Happy Reading
🦋🦋🦋
"Iya iya ish. Jaga anak ku, ya. Anggap saja anakmu juga."
"I mean ... anak kita."
Dan terjadilah tragedi sandal melayang. Lee Jeno secepat kilat menutup pintu sebelum sandal putih berbulu itu mengenai wajah tampannya. Kim Winter bersungut seraya menghampiri pintu, bersiap meneriakkan sumpah serapah pada Lee Jeno.
Jeno suka sekali mengganggu Winter, bahkan saat tidur pun kakinya sibuk memainkan jemari kaki mungil Winter, membuat sang empu risih dan berakhir mengusirnya.
Winter masih kesal perkara buku tadi, jika bukan karena Jeno tak sengaja melihatnya tersangkut di sela lemari dan dinding. Winter tidak akan berakhir dengan wajah merah dan hati hancur begini.
"Dasar tidak waras," umpat Kim Winter. Di tutupnya kembali setelah Lee Jeno pergi dengan mobilnya.
Winter menghela napas, kembali masuk ke dalam rumah dan mengecek ketiga bocah yang berselimut bersama di bawah tumpukan kain berbentuk segitiga. Minyoung mendusel dalam pelukan kakaknya sedangkan Juno lucunya memeluk Jisung dari belakang. Winter tersenyum kecil, memandangi anak-anak tidur pulas begitu rasanya amat bahagia.
Winter lantas mengalihkan pandang pada jam dinding, Winter tidak bisa tidur hingga menembus pagi tentunya semua karena gangguan dari Lee Jeno, kini jam menunjukkan pukul dua pagi. Dan Lee Jeno kembali ke mansionnya guna mengurus pekerjaan kantornya besok.
Winter menyeduh air hangat, lantas memungut selimut bergambar kelincinya menuju depan rumah. Seperti biasa, menatap bintang-bintang di kala sedang bimbang. Itulah Winter, termenung sendiri, menangis dn esoknya tertawa bagai tiada luka.
Juno terbangun tiba-tiba, ia banyak minum dan kini kedua kalinya ia bolak balik dari kamar mandi.
Juno buru-buru pergi ke kamar mandi yang lokasinya tak jauh dari ruang tamu.
Setelah mencuci tangan, Juno mematikan saklar. Kali ini Juno harus bersusah payah naik kursi dahulu, karena di rumahnya lampu kamar mandi akan menyala secara otomatis saat dia masuk.
Juno berjalan menuju tenda, namun Juno melihat remang cahaya dari arah pintu. Juno mengintip takut-takut jika ada orang jahat yang masuk. Juno mendekati pintu mengamati lebih jelas pintu yang rupanya terbuka sedikit.
"Bibi Winter?" panggil Juno menampakkan setengah wajahnya dari balik pintu. Winter segera menoleh, terkejut melihat Juno bangun di pagi buta begini.
"Loh Juno? Kamu terbangun?" Winter membenarkan duduknya yang setengah merosot. Juno ikut bergabung duduk di kursi satu lagi. "Juno dari kamar mandi. Bibi sendiri? tidak bisa tidur?" tanya Juno. Masih terpatri di hatinya mengenai sosok yang dulunya disukai ayahnya itu-mungkin sampai sekarang. Mengetahui bahwa orang sebaik Winter pernah menyakiti ayahnya membuat Juno gamang.
Winter memandangi Juno lantas teringat akan sesuatu. Winter kemudian masuk secepat kilat ke dalam dan keluar membawa sesuatu. "Ini."
"Minyoung itu kalau di beri ponsel seharian bisa main terus." Juno menerima sekotak ponsel baru yang tadinya dia berikan untuk Minyoung, Juno juga tidak keberatan membagi ponselnya sebab Jeno banyak menerima kiriman ponsel mahal dari rekan bisnisnya yang baru saja mengeluarkan ponsel baru.
![](https://img.wattpad.com/cover/300153845-288-k777194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x Winter
Fiksi Penggemar⚠SEQUEL LOVESICK⚠ ⚠COMPLETED⚠ WAJIB BACA LOVESICK DULU‼️ STOP ✋ JANGAN KESINI KALAU CUMAN MAU CARI REFERENSI, YUK SALING MENGHARGAI. AKU BIKIN PAKE IMAJINASI AKU LOH SUCKID KALAU KAMU PLAGIATI :') "Ini anak mu, Lee Jeno!"-Kim Winter "Tidak, Minjeon...