Berawal Doyoung mengajak teman-temannya pergi untuk mengunjungi rumah sang nenek yg terdapat di sebuah pergunungan yg indah, juga bermaksud untuk mengajak mereka semua berlibur terutama rencananya yg akan menyatakan cinta kepada sang pujaan hati yg...
Si buruk rupa bernama (Rohman) lahir tanpa di ketahui siapapun bahkan orang-orang desa, kedua orang tuanya bukan dari kalangan orang yg ber-ada.
Hidupnya cukup sulit dalam persembunyian karena mereka takut kalau anaknya mendapatkan penolakan dari warga dengan parasnya yg begitu buruk bahkan bisa di bilang menyerupai monster.
Keluarga kecil itu sama sekali dalam keadaan susah dalam segi materinya, bahkan untuk makan sehari tiga kali saja sang ayah tidak mampu untuk memberikannya.
Terkadang hidup Rohman selalu di selimuti kelaparan dan kedinginan ketika musim hujan mereka tidak mampu untuk membeli sehelai selimut.
Hingga pada suatu hari, Rohman yg mulai beranjak dewasa merasa geram karena terus terkurung di dalam rumah tanpa ada satupun warga yg mengenalinya.
Ia terus memberontak kepada orang tuanya agar dapat di ijinkan untuk pergi menatap dunia luar yg terang bahkan mengunjungi desa yg jaraknya tidak terlalu jauh dari dalam hutan tempatnya tinggal.
Namun bukannya Rohman mendapatkan udara bebas, malah yg ia dapat lemparan batu kerikil ke seluruh tubuhnya akibat rasa takut beberapa warga yg melihat ngeri kearahnya.
"PERGI MONSTER!!"
"pergi dari sini!!"
"Jangan mendekat!!!"
"Ibu!! Aku takut.. Ada monster"
Hujatan demi hujatan, semua penolakan tertuju padanya seketika dan merasuk begitu cepat kedalam runggunya hingga menusuk hatinya.
Namun Rohman tidak begitu peduli, sebab apapun yg warga desa katakan bukan hal yg benar. Memang apa salahnya terlahir dengan wajah buruk rupa toh! Dia masih manusia, bukan mosnter seperti yg di katakan warga desa.
Dia terus menikmati suasana desa yg ramai tanpa peduli dengan perkataan para warga, bahkan wajahnya yg terluka akibat hantaman batu dari beberapa bocah tidak berhasil membuatnya gusar.
Hingga suatu ketika segerombol warga desa mendatangi rumahnya yg berada tak jauh di dalam hutan saat malam, mereka semua bersenjata.
Ada yg membawa parang, ada juga yg membawa golok serta kapak berjalan dengan penuh keberanian mendekati kediamannya yg amat damai.
Rohman dan keluarganya yg tidak tahu menahu dengan aksi brutal warga yg tiba-tiba saja melemparkan sebuah obor ke atas rumahnya yg terbuat dari anyaman daun pandan itu.
Seketika membuat api membakarnya dengan cepat, seisi rumah gubul kecil itu panik di buatnya. Beberapa orang warga memanggil nama kedua orang tuanya dengan keras agar mereka segera menanggapi dan keluar dari sana.
Ayah dan ibu yg tahu kondisinya akan sangat berbahaya memilih untuk menyerahkan diri.
"Lalu bagaimana dengan Rohman yah?" Tanya Rohman panik.
"Kamu lari sejauh mungkin dari sini, dan jangan sampai tertangkap". Ujar sang ayah menangkup wajah Rohman penuh kasih.
"Rohman gak mau pergi sendirian, Rohman gak kenal siapa-siapa" bocah remaja itu menangis.
"Jangan pikirkan itu, sebisa mungkin kamu harus tetap hidup"
"Ayah dan ibu menyayangimu nak.. "
Setelahnya Rohman benar-benar pergi berlari masuk lebih dalam kedalam hutan di malam hari sambil menangis.
Ia bahkan tidak memiliki rasa takut saat melewatinya, sedangkan kedua orang tuanya telah mati di bunuh warga desa, bahkan jasadnya mereka bakar bersama dengan rumah gubuk miliknya hingga tak bersisa.
"Aku akan menjadi orang yg pintar dan membalas semua perbuatan mereka yg sudah mengusik ketentraman keluargaku yg tak berdosa"
Beberapa tahun kemudian Rohman kembali mengunjungi desa masih dengan penampilannya yg sama namun memiliki kepintaran di bidang sains.
Ia menghabiskan waktunya berkerja di sebuah perpustakaan besar dengan damai dan tanpa terlihat orang lain, karena ia takut apa yg telah menimpa ayah dan ibunya terulang kembali.
Sebisa mungkin Rohman hidup dengan sangat berhati-hati, dengan banyak membaca buku apa saja yg ia minati secara gratis.
Sejak kembalinya Rohman tanpa di sadari warga desa, keadaan di desa menjadi amat mencekam mulai dari penculikan anak-anak hingga tak bersisa dan tidak bisa di temukan jejaknya.
Tak hanya di sampai disitu, setelah semua anak-anak di desa itu habis. Perlahan satu persatu para orang dewasa ikut menghilang secara misterius.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itulah penyebab desa dekat rumah sang nenek nampak begitu sepi, karena memang semua penghuninya telah hilang secara misterius tak bersisa seorang pun.
Rohman bekerja di rumah nenek Doyoung dan secara diam-diam membuat ruangan rahasia itu sendirian, disanalah tempat Rohman ber-experimen dengan jasad para warga desa.
Ia menciptakan monster yg ia sendiri tidak dapat mengendalikannya, ia ingin seluruh desa merasakan bagaimana hidup menjadi seorang monster yg mereka takuti dan saling membunuh pada akhirnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rohman! Rohman! Bikin geleng kepala author aja nih si Rohman 🤣🤣