Bab 31

8K 862 51
                                    

Radit mendudukkan diri di salah satu kursi makan kemudian tersenyum sambil memandangi Kalya yang berdiri seberang di meja. Radit menikmati raut wajah Kalya yang sedang serius seperti ini. Merasa diperhatikan, Kalya mendongak dan mendapati Radit seperti mengamatinya.

"Kenapa?" Kalya menghentikan kegiatannya sejenak.

"Kayaknya udah lama nggak lihat kamu di sini. Kok jadi beda ya?" Radit menjawab sambil mengulum senyum.

"Apanya yang beda?" Kalya yang sudah selesai dengan kegiatannya, mengumpulkan semua sampah dan membawanya ke tempat sampah di balik kitchen island dengan Radit yang mengikuti di belakangnya.

Hari ini, seperti sudah direncanakan sebelumnya, mereka berlima akan menghabiskan malam tahun baru di apartemen Radit. Tadi, Kalya yang sudah datang lebih dulu, langsung menyiapkan makanan malam yang dipesan Radit melalui layanan pesan-antar sembari menunggu Radit yang langsung ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan ketiga temannya diberi tugas membeli camilan untuk menemani mereka menghabiskan waktu semalaman ini. Dan sepertinya mereka bertiga terjebak kemacetan di malam tahun baru ini, meskipun masih sore, karena sampai sekarang belum sampai.

"Apa ya?" Radit bersandar di kitchen island tepat di belakang Kalya yang saat ini mencuci tangan, sembari bertopang dagu seolah menilai. "Coba sini balik, aku perhatiin dulu." lanjutnya yang membuat Kalya tertawa, meski akhirnya berbalik juga setelah mengeringkan tangannya.

"Aku tau kayaknya." Radit menurunkan tangannya lalu mendekati Kalya dan melingkarkan tangan dipinggangnya. Kalya mengangkat alis namun tidak menolak, tangannya dia tumpukan di lengan Radit. "Aku jadi seneng banget liat kamu berkeliaran di sini." Kalya kembali tertawa, sepertinya Kalya perlu banyak tertawa untuk menyembunyikan semu wajahnya saat berhadapan dengan Radit yang dalam mode manis seperti ini.

"Thank you, deh. Bukan berarti dulu-dulu nggak seneng liat aku di sini kan?" Kalya memicingkan matanya.

"Enggak dong! Ya dulu sih seneng-seneng aja, nggak pake banget."

Mereka tertawa lepas, sama-sama merasa lega karena bisa mulai membangun hubungan mereka dengan tenang. Dengan izin orang tua Kalya juga teman-teman yang akhirnya bisa menerima. Tawa keduanya mereda, namun tidak menyurutkan senyum yang terkembang di bibir masing-masing juga dekapan Radit di pinggang Kalya.

"Kamu punya resolusi apa buat tahun depan, Ya?"

"Apa ya? Semakin nyaman menjalani semuanya aja sih. Berkurang lemburnya, me time-nya makin banyak." Kalya terkekeh di ujung kalimatnya.

"Jangan kebanyakan me time dong, Yang. Nanti aku sendirian." rajuk Radit yang tentu saja membuat Kalya tertawa lagi.

"Okay, okay. Kalo kamu gimana?" pertanyaan Kalya membuat Radit mengawang sekilas.

"Yang pasti pengen terus belajar, dalam semua hal. Termasuk karier, juga belajar jadi pasangan yang baik buat kamu." senyum Radit kembali mengembang, begitu juga Kalya.

"Kita sama-sama belajar ya, Dit. " ujar Kalya yang segera diangguki Radit.

"Kayaknya aku belum pernah bilang ini sih sama kamu." Radit mengangkat satu tangannya menuju pipi Kalya kemudian mengusapnya pelan, sedang Kalya mengangkat alisnya tanda menunggu kelanjutan ucapan Radit. "I love you, Kalyana." Ucapan Radit membuat senyum Kalya terkembang. Mereka memang mengawalinya sangat perlahan, namun sepertinya dengan perlahan juga perasaan mereka berubah ke arah yang sama.

"I know." Meskipun sedikit salah tingkah, Kalya tetap berusaha menanggapi Radit. "I think, I love you, too, Raditya."

Pengakuan Kalya membuat Radit tercengang, sama sekali tidak menyangka. Ya, dia memang hanya bermaksud mengungkapkan perasaannya pada Kalya, tidak mengharapkan balasan apapun darinya. Dia paham apabila Kalya masih perlu waktu untuk jatuh cinta padanya. Tapi tiga kata ajaib yang diucapkan Kalya membuat hatinya benar-benar menghangat. Kalya selalu membuatnya merasa beruntung.

COMFY-VersationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang