🦋18🦋

1.4K 149 85
                                    

Happy Reading
🦋🦋🦋












"Ibu acaranya belum selesai, kenapa kita mau pulang?" Minyoung bertanya pada ibunya sambil menyamakan langkah besar Winter. Mundur ke setengah jam lalu, Minyoung sedang asyik-asyiknya menikmati cup cake bersama Giselle, wanita itu menyuapi Minyoung sekaligus menjaga Minyoung dari Lee Jeno. Sejauh mata memandang, Giselle tidak melihat adanya tanda-tanda Lee Jeno di acara itu bertepatan saat Winter tidak ada di tempat. Giselle khawatir jika Jeno mencari perkara baru dengan sahabatnya.

Acara selanjutnya adalah agenda penyambutan, tapi Winter tak juga menunjukkan batang hidungnya. Giselle kian curiga, Sungchan yang awalnya menjaga Minyoung pun juga ikut mencari. Sedikit informasi, bahwa saat Winter di tahan Jeno di bawah tangga Sungchan sedang menuruni tangga mencari ke luar gedung. Sayang sekali Winter tidak menyadari, jika ia melihat Sungchan kala itu sudah pasti Winter akan berteriak.

Giselle lantas bangkit dari kursi setelah Winter datang dengan kondisi pakaian agak berantakan, nampak lekukan kumal di ujung roknya. Mencoba berpikiran positif Giselle menyimpulkan kalau penyebab Winter lama sekali ialah karena wanita itu sedang datang bulan. Tapi tidak ada tanda-tanda bercak merah di bagian sisi manapun roknya dan yang lebih aneh pipi Winter sedikit terlihat kilapan bekas air. Seperti habis menangis, di perjelas dengan mascara Winter yang sedikit meluber di bagian bawah mata. "Kau kenapa?" tanya Giselle langsung ke intinya.

Winter detang dengan loyo, langkahnya lamban dan nampak tidak bersemangat.

"Aku sangat lelah dan butuh istirahat," elak Winter menghindari ingatan beberapa waktu ke belakang. Beberapa saat seeblumnya
Winter di buat melayang dan sulit mengontrol tubuhnya sendiri. Winter akui sentuhan Jeno memang selalu mampu membekuk tubuhnya dan dalam hitungan detik saja dalam kuasa Jeno tubuh Winter seolah mematuhi tiap ritme yang Jeno mainkan.

Tatapan Giselle bertemu pada sosok yang baru saja memasuki area dari pintu utama, sosok itu juga menujukan pandangan ke arah Winter yang memunggungi sembari berlalu. Giselle mengalihkan pandangan pada Winter. "Kau bertemu dengan Tuan Lee lagi?" celetuk Giselle, nalurinya membisik keras sesuatu yang janggal.

Winter membasahi bibirnya yang kering, sebelum memutuskan untuk menceritakan atau tidak. Winter harus memperkirakan hal apa yang akan terjadi dan siapa saja yang akan terlibat, jika di ulik lebih lanjut Giselle berpeluang besar ikut terseret apalagi wanita di hadapan Winter saat ini adalah tipe orang yang suka ceplas-ceplos dan tak segan menyemburkan segala kekesalannya kala sudah tak terbendung. Apalagi sampai istri Jeno sekarang tau apa niat suaminya yang hendak membawa Minyoung yang berkemungkinan adalah anaknya, terutama mengetahui siapa Winter sebenarnya.

"Tidak," jawab Winter, gestur tubuhnya menunjukkan bahwa tidak ada masalah apapun. "Lantas kenapa lama sekali?" Giselle menyuguhkan pertanyaan lainnya.

"Di sana antri, jadi aku agak lama," balas Winter dengan dusta lagi. Giselle ber oh ria, akhirnya ia menyerahkan sepenuhnya Minyoung pada Winter.

Winter membuang napas lelah, menggandeng Minyoung dan mengajak gadis kecil itu meninggalkan acara.





















"Kita jemput kakak Jisung dulu." Winter menoleh ke arah Minyoung. Tak melihat kondisi di depannya Winter tidak menyadari seseorang yang baru saja turun dari mobil.

"Setelah itu— aduh!" pekik Winter kaget, begitu juga seseorang yang di tabrak. Winter agak terhuyung saat lengan kanannya menghantam sebuah bahu seorang yang diketahui adalah wanita.

Winter memandangi tas wanita tersebut yang tergeletak. Dengan panik dan merasa bersalah Winter spontan memungut tas berlogo YSL itu. Sembari membungkuk, Winter terus memohon maaf.

[2] PAINFUL LOVE (Devil Husband) || Jeno x WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang