8.

357 85 3
                                    

"Yuna! Yuna!" Panggil Jeongwoo menepuk nepuk pipinya.

"To! Yuna pingsan doang kan? Kaga mati!" Tanya Jeongwoo.

"Pingsan doang itu, liat noh dadanya masih kembang kempis"

"Mesum lo! Gak sopan liatin dada perempuan" ujar Jeongwoo.

"Emang dia perempuan?"

Jeongwoo menggaruk belakang kepalanya yg tak gatal. "Bingung juga sih gue, mukanya sih perempuan tapi kelakuan kaya laki".

Haruto menghela nafas kasar. "Bang Doyoung sama Junghwan lama amat sih gak balik balik".

"Kesasar kali mereka, ini rumah kan gede mana gelap"

"Susulin aja yuk! Kasian Yuna" ujar Haruto mengajaknya.

"Terus si Yuna gimana? Tega banget lo mau ninggalin dia disini" kesal Jeongwoo.

"Ya lo gendong lah, gue juga gak mungkin ninggalin dia disini sendiri"

"Apa lo bilang! Gue yg gendong? Lo aja" sungut Jeongwoo.

Haruto memiting leher Jeongwoo hingga membuatnya tak berkutik.

"Gendong!! Bahu lo lebar jadi enak buat sandaran" Haruto masih memiting leher Jeongwoo.

"Iya! Iya! Gue gendong, lepasin njir!" Jeongwoo mengusap lehernya yg lumayan sakit ketika Haruto sudah melepaskannya.

"Gitu kek nurut dari tadi" ujar Haruto.

"Sini pistol lo biar gue di jalan di depan" tambah Haruto.

Kemudian mereka bertiga keluar dengan hati hati meninggalkan tempat aman itu, dengan mengendap endap menyusuri lorong yg terdapat beberapa pintu kamar di kedua sisinya.

Haruto begitu waspada memimpin langkah Jeongwoo yg sedang menggendong Yuna masih dalam keadaan tak sadarkan diri di punggungnya dengan kaki yg terbalut t-shirt Doyoung.

"Wan kita gak bisa lama-lama ngumpet disini! Kasian Yuna" Doyoung hendak keluar dari bawa meja makan meninggalkan Junghwan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wan kita gak bisa lama-lama ngumpet disini! Kasian Yuna" Doyoung hendak keluar dari bawa meja makan meninggalkan Junghwan.

Namun Junghwan menarik kembali tangannya dan membuat kepala Doyoung membentur bagian sisi meja  dan membuat beberapa piring dan gelas yg berada di atasnya saling beradu.

Membuat suara yg cukup nyaring, seketika atensi monster itu beralih mendekati ruang makan yg kini berisikan Doyoung bersama Junghwan tengah bersembunyi di bawah meja makan.

"Bisa sabar dikit gak?! Tuh monster masih ada di sekitar sini, jadi malah ngedeketin dia" ujar Junghwan kesal.

"Lawan aja napa sih Wan! Kita bawa senjata ini" tukas Doyoung.

"Lo pikir tuh monster bakal kalah ngelawan piso daging sama pentungan?! Yg ada kita yg di hap! Sama dia" ujar Junghwan.

Junghwan bukan tanpa alasan memilih untuk bersembunyi, karna dia saja merasa tidak mampu untuk melawan monster yg ukurannya menjadi sangat besar dan menakutkan.

Percuma saja! membunuh monster itu hanya akan membuang energinya, karna Junghwan sadar bahwa monster itu tidak bisa mati dan malah menyatu dengan beberapa monster lainnya yg mati.

Terlihat dari beberapa anggota tubuhnya, banyak kaki dan tangan yg menjuntai seolah monster itu bisa saling menghisap dan menyatu walaupun tidak dalam keadaan sempurna.

Tapi Junghwan sangat yakin bahwa kekuatan yg di miliki monster itu pasti begitu besar hingga membuatnya merinding.

Pasrah! Junghwan dan Doyoung sempat merasa putus asa ketika monster itu datang kearah mereka, namun ternyata monster itu berbalik dan pergi dengan terburu buru menjauh dari tempat mereka berada.

"Gue belum mau mati disini! Gue belum nyatain cinta sama Yuna" ujar Doyoung sambil menutup matanya karna takut.

Plak!!

Junghwan memukulnya lengan Doyoung yg masih meracau hal-hal random saking takutnya.

"Lo gak jadi mati bang, monsternya udah pergi" ujar Junghwan berjalan keluar dari bawah meja.

"Alhamdulilah!!" Seru Doyoung yg juga ikut mengekori Junghwan.

Haruto tanpa sengaja melempar satu pistol di tangannya mengenai monster besar yg berjalan kearah ruang makan karna kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto tanpa sengaja melempar satu pistol di tangannya mengenai monster besar yg berjalan kearah ruang makan karna kaget.

"Lo tololnya koq tolol banget sih!" Seru Jeongwoo menghela nafas lelahnya.

"Gak sengaja gue kaget!!"

"Lari! Lari!" Seru Jeongwoo berbalik arah.

Dan kini mereka asal memasuki kamar terdekat untuk bersembunyi.

"Itu fix monster yg kita tembak sebelumnya" ujar Jeongwoo dengan nafas yg memburu.

"Gila!! bisa upgrade naik level begitu" ucap Haruto.

"Mereka gak bisa mati dong!" Seru Jeongwoo.

"Sssttt! Diem" Haruto membekap mulut Jeongwoo.

Tubuh mereka berdua bergetar menahan takut ketika monster itu perlahan melewati kamar yg mereka isi.

Haruto menghela nafas lega saat monster itu tidak menyadari keberadaan mereka di dalam kamar itu, ia berjongkok karna merasa sangat lemas di buatnya.

"Gila tangan lo bau asem" celetuk Jeongwoo.

"Tadi gue abis garuk ketek! gatel!" Jawab Haruto santai.

"Cuiiihhh!! Ganteng-ganteng jorok"




Kalian lama nunggu gak? Maaf yah hehe

Next?

Rumah NenekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang