Bab 18

8.3K 847 6
                                    


Kalya sedang menata rambutnya sesuai dengan tutorial yang ditontonnya di ponsel saat kamarnya diketuk, membuatnya bangkit dari meja rias menuju pintu kamarnya. Hari ini adalah hari pernikahan sepupunya, Naufal, yang akan diselenggarakan di sebuah hotel di Jalan Setiabudi. Akad nikah yang rencananya digelar pukul delapan pagi, membuat Kalya sudah bersiap sejak jam enam tadi.

"Hei, masuk dulu ya. Sorry, belum selesai siap-siap."

"Take your time, Kal. Aku aja yang kepagian."

Radit memang berjanji menjelmputnya jam tujuh pagi, dan ini masih kurang beberapa menit sehingga Kalya belum selesai bersiap.

Setelah merasa sudah sehat sepenuhnya, Radit menagih janji Kalya untuk mengajaknya ke pernikahan sepupunya. Yang seketika membuat Kalya kembali tertawa geli karena Radit sepertinya benar-benar khawatir kalau Kalya akan mengajak Arjuna, lelaki yang dikenalkan Bude-nya, untuk datang ke sana. Kalya tentu tidak akan mengajak Arjuna hanya karena lelaki itu kenalan Bude-nya, hubungan mereka tidak sedekat itu. Kalaupun Kalya tidak punya teman untuk diajaknya, Kalya lebih memilih datang sendiri. Toh di sana dia pasti akan berkumpul bersama sepupunya yang lain. Namun karena sudah kepalang janji pada Radit, akhirnya dia mengajak lelaki itu.

Kalya menyelesaikan tatanan rambutnya dengan segera, kemudian memasukkan barang yang diperlukan ke clutch-nya. Dia juga mengambil paperbag yang sudah disiapkan sebagai kado bagi kedua mempelai kemudian mengambil sepatu yang akan dipakainya.

Di atas ranjang, Radit mengamati Kalya yang mondar-mandir dalam diam. Bukan sekali ini dia melihat Kalya berdandan sedikit lebih tebal dari biasanya, karena dia juga beberapa kali menghadiri undangan bersama Kalya, tentunya tidak berdua. Namun entah kenapa kali ini Kalya nampak berbeda. Entah karena kebaya kutu baru dengan jarik yang memeluk tubuhnya dengan sempurna, rambutnya yang digelung cantik, heels yang menyempurnakan penampilannya, atau hanya karena ini Kalya yang saat ini sudah menarik perhatiannya.

"Dit?" panggilan Kalya menyadarkannya. "Perlu ke kamar mandi dulu?"

"Ah, enggak. Ayo!"

Mereka berdua segera keluar dari kamar Kalya dan berangkat menuju Jalan Setiabudi. Melihat Kalya yang kerepotan berjalan karena tidak terbiasa menggunakan jarik panjang, Radit memilih menurunkan Kalya di lobi dan memintanya menunggu di sana agar tidak perlu berjalan jauh dari parkiran. Tidak terlalu lama menunggu, Radit sudah menyusulnya dan mereka langsung menuju ballroom yang berada di area belakang hotel, tempat diadakannya akad nikah kurang lebih tiga puluh menit lagi.

Tadi Kalya sudah menguhubungi salah satu sepupunya yang hadir dan langsung diberitahu untuk menyusul ke salah satu ruang rias yang berada di dekat ballroom. Sesampainya di sana, Kalya langsung menyapa dan bergabung dengan keluarganya yang sudah mengatur barisan untuk prosesi akad nikah. Tentunya dengan Radit yang terus berada di sampingnya.

Radit sendiri nampak begitu luwes menghadapi keluarga Kalya. Meskipun ini bukan pertama kali mereka menghadiri undangan bersama dengan tangan Kalya yang mengalung di lengannya, namun rasanya tentu berbeda karena ini adalah acara keluarga Kalya ditambah status mereka saat ini. Well, mereka masih berteman dan Kalya pun tadi mengenalkannya sebagai teman, namun tentunya bukan teman biasa.

Acara akad nikah yang kental dengan adat sunda berjalan dengan lancar. Keluarga Kalya sendiri adalah keluarga jawa, terlihat dari seragam keluarga mereka yang sangat mewakili yaitu menggunakan kebaya kutu baru dan beskap. Rencananya acara adat jawa sendiri akan dilaksanakan saat ngunduh mantu di Jogja dua minggu lagi.

Mereka sedang menikmati hidangan yang disediakan sambil mengobrol ringan dengan beberapa sepupu Kalya, saat salah satu Bude Kalya menghampiri dan menyapa. Perlahan satu persatu sepupunya menyingkir.

COMFY-VersationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang