16.

329 84 3
                                    

"WOI ANJING!! ADE GUA LO APAIN BANGSAT!!" bentak Haruto membanting spatula yg semula ia genggam saat menemukan ruangan terpisah di dalam ruang rahasia.

Haruto membulatkan matanya melihat adik kembarnya tampak pucat dan lemas dengan tangan yg terikat ke atas, yg lebih membuatnya marah perut di sebelah kiri Jeongwoo berlumuran darah.

Tidak salah lagi, Jeongwoo ditusuk lumayan dalam. Jeongwoo sudah sangat kesakitan hingga ia tak kuasa merintih saking lemasnya.

"To.. Lari!! Dia berbahaya" ujar Jeongwoo teramat lirih meminta kembarannya untuk pergi menyelamatkan dirinya sendiri.

Namun bukannya menuruti keinginan Jeongwoo, justru Haruto berlari ke arah si buruk rupa itu tanpa peduli dengan belati yg berlumuran darah yg siap menikamnya.

Haruto justru lebih dulu melumpuhkannya dengan melayangkan sebuah teflon tepat di wajahnya sebelum ia berhasil menikam Haruto.

Haruto memukulinya tanpa ampun seperti orang kerasukan, tanpa sadar Haruto sudah membuat wajahnya hancur bahkan tak ada lagi gigi yg menempel pada gusinya.

"Jeongwoo!! Yuna!!" Panggil Doyoung juga Junghwan yg terlambat menyusul karena mereka berpencar ketika mencari keberadaan mereka berdua.

"Doy!!" Panggil Yuna dengan isak tangis yg mengiringi ketika Doyoung segera berusaha membuka tali yg mengikat tangannya.

Seketika Yuna jatuh kedalam pelukannya ketika tali yg membelenggunya lepas dengan sempurna.

"Pipi lo kenapa gini?" Tanya Doyoung ketika melihat sayatan yg lumayan panjang di pipi Yuna serta darah yg mengalir mulai kering.

"Kaki lo! Kenapa berdarah lagi?" Doyoung juga melihat luka di kaki Yuna yg terbalut kain kasa mengeluarkan darah hingga rembes.

"Woo!! Lo harus bertahan" ujar Junghwan yg berusaha membuka tali yg mengikat tangan Jeongwoo.

Kemudian Jeongwoo terjatuh dengan keras ke lantai yg dingin ketika talinya terlepas.

"Woo... Bertahan!!" Junghwan menangis melihat keadaan Jeongwoo yg begitu mengerikan.

"BANGSAT LO!!"

"BERANINYA LO BIKIN ADE GUA SEKARAT!!"

bentak Haruto di setiap pukulannya, sudah sehancur itu pun, siburuk rupa itu masih bisa tersenyum tanpa rasa bersalah seperti seorang psychopat.

Haruto semakin brutal melayangkan tinjunya kala si buruk rupa tertawa.

"Aaaarrrrggghhhhh!!!"

"To!!!" Teriak Junghwan menyadarkannya.

"Jeongwoo butuh pertolongan" tambahnya.

Haruto akhirnya mengalihkan atensinya kepada adik kembarannya yg terlihat begitu lemas, ia membiarkan kepalanya bersandar pada pahanya dengan tangis yg sudah membanjiri wajahnya.

Kini giliran Doyoung yg manatapnya penuh nafsu amarah tidak terima gadisnya di lukai hingga membuatnya menangis.

"Kenapa lo lakuin ini semua sama kita HAH!" Bentak Junghwan mencengkram kerah bajunya.

"Karena manusia hina seperti kalian pantas untuk mati" tawanya membuat Doyoung semakin kesal.

"Apapun dendam lo, dan apapun kekecewaan lo, itu semua gak ada hubungannya sama kita"

"ADA! KALIAN SEMUA GAK PANTES BUAT HIDUP!!" Bentaknya dan tertawa kemudian menangis.

"Kita bahkan gak kenal sama lo anjing!!" Junghwan menatapnya bengis.

"Karena kalian manusia yg memiliki paras rupawan, ORANG-ORANG SEPERTI KALIAN TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI PENDERITAAN ORANG SEPERTI GUA INI!!"

"maksud lo apa? Kalo lo mau cantik dan ganteng kaya kita-kita ini ya pake SKINCARE!! ketauan kaga pernah pake skincare" timpal Doyoung.

"Doy!! Jangan goblok sekarang bisa gak?" Celetuk Yuna menyentil mulut Doyoung.

"Dengerin gua! Lo gak ada hak bunuh kita cuma karna kita memiliki paras yg cantik maupun ganteng" tukas Junghwan.

"WARGA DESA JUGA GAK PUNYA HAK BUNUH KELUARGA GUA HANYA KARENA MEMILIKI ANAK DENGAN WAJAH BAGAIKAN MONSTER!!" Sentaknya membuat kelima remaja itu terdiam.

"WARGA DESA JUGA GAK PUNYA HAK BUNUH KELUARGA GUA HANYA KARENA MEMILIKI ANAK DENGAN WAJAH BAGAIKAN MONSTER!!" Sentaknya membuat kelima remaja itu terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari sini kita bakal flashback tentang si buruk rupa yah😘

Rumah NenekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang