Bab 34

8.9K 865 70
                                    


Kalya dan Radit belum lama tiba di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Setelah pesawat mereka mendarat dan mereka selesai menyelesaikan urusan masing-masing di toilet, mereka segera menunggu di area penjemputan karena yang berjanji menjemput memberi kabar kalau sudah memasuki area bandara. Benar saja, tidak lama sebuah sedan hitam yang Radit kenali berhenti di depan mereka, disusul sebuah pekikan seorang penumpangnya menyapa Kalya.

"Ayi! Congraduation! I'm happy for you, baby!" balas Kalya disertai pelukan dan ciuman di pipi saat Ayi, Adik Radit yang menjemputnya, keluar dari mobil dan mendekatinya.

"Thank you, Kakak! Ah, Kakak kenapa nggak nginep bareng kita aja sih? Masih kangen tau."

Kedatangan Radit di Jogja kali ini memang dalam rangka merayakan wisuda adiknya, meskipun wisudanya sudah sendiri berlangsung kamis lalu. Radit memilih untuk datang di hari sabtu karena selain cutinya terbatas, kebetulan juga dia mendapat undangan pernikahan di hari minggu besok dari salah satu sepupu Kalya yang dia kenal saat menemani Kalya di pernikahan sepupunya yang lain.

"Ngobrolnya di dalem aja." ujar Radit setelah para lelaki selesai mengurus bawaan mereka. "Gue yang bawa?" tawar Radit pada seorang lelaki yang dia ketahui merupakan pacar Ayi yang sebelumnya membawa mobil adiknya.

"Gue aja, santai." jawab lelaki tadi.

"Sayang, aku di belakang sama Kakak ya?" kata Ayi pada pacarnya.

"Oke, Yang."

Radit dan Kalya yang melihat interaksi mereka berdua hanya sekilas saling melirik dengan pikiran masing-masing kemudian segera masuk mobil. Siang ini, mereka semua memang berencana makan siang bersama kedua orang tua Radit dalam rangka perayaan kelulusan Ayi. Karena resto yang mereka pilih tidak jauh dari villa yang disewanya, kedua orang tua Ayi memilih menuju resto menggunakan taksi sedangkan mobil Ayi dipakai menjemput Radit dan Kalya agar bisa langsung bertemu di resto.

"Aya! Anak Mama! Kangen banget, deh!"

Sesampainya di resto, Kalya sudah disambut pelukan hangat dan ciuman di pipi dari Mama Radit. Hampir satu tahun menjadi kekasih Radit, Kalya tentu sudah berkenalan dengan kedua orang tuanya juga beberapa kali bertemu saat ada kesempatan. Setelahnya, Kalya tidak jarang bertukar pesan dengan Mama Radit. Sehingga mereka sudah cukup akrab.

"Ma, anaknya ada di sini lho." protes Radit karena hanya Kalya yang disambut kemudian langsung diajak duduk di sampingnya.

"Oh, iya ya? Mama kira anak Mama cuma Ayi sama Aya aja lho, soalnya paling sering ada di recent call Mama." sarkas Mama Radit yang ditimpali tawa oleh Ayi juga Kalya, sedang Radit hanya menggelengkan kepala.

"Eh, eh, duduk sana!" seru Radit sambil menarik tangan Ayi saat Ayi ingin duduk di sebelah Kalya yang sudah lebih dulu duduk di samping Mamanya.

"Iih, cowok sama cowok sana!" tolak Ayi.

Meja yang mereka pesan memang terdiri dari dua sofa panjang yang saling berhadapan, masing-masing lebih dari cukup untuk diduduki tiga orang. Di satu sisinya sudah diduduki Mama Radit dengan Kalya di bagian tengah, sedang satunya diduduki Papa Radit disusul pacar Ayi.

"Nggak, kamu di sana aja!" Radit tetap menarik tangan Ayi dan mendorongnya hingga akhirnya terpaksa duduk di sebelah pacarnya, yang tentu dibalas gerutuan Ayi.

Makan siang mereka berlangsung dengan banyak obrolan ditambah beberapa perdebatan antara Radit dan Ayi yang membuat kedua orang tuanya tidak habis pikir.

"Adek, malu sama cincin, jangan digodain terus Abangnya. Maklumin aja, baru bucin dia." tegur sang Mama karena Ayi berulang kali menggoda Radit yang memang terlihat mencari perhatian pada Kalya, entah meminta disuapi atau merangkulkan tangan di pinggangnya padahal mereka sudah duduk bersisian.

COMFY-VersationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang