🦋33🦋

712 69 32
                                    

HAIIIII AKU KEMBALIIIII :)

*DENGAN WAJAH TIDAK BERSALAH 😀

UDAH HILANG SEABAD EHEHE SORRY YEOROBUN AKU BENER2 KETETERAN KULIAH HIKS..



































Happy Reading
🦋🦋🦋

"Lee Jeno! Mana dia?!"

Yeji berteriak, mengabsen satu persatu pelayan yang ada di kediaman suaminya itu. Yeji di pusingkan dengan banyak hal dan yang paling buruk adalah kabar soal Winter. Yeji tidak menyangka wanita itu ternyata ada di dekatnya selama ini, dan parahnya Lee Jeno kerap melakukan kontak mata dengan Winter membuat kepala Yeji menjadi terasa mendidih mengingat tiap momen kedua orang itu bertemu.

"Tuan Lee berangkat ke luar kota, Nyonya." Kepala pelayan dengan setelan serba hitam memberanikan diri untuk membuka suara. Tak biasanya yeji akan mengamuk secara membabi buta begini, yah walaupun biasanya juga suka mengomel namun tidak dengan wajah merah padam dan napas memburu seperti itu. Kalau sudah begini pastinya ada peristiwa besar.

Yeji yang mendengar informasi tersebut kian membuncah, tak terhitung berapa panggilan ia tujukan pada Jeno sambil menyumpah serapah, Yeji beranjak ke kamar dan membanting pintu, ia frustrasi, takut akan hal yang paling buruk yang bisa saja terjadi padanya. Yeji meremas rambutnya kuat-kuat berharap semua ini hanyalah mimpi belaka.

"Yak! Kirimkan aku uang sekarang juga, anak buah Jeno sudah mengetahui keberadaanku!"


"Sialan kau! Aku sudah menghabiskan banyak uang untukmu kau urus dirimu sendiri!" Suara dari seberang telepon adalah Hyunjin, pria yang dia suruh untuk menukar bayinya, demi untuk membungkam lelaki mata duitan itu Yeji rela mengeluarkan miliaran untuk menyembunyikan dia dari Jeno dan anak buahnya.

"Sekarang kau mengancamku?! Huh, apa yang akan kau lakukan jika aku membongkar aibmu?! Dengar Hwang Yeji, hidupmu akan benar-benar hancur jika kau sedikit saja berani menipuku."

Yeji menarik napas berat, ia akhirnya menuruti permintaan Hyunjin dan menyuruhnya untuk keluar dari persembunyiannya. Di mentransfer sejumlah uang yang baru saja kemaren dia kirim kini harus ia transfer lagi. "Awas saja jika kau berani bicara sedikitpun tentang aku."

Sementara itu, sesosok anak kecil bersembunyi di balik tembok, sejak ia baru pulang menginjakkan kaki di mansion nya ia sudah mendengar suara gaduh di ruang tamu. Juno memandang prihatin pada mamanya, ia ingin mamanya tidak suka marah-marah lagi. Sambil menggenggam sebuah amplop berwarna biru muda bocah kecil itu nampak ragu untuk memberikan sepucuk surat cinta untuk ibunya. Namun ia sudah bertekad untuk memberikannya pada Yeji. Juno berjalan perlahan menuju kamar orang tuanya, mengintip melalui celah pintu yang sedikit terbuka, memampangkan punggung Yeji yang mana wanita itu tengah duduk di tepi kasur dan membungkuk gusar menghadap ke jendela.

"Mama ...," panggil Juno hati-hati, demi apapun ia tidak ingin membuat Yeji naik darah. Rupanya panggilan itu tidak di indahkan oleh Yeji ia masih berputar pada pikiran suramnya, hingga Juno berdiri di sampingya seraya menyentuh pelan pundak Yeji. Yeji baru menyadari kehadiran bocah kecil itu, Yeji lantas menegakkan tubuhnya perlahan. "Ada apa, Juno-ya."

Juno bingung mulai dari mana, akhirnya dengan tatapan mengedar Juno menyerahkan surat kecil itu dengan malu-malu. "Happy mother's day, Mom. I love you so much."

Yeji tercengang sesaat kala mendengar ucapan manis dari Juno, tidak meredakan amarahnya, tapi cukup mengalihkan perhatiannya sebentar. Yeji membuka sepucuk surat itu dan melihat sekilas untaian kata yang Juno susun, tulisannya cukup rapi dengan gambar-gambar lucu yang ia buat.

[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang