Happy Reading
🦋🦋🦋Brak!!
Winter menekan dadanya, jantungnya berpacu dengan sangat mengerikan. Suasana berubah mencekam, Lee Jeno berdiri di ambang pintu membawa barang yang entah apa itu dengan wajah menyeramkan. Gagang pintu utama rusak dan terlempar hampir mengenai wajah Winter saking kuatnya lelaki itu menendang pintu. Lelaki itu hanya diam sambil memandang tajam ke arahnya.
Dengan keberanian, Winter mendekati Jeno. Winter menelan susah payah ludahnya, sungguh Lee Jeno tak pernah kelihatan semarah itu. Lelaki itu masih sama, bola matanya terus terarah pada Winter.
Dengan perlahan tangan Winter terulur hendak menyentuh wajah Jeno. "Ada ap-" Winter tertegun saat tangannya baru saja di tampik kasar. Alis Winter bertaut bingung, Jeno kelihatan sangat aneh.
Jeno melempar lembaran yang ada di tangannya ke depan dada Winter, membiarkan lembaran itu jatuh bebas ke lantai. Membiarkan sang wanita memungut dan melihat apa isinya.
Winter masih dengan tatapan bingung, berjongkok dan memungut benda yang baru saja di lemparkan ke arahnya. Ia berdiri perlahan sembari melihat satu persatu foto yang menampakkan wajahnya dan ... Jaemin? Winter terkejut, ia bungkam.
Ia berani bersumpah, ia tak pernah berduaan dengan Jaemin sampai melakukan hal itu. Dada Winter naik turun, nafasnya seakan tercekat. Matanya meremang menatap Jeno, kini ia sadar apa yang membuat lelaki itu murka.
"Apa ini, Kim Winter??!!" Suara lantang Jeno menggetarkan hati Winter, bibirnya bergetar tak kuasa mengeluarkan suara.
"A-aku tidak-"
"Kau bermain di belakang?!"
"Aku tidak melakukannya, Lee Jeno. Aku bersumpah, aku tidak tau kenapa aku bisa ada di sana be-bersamanya."
Jeno makin membuat Winter merinding, mendengar tawa kosong beratnya yang tengah di rasuki iblis. "Bagaimana bisa kau tidak tau? Jelas itu wajahmu. Jawaban konyol!"
"Aku tidak bohong, Lee Jeno! Aku tidak tau!" tegas Winter. Matanya mulai berkaca-kaca, di tuduh seperti ini pernah Winter alami tapi tak pernah sesakit ini rasanya.
"Sudah berapa kali kau melakukannya dengan Jaemin?" Jeno tetap bersikukuh dan makin mempertanyakan hal yang makin memojokkan Winter. Langkahnya makin mendekat, refleks Winter memundurkan langkahnya perlahan, ia sangat takut jauh di dalam hatinya ia mengakui Jeno memang menakutkan dan bohong jika Winter tidak punya takut padanya.
Winter berbalik hendak berlari, namun Jeno dengan gesit mendorongnya hingga terpojok di sudut ruangan mengurung dan menguncinya hingga Winter tak punya celah untuk melarikan diri. Winter tak kuasa untuk menahan air matanya, ia mulai menangis terisak.
"BERHENTI MENANGIS!!"
Winter mengedik, suara Jeno menggelegar dan bergema di kepalanya. Ia sudah tidak tau bagaimana menjelaskan pada Jeno. Winter masih menangis, ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakannya.
"Tidak usah pura-pura menangis, Winter. Cukup."
"Kau tau aku sangat benci pengkhianat. Mau tau apa yang pantas untuk mereka?"
Winter membelalak saat salah satu tangan Jeno menggenggam pistol yang ia ambil dari balik punggungnya mengarah perlahan ke arah dagu Winter. Winter tak menyangka, Lee Jeno tega dan berani mengacungkan benda itu padanya, padahal dulu ia orang pertama yang melindungi Winter dari benda itu.
Winter makin kuat menangis. Ia pasrah jika hidupnya akan berakhir dengan begitu saja.
"JAWAB PERTANYAANKU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x Winter
Fanfiction⚠SEQUEL LOVESICK⚠ ⚠COMPLETED⚠ WAJIB BACA LOVESICK DULU‼️ STOP ✋ JANGAN KESINI KALAU CUMAN MAU CARI REFERENSI, YUK SALING MENGHARGAI. AKU BIKIN PAKE IMAJINASI AKU LOH SUCKID KALAU KAMU PLAGIATI :') "Ini anak mu, Lee Jeno!"-Kim Winter "Tidak, Minjeon...