang seperti toa itu, Jisung sebenarnya ogah sekali menuruti keinginan Minyoung untuk pergi ke rumah besar Juno dan mengajak Juno main ke taman. Hari ini adalah hari terakhir mereka berteman sebelum perlombaan besok di mulai, karena besok Minyoung sudah menganggap Juno sebagai rivalnya. "Minyoung! Shhtt!! Jangan teriak-teriak begitu. Pulang saja, yuk," ajak Jisung tidak tahan. Jisung ingat bagaimana ia pernah mengunjungi rumah kelewat besar ini, pagar menjulang tinggi dan rumah Juno beradius lima puluh meter, wajar saja jika Juno tidak dengar dan dengan Minyoung berteriak-teriak di depan gerbang akan sia-sia.

"HOIII BOTAK BUKA PINTUNYA!! AKU LELAH BERTERIAK!!"

Jisung membelalak, sontak menutup mulut adiknya. Perawakan bongsor dan mengerikan lelaki penjaga pintu itu membuat mental jelly Jisung terguncang. Minyoung menepis tangan kakaknya, pokoknya hari ini ia akan berbicara dengan Juno di sekolah kemarin Minyoung tidak sempat melanjutkan cerita pasal perkemahan karena Juno sudah lebih dulu di susul pengawalnya.

"Bo-" Jisung membekap lagi mulut Minyoung yang hendak protes, Jisung sedikit meringis kesakitan karena Minyoung menggigit tangannya.

"Maaf dik, tidak menerima permintaan sumbangan sedikit pun," ungkap lelaki itu, Minyoung langsung emosi, pria itu pikir Minyoung dan kakaknya adalah gelandangan yang kerap mendatangi rumah Juno.

"KAMI MENCARI LEE JUNO UNTUK PERGI BERMAIN! KAMI BUKAN PENGEMIS, JAHAT SEKALI, DASAR BO-"

Lagi-lagi Jisung membekap mulut Minyoung. Jisung tidak mau jika kepala adiknya yang ganti licin akibat mengatai orang itu. Minyoung ingin sekali main ke rumah Juno yang besar itu, Juno bilang ia punya rumah-rumahan besar dan seluncuran layaknya di taman kanak-kanak di dalam rumahnya.


Tapi, lagi-lagi Winter sangat sulit memberi izin dengan alasan tidak ada yang menemani. Ini saja Minyoung harus beralasan ingin ke taman bersama Jisung namun nyatanya Minyoung melipir ke rumah Juno dulu.

Tin! Tin!

"Ya ampun, pengemis lagi. Kalian sudah berapa kali aku peringatkan?!" Seseorang merutuk dari belakang, kedua bocah di depan pagar itu sontak menoleh mendapati seorang wanita dewasa keluar dari mobil dengan bersungut.

"Loh, kamu sedang apa disini?" kaget wanita itu begitu tau gadis kecil yang ia ingat anak dari seorang dokter yang ia lihat tempo hari.

"Juno nya ada? Kami mau mengajaknya ke taman."

"Minyoung-ah!" sosok anak lelaki berkemeja hitam itu turun dari mobilnya dengan raut berseri, ia tak menyangka temannya akan datang ke rumahnya.

"Heyyo what's up ma bro!" Jisung mengernyit dari mana adiknya tau kalimat itu, bahasa inggris saja Minyoung hanya tau yes dan no.

Juno terkikik, suara Minyoung sangat lucu. Juno hendak mengajak Minyoung namun ibunya tidak mau ada orang asing di rumah, belakangan pencurian sedang marak dan Yeji sangat waspada.

"Juno ayo ke taman, paman penjaga bilang ada trampolin," seru Minyoung girang, melihat benda lingkaran nan elastis itu Minyoung amat antusias.

[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang