11.

362 82 0
                                    

"To! Tarik tangan gue buruan!!" Teriak Junghwan meminta tolong.

Karena setengah kakinya hampir tertelan monster dengan partikel tubuh yg bergerak bagaikan lintah menyerap perlahan kaki Junghwan.

Haruto memandang peristiwa menakutkan di depannya tanpa bergeming akibat shock, teriakan Junghwan segera menyadarkan lamunannya yg mulai hanyut.

"Otak gue macet sepersekian detik" ucapnya sembari meraih kedua tangan Junghwan yg mulai terseret sedikit jauh.

Haruto terus menariknya dengan sekuat tenaga sembari terus menembaki monster di kaki Junghwan hingga ia kehabisan peluru dan Haruto melemparnya begitu saja.

"Sial!! Tarikannya kuat banget" pekik Haruto.

"Tarik terus to!!" Seru Junghwan panik.

Junghwan terus menendang anggota tubuh monster itu di bagian yg lain, agar monster itu mengendurkan tubuhnya yg lain yg sedang melahap kakinya.

Haruto meraup segenggam tanah bercampur pasir di dekatnya, karena yg tersisa hanya itu sementara benda-benda lainnya sudah ia lemparkan tapi tetap tidak membuatnya melepaskan kaki Junghwan.

Ia melempar tanah itu tepat pada wajahnya dan berhasil membuat monster itu melepaskan kaki Junghwan, monster itu seperti terbakar oleh tanah yg di lempar oleh Haruto.

"Sebagian tubuhnya yg kena tanah terbakar!" Ucap Junghwan membulatkan matanya.

"Tanah salah satu kelemahannya?"

"Bisa jadi! Dimana kita bisa nemuin tanah di rumah ini?"

"Pikirin itu nanti! Sekarang kita lari dulu cari tempat aman" ujar Haruto menarik lengan Junghwan dan berlari menjauhi monster tersebut.

Doyoung bersama Yuna dan Jeongwoo kembali mengendap-endap di sepanjang lorong rumah, Jeongwoo terlihat begitu waspada berjalan di belakang Yuna, matanya terus memperhatikan keadaan sekitar hingga tubuhnya ikut berputar mengikuti kemana arah pengli...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung bersama Yuna dan Jeongwoo kembali mengendap-endap di sepanjang lorong rumah, Jeongwoo terlihat begitu waspada berjalan di belakang Yuna, matanya terus memperhatikan keadaan sekitar hingga tubuhnya ikut berputar mengikuti kemana arah penglihatannya.

"Hah!!" Hela nafas Jeongwoo membentak hingga membuat kedua temannya kaget bukan main.

"Ngapain sih kita ngendap-endap kaya gitu? Kan gak ada apa-apa" ucap Jeongwoo yg mulai lelah.

"Lo gila yah? Kita harus terus waspada Woo, lo kalo mau ketemu malaikat maut sendirian aja jangan ngajak-ngajak!" Dengus Yuna kesal.

"Masalahnya pinggang gue sakit gara-gara bungkuk mulu jalannya" bantah Jeongwoo.

"Ya lo tinggal jalan tegak aja Woo! Apa susahnya?" Tukas Doyoung.

"Gara-gara lo berdua gue reflex ikutan bungkuk njir!!".

"Badan lo nya aja yg latah!" Celetuk Yuna menaikan sebelah ujung bibirnya.

Jeongwoo tidak bisa membantah perkataan Yuna yg memang benar, tak lama Jeongwoo melihat sekelebat siluet hitam berlari dengan cepat masuk ke salah satu ruangan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Wehh apaan tuh!" Kaget Jeongwoo menepuk-nepuk pundak Yuna.

"Apa lagi sih Woo?! Kaki gue cenat cenut gara-gara lo kagetin mulu" geram Yuna.

"Tadi gue liat bayangan item masuk ke ruangan itu cepet banget gila! Kek sonic" seru Jeongwoo.

"Salah liat kali lo" tukas Doyoung.

"Gue beneran liat dengan jelas loh, tuh bayangan lari masuk ke ruangan itu" ujar Jeongwoo meyakinkan dengan telunjuk yg terus mengarah ke salah satu ruangan yg di sebutkan.

Doyoung pun spontan melihat kearah yg di tunjuk Jeongwoo, ia melihat kepala yg timbul di ambang pintu memperlihatkan kepalanya dengan posisi miring memandang kearah mereka dengan senyum menyeringai, yg lebih menyeramkannya lagi kepalanya masih berbentuk siluet.

Doyoung langsung menutup kedua matanya dengan tangang sambil bergumam. "Pait 8x" dengan tubuh yg bergetar.

"Lo juga kenapa sih Doy?" Tanya Yuna menghela nafas lelah.

Mata Jeongwoo berkeliaran ke berbagai arah di sekitar mereka, takut kalau-kalau seekor tawon berada di sekelilingnya.

"Itu tadi setan kan? Bukan orang!" Ujar Doyoung balik bertanya.

"Anjir!! Gue kira tadi tawon" seru Jeongwoo siap memeberikan sebuah pukulan.

Rumah NenekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang