Junghwan mulai mengendap endap keluar dari dapur mencari keberadaan teman temannya, dengan pisau daging dan sebuah pentungan di kedua tangannya.
Matanya terus waspada melihat keadaan sekitar dan sesekali memutar pentungan ala film kungfu serta tubuhnya yg ikut memasang kuda kuda.
Pelan pelan kakinya terus berjalan menyusuri setiap lorong, tiba tiba ia mendengar derap langkah yg semakin mendekat kearahnya.
Junghwan tidak bisa melihat sosok seperti apa yg mendekatinya, dan dengan siaga Junghwan mengeratkan genggamannya pada kedua senjatanya bersiap untuk menghajar sosok tersebut.
"Aaaaaaa!!!" Teriak Doyoung yg hampir saja di buat pingsan oleh Junghwan.
Suara derap langkah tadi berasal dari Doyoung dan juga Yuna.
"Bangke lo ya!! ngagetin aja, untung yg gue sodorin pentungan bukan piso" bentak Junghwan.
"Sialan!! Gue kira bakal mati hari ini" ujar Doyoung mendengus kesal. Dadanya kembang kempis akibat panik.
"Lo ngapain bawa begituan?" Timpal Doyoung bertanya.
"Ya buat jaga jaga lah, takutnya nanti di ngap sama tuh makhluk jelek" seru Junghwan.
"Hehe bener juga, bagi satu" cengir Doyoung.
"Bener! Bener! Oon di pelihara.. Kambing di pelihara biar gemuk" ketus Junghwan merasa kesal.
"Heh! Ngapain malah debat disini, nanti aja di meja hijau kalo mau debat.. Buruan cari tempat aman dulu! Capek" ujar Yuna merasa geram pada kedua temannya.
Yuna segera mendorong kedua temannya agar bergegas sebelum sosok menyeramkan tadi kembali datang.
"To.. Emangnya kita bakal disini terus apa?"
"Bentar napa woo, gue kena serangan panik nih" ujar Haruto.
"Laga lo serangan panik, bilang aja takut" ujar Jeongwoo meledek.
Duk! Duk! Duk! Duk!
Hentakan keras dari langit langit rumah membuat mereka berdua terkejut dan saling memeluk.
"Hihhh!! Ngapain lo peluk peluk gue?!" Seru Haruto mendorong tubuh kembarannya.
"Dihh! Lo yg peluk peluk gue juga" ujar Jeongwoo tak kalah sewot.
"Takut kan lo! Sok sok an ngeledekin gue"
"Biasa aja si.. Woles!"
Kemudian Haruto bangkit berdiri, membuka sedikit pintu guna memastikan keadaan di luar. Dirasa cukup aman Haruto memberikan kode menggoyangkan jari tengahnya tanpa melihat pada Jeongwoo agar ikut keluar bersamanya.
"Dihh si anjirr!! Belom aja gue patahin tuh jarinya" ketus Jeongwoo.
"Woo buruan!!" Panggil Haruto sedikit keras.
Braaakkk!!!
Sesuatu jatuh dari atas, sontak mereka segera berlari berhamburan keluar. Yg menyebalkan adalah Haruto berlari sambil berteriak dengan suara deepnya.
"Huaaaa!!! Huaaaa!!"
Jeongwoo mulai kesal di buatnya, dan berhenti sejenak mengambil sendal jepit di kakinya siap untuk di layangkan ke arah Haruto.
"Aduhh!!" Pekik Haruto, sendal jepit Jeongwoo mendarat tepat di kepalanya.
"Berisik tolol!! Entar tuh setan kalo ngejar kita gimana" bentak Jeongwoo.
"Kayaknya udah deh woo.." Ujar Haruto membulatkan matanya menunjuk sesuatu tengah mendekat di belakang Jeongwoo.
Jeongwoo yg penasaran menoleh sebentar ke arah belakang dan langsung berlari bersama Haruto.
Haruto dan Jeongwoo kembali memasuki ruangan asing dan langsung menutup pintunya dengan keras, mereka berdua berusaha menahan pintu dengan tubuhnya yg di dobrak paksa.
"Kayaknya gak cuma satu deh" ujar Haruto
"Kayak lagi kena ciduk warga sekampung" ujar Jeongwoo mengatur nafasnya yg menggebu.
"Gimana caranya kita keluar kalo kaya gini?"
"Lo sih pake acara teriak teriak tadi, jadi pada nyerbu kita semua" ujar Jeongwoo kesal.
Tak berselang lama, suara gebrakan pintu berhenti seolah makhluk makhluk itu sudah pergi meninggalkan mereka.
Mereka berdua akhirnya bisa bernafas lega, dan terduduk di lantai sembari mengatur nafasnya.
"Ini ruangan khusus barang antik apa yah? Koq isinya senjata semua" Haruto melihat sekeliling ruangan yg terdapat lemari lemari tempat penyimpana senjata.
Berbagai jenis senjata semua tersimpan rapih di dalam lemari kaca tersebut, kemudian membuka salah satu lemari yg menyimpan beberapa senjata api.
Awalnya Haruto hanya ingin melihat dengan jelas bahwa senjata api itu asli, setelah memastikannya Haruto memeriksa isi pelurunya.
Kemudian mulai mencari stok peluru yg ada di dalam laci laci kecil, ia masukan semua peluru yg ada kedalam saku celananya.
Haruto membawa pistol tersebut bersamanya.
"Woo senjata disini asli semua"
Jeongwoo mengerti dengan apa yg dimaksud Haruto, ia segera bangkit dan mencari beberapa senjata untul berjaga jaga.
Mereka berdua telah siap untuk menghadapi para makhluk itu dengan senjata yg ada, tanpa rasa takut Jeongwoo perlahan membuka pintunya.
Hay guys gimana? Agak ngalor ngidul yah
Gpp yg penting asikin aja hehe.Jangan lupa vote dan komen pokoknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nenek
HorrorBerawal Doyoung mengajak teman-temannya pergi untuk mengunjungi rumah sang nenek yg terdapat di sebuah pergunungan yg indah, juga bermaksud untuk mengajak mereka semua berlibur terutama rencananya yg akan menyatakan cinta kepada sang pujaan hati yg...