Bab 28

7.4K 846 8
                                    


"Ini Abang mau ikut turun? Aku sekamar sama temenku, jadi nggak mungkin mampir, lho."

Mobil Radit baru saja memasuki area parkir basement hotel tempat orangtua Kalya berada di daerah Dago Atas, yang juga merupakan tempat Ayi menginap. Setelah dari kantor tadi, mereka menyempatkan mampir di salah satu toko kue dan membeli buah tangan untuk orang tua Kalya. Lebih tepatnya Radit yang berinisiatif membelinya. Sekalian menyenangkan adiknya yang memang doyan jajan.

"Abang mau ketemu Ayah Ibunya Kalya dulu, Dek."

"Hah? Ngapain? Nggak usah aneh-aneh, ah, Bang!" Kalya yang duduk di sebelah Radit terkekeh mendengarnya, apalagi melihat Radit yang memutar bola matanya.

"Kamu aja yang jelasin, Yang." Ujar Radit yang langsung dihadiahi delikan Kalya dan pekikan Ayi.

"Apaan itu Yang, Yang, begitu? Kalian pacaran ya? Ih, Kakak kok mau sih sama Abang? Kakak kan cantik, baik.." cecar Ayi yang langsung dipotong Radit.

"Emang Abang kenapa? Abang juga ganteng, baik juga!" protesnya.

"Tapi playboy!" seru Ayi yang disambut tawa Kalya.

"Udah, ah, turun yuk! Ayi ikut juga ya ke tempat Ibu sama Ayahku, biar Abang kamu nggak grogi." lerai Kalya akhirnya meski setelahnya Ayi masih mencecar mereka dengan pertanyaan tentang hubungan mereka.

Setelah urusan parkir selesai, mereka menuju kamar orang tua Kalya yang berada di lantai enam dengan dibantu security, tentunya setelah Kalya menghubungi orangtuanya. Di dalam lift, sembari mendengarkan Ayi bercerita, Kalya menangkap raut tegang Radit. Ekspresi yang biasa ditampilkan Radit dalam mode formal saat akan menghadapi atasan atau klien, tanda seorang Radit sedang menebak-nebak situasi yang akan terjadi.

Meskipun mungkin ketegangan Radit tidak berbeda jauh dengan dirinya, namun Kalya merasa lebih santai karena bagaimanapun yang akan ditemui adalah orangtuanya. Tangan Kalya mengait jemari Radit dan memberinya senyum saat Radit menoleh padanya, bermaksud memberi ketenangan. Tentunya dibalas senyum yang sama dan genggaman yang mengerat.

Sesampainya di depan kamar orangtuanya, Kalya segera mengetuk pintunya dengan Radit dan Ayi berada di belakangnya. Tidak lama, terbukalah pintu di depannya dengan seorang wanita paruh baya yang muncul di baliknya dan langsung bertukar pelukan dengan Kalya. Saat berpelukan itu juga, Ibu Kalya menyadari kehadiran dua orang lainnya di belakang Kalya.

"Eh, Aya ternyata sama Ayi dan.." perlahan pelukan mereka terlepas dan Kalya membalikkan badan untuk mengenalkan Radit, namun sebelum itu, Radit sudah lebih dulu mengenalkan dirinya.

"Radit, Bu. Saya Kakaknya Raylina dan.." ucapan Radit menggantung namun diangguki Ibu Kalya.

"Yuk, pada masuk. Ayi, Radit.. silahkan."

"Bu Isna jangan bosan ya, saya diajakin Kak Kalya nih kesini. Katanya supaya.." ucapan Ayi terhenti karena Radit menyikutnya pelan yang dibalas kerutan di kening Ayi. "Supaya skripsi saya lancar." Ibu Kalya pun tertawa, sudah paham dengan kelakar mahasiswanya yang satu ini.

"Kamu tuh nggak ketemu Ibu aja bisa cepet banget kok selesainya. Apalagi rajin begini." balas Ibu Kalya. "Duduk dulu ya, tadi Ayahnya Aya lagi di kamar mandi. Ibu panggil dulu. Aya bisa minta tolong ambilkan minum di pantry?" Tentu langsung diangguki Kalya.

Meskipun terkenal sebagai dosen pengajar yang serius di kelas juga dosen wali yang cukup ambisius pada mahasiswa bimbingannya, namun Ibu Kalya mudah dekat dengan mahasiswanya karena bisa berbaur dengan obrolan santai mereka. Meski begitu, mahasiswanya harus tahu kapan bersikap formal dan kapan bisa lebih santai.

Kamar Ayah dan Ibu Kalya ini memang tipe suite yang kamar tidurnya terpisah dari ruang tamu. Mereka memang sengaja memilih kamar ini karena ingin menghabiskan waktu bersama Kalya. Tentu mereka tidak bisa menginap di kosan Kalya yang ukuran tempat tidurnya saja single. Entah kenapa Kalya masih betah tinggal di sana. Padahal orang tuanya sudah menawarkan bantuan jika Kalya ingin membeli sebuah rumah atau mungkin apartemen. Apalagi sepertinya Kalya cukup betah bekerja di perusahaannya sekarang ini. Namun Kalya masih menolaknya.

COMFY-VersationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang