Bab 6

9.6K 1K 21
                                    


Pagi itu, setelah beberapa minggu, akhirnya Divisi Legal bisa kembali memiliki tim yang lengkap. Untuk pertama kalinya mereka akan melakukan meeting mingguan dengan Manager baru mereka. Seperti biasa, mereka membahas pekerjaan yang sedang berjalan dan rencana kerja ke depannya. Biasanya, Divisi lain sudah memiliki list antrian proyek yang nantinya akan menjadi tugas Divisi Legal.

Sebagai manager baru, Reno belajar dengan cepat. Dibantu oleh Dea selaku asisten manager juga Kalya dan Ryan sebagai supervisor masing-masing tim, di meeting kali ini Reno sudah mampu mengimbangi alur kerja mereka. Sehingga, tidak sampai satu jam, mereka sudah selesai membicarakan soal pekerjaan dan sebagian dari mereka undur diri karena sudah ditunggu meeting proyek dengan divisi lain.

"Oke, saya tunggu ya laporannya. Saya ijin ke bawah sebentar ambil barang saya."

Setelah menutup meeting pagi itu, Reno segera turun menuju mobilnya untuk mengambil barang-barang pribadi yang dia bawa dari Prama Medika. Sedangkan yang lain juga ikut membubarkan diri dan kembali ke kubikel masing-masing.

Saat keluar dari ruang meeting, Ryan, Meira, dan Kalya yang berjalan bersama berpapasan dengan Bara dan Radit yang baru saja keluar dari litf. Mereka menyapa sekilas tentunya dengan celetukkan Bara yang selalu membuat mereka geleng-geleng kepala.

"Gimana, Mei, manager baru? Cocok?"

"Berisik, lo! Jatahnya Kalya itu, anak baik-baik kayaknya."

Karena masih harus kembali bekerja, mereka segera membubarkan diri dan berjanji akan makan siang bersama seperti biasa. Karena ingat harus meng-copy beberapa berkasnya, Kalya segera ke kubikelnya untuk mengambil berkas, kemudian menuju mesin fotokopi yang ada di antara ruangan HC dan Legal. Ternyata, di sana sudah ada Radit yang sudah lebih dulu menggunakannya.

"Banyak nggak, Dit?" Kalau masih banyak, Kalya tadinya ingin menyela karena dia hanya butuh meng-copy dua lembar saja.

"Enggak kok, nggak sampe ratusan halaman." Balas Radit, sepertinya tidak ingin disela. "Kal, tadi pagi lo liat gue?"

Kalya menoleh ke arah Radit yang tiba-tiba menanyakan hal random. Setelah berpikir sebentar, Kalya membuka mulut dan mengangguk tanda paham.

"Iya. Kenapa lagi, Dit?"

"Biasa, gue minta udahan. Dia nggak mau." Radit menjawab sambil mengalihkan pandangannya ke mesin fotokopi.

Keheningan menyelimuti mereka sejenak. Sampai Radit sudah selasai dengan berkasnya dan giliran Kalya melakukan tugasnya. Saat Radit sedang merapikan berkas yang selesai dia fotokopi, Kalya yang sedang menunduk menunggu mesin fotokopi bekerja tiba-tiba bersuara.

"Biarpun aku mikir kalo kamu yang salah, tapi nggak tau kenapa aku nggak terima, loh, kamu diperlakukan gitu. Apa nggak sebaiknya kamu berhenti main-main, Dit?"

Pagi tadi, tanpa sengaja Kalya memarkirkan mobilnya beberapa baris di belakang mobil Radit. Dia sempat melihat Radit keluar dari mobilnya, sehingga dia ingin bergegas keluar agar bisa menghampirinya. Saat dia masih berdiri di balik pintu mobilnya yang terbuka, Kalya melihat seseorang menghampiri Radit. Kalau tidak salah itu pacarnya. Kalya memang belum pernah bertemu langsung, hanya melihat lewat foto yang ditunjukkan Bara. Namun dia cukup bisa mengenalinya.

Kalya masih terdiam menunggu karena mereka terlibat obrolan yang tidak begitu bisa didengarnya. Namun, dia cukup kaget saat perempuan itu mengangkat tangannya kemudian menampar Radit. Radit hanya terdiam saat perempuan itu kemudian pergi meninggalkannya. Setelah beberapa saat, dia terlihat mengusap pipinya sambil berkaca di spion.

Karena adegan tadi, Kalya yang masih cukup kaget memutuskan untuk tidak langsung menghampiri Radit. Dia menunggu Radit berjalan terlebih dulu dan menyapanya saat sudah berada di depan lift basement parkirannya. Radit memang sempat memandangnya agak lama, ternyata dia memang sudah menduga kalau Kalya melihatnya.

COMFY-VersationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang