Eight~

4.2K 424 13
                                    

Kinn meninggalkan ruangan itu dengan rasa sesak.

Hutan, itu adalah tempat dimana separuh jiwanya terenggut, tempat dimana untuk pertama kalinya dia mulai kehilangan senyum.

Bayang-bayang yang selalu ia coba lupakan, kini terus berputar, bahkan teriakan itu masih begitu terasa nyata.

Kinn bergegas menuju mobilnya, memerintahkan pada Pete untuk segera pergi dari sana.

Hal itu tidak luput dari pandangan Lyla, gadis itu melihat bagaimana raut wajah sang kakak yang menampilkan ketakutan dari jendela kaca ruang kelas nya.

Tapi dia tidak mengerti, apa yang membuat kakaknya bisa seperti itu.  Masalah apa yang di bicarakan dengan gurunya?

Pemikiran itu terus berputar sampai Macau datang. "Jangan melamun, atau kau akan kerasukan," canda nya, dengan sedikit tawa.

Lyla tersenyum kecil, "Apa yang kau bicarakan dengan Phi Vegas tadi?"

"Sekolah akan mengadakan tour ke hutan, aku bilang pada Phi agar mengizinkanku ikut, Phi sempat menolak, tapi akhirnya dia menyetujui keinginan ku," jelas Macau, membuat Lyla mengerti kenapa kakaknya seperti itu tadi.

Dan sudah dipastikan, dia tidak akan ikut dalam tour ini.

🥀

Vegas tengah memeriksa beberapa berkas yang belum selesai akibat dirinya yang demam.

Saat tangannya hendak mengambil berkas lain, netra nya melihat benda kecil yang diberikan oleh Lyla kemarin.

Dia belum sempat untuk membuka, jadi sekarang dia akan memeriksa isi di dalam nya.

Patung kecil angel, Vegas tidak mengerti kenapa Lyla memberikan nya ini.

Tapi akhirnya dia menaruh patung itu di sebelah foto ibunya.

Dan dalam sekejap, ingatan nya kembali pada reaksi Kinn pagi tadi.

Dia paham kenapa Kinn seperti itu, seseorang akan mengalami rasa trauma pada tempat atau sesuatu yang telah membuat nya begitu merasa sakit.

🥀


Kinn melakukan pekerjaan nya dengan tergesa-gesa, tidak seperti biasanya.

Hal itu membuat para karyawan nya merasa heran, pasalnya Boss mereka itu paling teliti dalam pekerjaan.

"Apa aku ada meeting, Pete?" tanya nya pada Pete, sang kepala bodyguard sekaligus merangkap sebagai sekertaris nya.

"Tidak ada, Tuan Kinn," jawab nya.

Kinn mengangguk kecil, hingga Pete mendapatkan informasi bahwa seseorang ingin bertemu dengan Kinn.

"Tuan, Nona Tara ada di bawah, dia ingin bertemu, ujar resepsionis," lontar Pete, Kinn tidak membalas tetapi dia segera berdiri dan berjalan dengan langkah berat menuju ke bawah.

Ayahnya akan melakukan apapun agar perjodohan ini dapat berjalan dengan baik, meskipun dia tidak suka, tetapi janji tetap lah janji.

.
.
.

Tara tengah duduk sembari membaca majalah, perhatian nya langsung teralih saat melihat siapa yang baru keluar dari lift.

Fortissimum✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang