Happy Reading
🦋🦋🦋Mimpi buruk bagi Winter, hal yang berusaha ia hempaskan jauh-jauh dari kepalanya begitu nyata terjadi. Terkapar lemas di atas kasur pagi ini, menatap langit-langit kamar dengan bola mata agak merah dan terasa panas, sensasi mendidih menjalar dari ujung kaki dan berpusat di kepalanya yang terasa hendak meledak. Winter sadar dirinya sedang tidak sehat. Bibirnya melenguh kecil kala berusaha bangkit dari posisi berbaringnya, tak bisa Winter pungkiri tangannya terus meremat selimut dan enggan membukanya, jika ia membukanya tubuhnya akan merasa beku.
"Hatchii!!" Yap, di perjelas dengan suara itu. Winter yakin sudah lebih dari lima kali ia melakukan bersin pagi ini. Hal yang paling enggan Winter dapati dari dirinya adalah sakit, ya, di luar kendalinya hal itu bisa terjadi kapanpun. Tapi Winter berusaha agar dirinya jangan sampai mengalami. Kenapa? Karena Minyoung akan menampakkan raut wajah kehilangan itu, wajah kalut bahwasannya Winter akan pergi meninggalkannya bersama sang kakak seperti ayahnya. Begitu juga Jisung yang akan langsung panik 24/7 mencari cara agar Winter kembali sembuh. Winter adalah segalanya bagi Minyoung dan Jisung, jika ia sakit maka kedua bocah itu juga turut merasakan sakit.
Winter bernafas melalui bibirnya, nampak ia rasakan uap panas menguar disana. Winter menyeringai, menertawai dirinya yang ternyata sangat payah nan lemah, sakit seperti ini saja ia langsung tumbang dan seperti akan menjemput ajal. Winter menoleh, memaksakan kepalanya yang berat berputar ke spot dimana jam meja berada, mendapati jarum pendek menunjukkan pukul enam. Winter lagi-lagi hanya bisa berwajah sengsara.
Jika harus merangkak pun Winter tidak masalah, meminum beberapa pil akan memperbaiki semuanya. Tapi bagaimana? Di kala situasi tubuhnya yang terasa remuk melengkapi keadaan. Berteriak menggunakan suara seraknya tak akan membangunkan Jisung yang berjarak dua kamar dari kamar miliknya. Di saat terjerat situasi terdesak maka Winter mengadalkan akalnya untuk bertindak. Menelepon Jisung mungkin menjadi satu alternatif, semoga.
Seperti yang Winter katakan tadi ia akan merangkak, untuk menggapai benda persegi pipih di nakas yang ada di sampingnya Winter minta ampun menderitanya. Setelah berhasil menggenggam benda itu, Winter mendial nomor ponsel bocah kesayangannya, Winter memaksakan pelupuk matanya untuk terbuka, mengajak bekerja sama barang sebentar saja tubuhnya yang kelewat tak berdaya.
Sebuah lengkungan terbentuk dibibir Winter penuh kelegaan, mendengar suara dalam khas bangun tidur itu khususnya lewat telepon begitu menggelitik di hati Winter. Menepis kegemasan terhadap Jisung, Winter lekas menyuruh Jisung untuk menghampirinya.
"Eomma, ada apa?" Tepat prediksi Winter, Minyoung bangun seketika setelah mendengar telepon dari Winter, Minyoung tidur di kamar Jisung rupanya. Raut wajah takut dan khawatir Minyoung mengguncang raga Winter untuk tidak bertingkah lemah, namun apa dayanya, Winter akui ia memang sangat rapuh dan langsung tertunduk layu di kala dirinya terserang sakit. Telapak tangan hangat Minyoung menyapa kening Winter yang berdominasi peluh.
Jisung meringis ngeri menatap termometer di tangannya, hampir saja angka yang tertera menyentuh angka empat puluh. Ia diam saja saat Minyoung mengguncang badannya dan berkata ibunya tengah mengalami demam. Kegiatan renang kemarin adalah alasan kuat mengapa hal ini bisa terjadi, Jisung memahami bagaimana Winter tidak mau merepotkan orang lain, namun jika sudah menyangkut kesehatan Winter yang bisa dibilang 'gampang sakit' Jisung tidak akan tinggal diam. Dalam hati Jisung berulangkali memaki sosok pria bajingan itu yang tega-teganya memaksa wanita di hadapannya untuk menghadapi dunia yang amat kejam seorang diri seperti ini. Jisung kecewa pada dirinya, selama ini ia terus merepotkan Winter tanpa berbuat apa-apa.
"Eomma pasti kuat! Minyoung disini hiks ... Eomma ..." Benda bening keluar dari sudut mata gadis kecil itu, Winter ingin tertawa, gadis kecilnya yang terlihat khawatir sungguh menggemaskan, namun di lain sisi ia tersentuh. Minyoung menangis tersedu, ia sangat tidak bisa melihat bibir pucat itu, Minyoung hanya punya sosok berharga bernama Minjeong itu dalam hidupnya—Jisung juga anyway.
![](https://img.wattpad.com/cover/300153845-288-k777194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x Winter
Fanfic⚠SEQUEL LOVESICK⚠ ⚠COMPLETED⚠ WAJIB BACA LOVESICK DULU‼️ STOP ✋ JANGAN KESINI KALAU CUMAN MAU CARI REFERENSI, YUK SALING MENGHARGAI. AKU BIKIN PAKE IMAJINASI AKU LOH SUCKID KALAU KAMU PLAGIATI :') "Ini anak mu, Lee Jeno!"-Kim Winter "Tidak, Minjeon...