Bab 11

8.2K 899 15
                                    


Sore di hari kamis ini, seperti janjinya pada Ayi saat berbalas pesan, Kalya mengunjungi apartemen Radit. Katanya, Ayi mulai bosan menghabiskan waktu sendiri setelah berada di Bandung selama beberapa hari ini. Mau bagaimana lagi, Radit juga Kalya tentu tidak bisa menemani Ayi berkeliling Bandung karena harus bekerja. Jadi setelah kemarin-kemarin Ayi berkeliling Bandung sendiri, hari ini Ayi meminta Kalya untuk menemaninya di apartemen Radit. Agar semakin ramai, Kalya tidak sendiri tentunya. Kalya mengajak Meira, Ryan, dan Bara untuk sekalian berenang di sana.

Karena Kalya menawarkan diri untuk memasak makan malam, Ayi berinisiatif belanja bahan masakan dan beberapa camilan sebelum tamu-tamunya datang. Tentunya hal itu membuat teman-teman Radit sangat kegirangan, karena tidak biasanya mereka disambut dengan banyak makanan saat datang ke apartemennya. Biasanya, mereka akan memesan makanan sendiri setelah sampai di sana.

"Dek Ayi nggak pindah kuliah sini aja?" celetuk Bara yang mulutnya belum berhenti mengunyah sejak tadi.

"Jangan modus, lo!" Meira melempar kulit kacang yang dimakannya ke arah Bara, yang tentunya dihadiahi umpatan. "Hati-hati sama mulut buaya, Dek."

Ayi yang diajak bicara hanya tertawa saja sambil memperhatikan interaksi teman-teman abangnya yang baru saja selesai berenang dan berkumpul di meja makan. Setelahnya mereka bergantian membersihkan diri dan beribadah magrib, kemudian menunggu Kalya menyelesaikan masakannya sambil mengobrol. Kalya memang lebih suka memasak tanpa bantuan, bukan apa-apa, dia hanya merasa akan lebih efektif tanpa harus menyuruh-nyuruh orang lain.

Tidak lama, masakan Kalya pun jadi. Hanya masakan sederhana, hanya tumisan dan katsu ayam, karena apartemen Radit hanya memiliki peralatan dapur yang minimalis. Karena meja makan yang hanya memiliki empat kursi, hanya Radit, Ryan, dan Kalya yang duduk di sana, sedangkan yang lain di sofa depan tv yang tidak jauh dari sana.

Meski berbeda usia cukup banyak, Ayi senang karena teman-teman abangnya sangat asik diajak ngobrol. Mereka yang berasal dari beragam latar pendidikan, cukup luas wawasannya saat diajak ngobrol hal yang ingin Ayi ketahui. Meskipun sejak tadi Bara tidak berhenti menggodanya, dengan Meira yang seolah menjadi pelindungnya.

"Bagus banget itu kalo mau cepat lulus juga, kita bisa cari pengalaman di luar lebih dulu. Kalo mau lama-lama cari pengalaman di dalam kampus kayak Abang Bara juga nggak masalah, kalo kita salah, lebih dimaklumi karna status masih mahasiswa."

"Itu sih lo-nya aja yang males. Kebanyakan tebar pesona, sayangnya nggak ada yang nyangkut. Nasib, jomblo!"

Tawa Meira membahana setelah menanggapi celotehan Bara. Ayi yang sedang mengunyah makananya sampai menahan tawa karena takut tersedak.

"Orang baik tuh emang ujiannya gitu, mesti sabar nunggu yang terbaik datang. Iya nggak, Kal?"

Karena sesama jomblo menahun, Bara mencari dukungan pada Kalya. Yang hanya ditanggapi Kalya dengan gelengan malas.

"Kalo Kalya sih kayaknya bentar lagi udah nggak jomblo, bener nggak Kal?"

"Serius?!"

Celetukkan Meira membuat Ryan tertawa sedangkan yang lain langsung menatap Kalya meminta jawaban. Kalya yang masih menikmati makanannya hanya memutar bola mata. Namun, karena sepertinya mereka semua serius menunggu jawaban Kalya, mau tidak mau Kalya menanggapi.

"Jangan kemakan gosip deh, kayak ABG aja kalian tuh."

Ayi yang berpikir kalau teman-teman abangnya menggoda Radit dan Kalya, awalnya ikut tersenyum senang. Namun setelah melihat ekspresi Radit yang nampak tidak senang, Ayi jadi bingung.

"Nggak apa-apa kali, Kal, spill dikit walopun belum official." Meira masih berusaha meminta penjelasan Kalya.

Namun Kalya tetaplah Kalya, yang tidak suka mengumbar urusan pribadinya. Apalagi ini hanya dugaan-dugaan temannya. Meski dia tahu yang Meira maksud, karena memang tidak merasa ada hubungan atau apapun yang mengarah kesana, maka dia tetap bungkam.

COMFY-VersationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang