🦋23🦋

897 130 83
                                    

Happy Reading
🦋🦋🦋


"Hahahaha you have to find hot daddy right now, b*itch."

"Haha, she's right, Som."

"Shut up. Just stuff your mouth with wine bestie. We'll spend our night!"

Suara riuh rooftop rumah Ennik menggema bagaikan konser, Ennik Somi menggelar acara di Kanada secara gila-gilaan, dua puluh empat jam nonstop adalah impiannya dan terwujudkan malam ini.

Dentuman music DJ menggetarkan piring berisi dessert mewah beserta belasan gelas wine yang memunculkan riak.

Acara ini hanya di hadiri sahabat dekat Somi, termasuk Yeji. Wanita itu yang paling asyik menari bersama Somi tubuh mereka basah dengan wine akibat terlibat dalam adu siram wine.

Lain halnya dengan wanita bernama Lia itu, sibuk menyesap rokok di sela pengapnya suasana. Ya, wanita cuek itu tak pernah memperdulikan keadaan sekitarnya.

Yeji menghempas tubuh di samping Lia, tak tanggung-tanggung meneguk habis sebotol wine hingga tetes terakhir. Lia mengetek rokoknya pada asbak mungil di meja, menyembur jahil asap dari mulutnya hingga Yeji terbatuk.

"Sialan kau!" rutuk Yeji menepis kepulan asap akibat ulah Lia. Yeji mendengus. Di buangnya botol minuman beralkohol itu di sembarang tempat.

"Perihal bayi itu, kau sudah bunuh?" tanya Yeji mendadak, Lia terkejut, hal rawan itu dengan terang-terangan Yeji gemakan, jika orang lain dengar bisa ada berita menghebohkan. Lia menekan puntung rokoknya hingga baranya padam lalu mendekat ke arah Yeji sembari menopang kepala. Lia suka itu, pembahasan menarik.

"Aku jual." Dengan enteng Lia menjawabnya. Yeji menoleh, mengerjap pelan sembari mengolah ucapan Lia yang tertelan suara bising itu. "Jual?"

Lia mengangguk.

"Kenapa? Kau bilang akan membunuh bayi itu."

Ekspresi Lia spontan berubah, tidak bisa Yeji pahami maksudnya senyum simpul Lia. "Memang, tapi dari pada dia mati sia-sia lebih baik aku gunakan."

"Kau jual pada siapa?" Yeji penasaran, Yeji memang membenci bayi hasil dari perbuatannya dengan Hyunjin.

"Seorang janda." Lia lantas memandangi Yeji yang menyimaknya. "Kau berniat menemui anak itu?"

Yeji tertawa remeh, tentu ia tidak akan pernah melakukan itu. Karena sekarang, dia sudah berada di dalam lingkaran keluarga elit, keluarga paling berkuasa dalam jajaran pebisnis dan pemimpin kelompok mafia paling berpengaruh.

Yeji sangat ekstra hati-hati terhadap Lee Jeno, sebab walaupun pria itu sudah jarang berurusan dengan bunuh membunuh tapi tetap saja orang-orang yang menjadi musuhnya tetap mati dibawah perintahnya. Salah sedikit, atau bahkan setiap kebohongan yang ia tutupi tersingkap barang sejengkal maka tamatlah ia, Lee Jeno sendiri yang akan membongkar itu dalam sekejap.

"Kau gila? Tentu tidak akan pernah, jika Jeno tau maka ini akan menjadi kehancuran bagiku. Yang penting sekarang hidupku jauh lebih baik, daripada dengan si bajingan itu," gerutu Yeji seraya merebut segelas wine milik Lia yang masih utuh.

Lia geleng-geleng, putri tunggal keluarga Hwang itu selalu saja ingin segala kemauannya dituruti. Lia iri, andai dulu dia seagresif Yeji tunangannya tidak akan berakhir menjadi mayat. Lia bersumpah akan menghancurkan dua manusia sialan itu.

"Kau kelihatan lebih gila dari biasanya, kenapa? Apa Jeno mengacuhkanmu lagi?" Lia tersenyum miring, belakang ia dapat hal menarik lagi.

Yeji yang mabuk menoleh dengan wajah dominan bersemu, di sandarkannya kepalanya pada sandaran sofa. "Justru aku sedang gembira. Akhirnya dia luluh padaku. He kissed me, very deep."

[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang